8. The Twins

1.4K 104 1
                                    

Happy Reading 💚

*******

"Kamu pasti, Jeno."

Jeno menoleh, disampingnya duduk seorang pria paruh baya seusia Ayahnya yang tampak kelelahan, setelah mengurus ini dan itu akibat kecelakaan yang menimpa ayah.

Beliau Dali, mandor proyek yang tadi membantu mengantar Jiseok hingga kedepan pintu ruang operasi.

Jeno yang sedikit terkejut mengetahui ada orang lain yang mengenalnya, hanya bisa menatap pria disampingnya dengan kening yang berkerut, "Bapak mengenal saya?"

Hembusan napas kasar Dali terdengar. Mengusir sesak yang sajak tadi memenuhi seluruh rongga dadanya. Dengan mata yang memandang lurus kedepan, Dali kembali menerawang semua perbincangannya bersama Jiseok. Mengenai semua kenangan yang mereka miliki bersama.

Lalu dia terkekeh, "Tentu saja saya kenal. Setiap hari yang Ayahmu bicarakan cuma kamu dan saudaramu."

"Saudara, ya?" Lirih Jeno.

Sudah lama sejak terakhir ia bertemu dengan kembarannya itu. Bertahun-tahun dan hanya secuil kenangan kecil mereka yang dapat Jeno ingat. Hanya tawa secerah matahari di musim semi-nya yang Jeno ingat. Sisanya dia merasa asing dengan pemuda yang beberapa hari berlalu-lalang dipikirannya itu.

"Saya hanya melihat sekali foto kecil kalian yang selalu ada di dompet tua milik Ayah kamu. Tapi entah bagaimana, saya merasa melihat tumbuh kembang kalian dari setiap cerita Ayahmu." Dali tersenyum masam, bayangan wajah Jiseok saat bercerita tentang kedua anak kembarnya, dan wajah Jiseok yang bersimbah darah membuat udara disekitarnya menipis. Ia kesulitan mengambil napas untuk beberapa waktu.

Maka, sebelum kembali menambahkan, Dali menarik napas dalam, "Jeno inilah, Jaemin itulah, dia ceritakan berulang sampai saya hampir merasa bosan. Haha, padahal saat itu dia datang pada saya untuk urusan lain. Tapi begitu cerita anak-anaknya disinggung, dia malah melantur kemana-mana."

Hening. Cerita Dali membuat dada Jeno semakin terasa sesak. Ditambah sesekali dada kirinya berdenyut nyeri, membuat remaja itu meringis beberapa kali. Hal itu pun tidak luput dari perhatian pria paruh baya disampingnya.

"Jaga jantung itu dengan baik. Hargai pengorbanan keluargamu untuk kesembuhan yang kamu miliki sekarang."

Jeno mengernyit, menatap bingung pada Dali yang saat ini justru terlihat acuh. Entah bagaimana Jeno merasa bahwa atasan Ayahnya itu tahu banyak tentang keluarganya.

"Jiseok pernah bilang, suatu saat nanti, anak-anaknya akan hidup dengan baik meskipun latar belakang mereka tidak sebaik yang lain. Dia bilang, dia percaya kalian lebih dari dia mempercayai dirinya sendiri."

Jeno hendak mengajukan satu persatu pertanyaan yang kini semrawut di kepalanya, saat seseorang berlari menghampiri mereka. Dengan napas tersengal-sengal, remaja itu berhenti tepat dihadapan Dali.

"Paman, dimana Ayah?" Tanyanya, setelah beberapa kali terbata karena gemuruh di dada. Wajahnya berantakan, dengan jejak air mata dan keringat bersatu membasahi wajah remaja itu.

Kemudian satu nama yang terucap dari mulut pria disampingnya mampu membuat seluruh tubuh Lee Jeno membeku. Jeno mendongak hanya untuk menemukan wajah Jaemin yang dipenuhi peluh.

The Twins ~ Jaemin x JenoWhere stories live. Discover now