56

261 34 7
                                    

"Dia... menyeramkan," celetukan dari Chifuyu disetujui oleh mereka yang tengah mengintip di balik pintu. Tidak ada satupun yang berbicara saat melihat tingkah Takemichi barusan, mereka terlalu terkejut akan tindakan yang diperlihatkan olehnya.

"Aku bahkan hampir lupa jika pria yang tengah tertawa itu tidak bisa melukai seekor semut," Baji menghela napas pelan. "Hey, apa kalian menyadarinya?"

Kazutora berdeham pelan, "All of us. Semenjak hari di mana ia bangun, aku sudah tidak bisa melihat Takemichi yang cengeng lagi."

"Apa ini pertanda buruk?" tanya Inupi.

"Tentu saja tidak, ini adalah awal yang bagus." South datang dengan Kisaki, ia tersenyum kecil dan melihat dari balik kaca bagaimana tingkah laku Takemichi saat ini. "Baji-san, Kazutora-san, jangan lupa pindahkan mereka ke tempat yang lebih nyaman. Dan pastikan mereka bisa melihat semuanya dengan jelas," ujar South berlalu dan masuk ke dalam ruang tersebut.

"Sejak kapan dia bisa memerintah kita seenaknya?" ada nada tidak senang saat Kisaki mendengar permintaan dari South, "Kenapa dia bertingkah seperti Takemichi?"

Inupi menepuk pelan pundak Kisaki, "Lupakan pria itu, kita hanya perlu mengurus sisanya. Setelah itu—boom! Kehancuran bagi Bonten," tersenyum manis pada rekan-rekannya, Inupi meminta mereka untuk meninggalkan Takemichi.

"Percaya pada Takemichi jika kalian tidak bisa mempercayai South," Kisaki mengangguk setuju. Untuk sesaat ia bisa melihat dengan jelas jika di dalam sana Takemichi sangat bahagia, mungkin saja ucapan Inupi itu benar, kan?








"Coba cari gedung yang tidak terpakai di sekitar area sini, entah kenapa tempat mereka tidaklah jauh dari sekitar kita."

Ran dengan cepat mengetikkan sebaris kalimat sesuai arahan Rin, ia dengan cepat memindai dan mengurutkan setiap gedung yang telah terbengkalai di kota.

"Lima gedung tidak terpakai, tiga diantaranya menjadi bangunan terbengkalai baru-baru ini. Satu bangunan tidak selesai dan gedung enam tingkat, aku rasa gedung terakhir bukan yang kita cari."

Rin mengangguk mendengar setiap untai kalimat dari Ran, ia sedikit merasa familiar dengan gedung yang ada di foto. Tapi setiap bangunan yang ada juga memiliki bentuk yang sama, "Apa ada hal lain yang bisa dijadikan petunjuk?" gumam Rin sembari menggigit bibirnya.

Sekali lagi, Ran melihat foto tersebut. Dengan teliliti ia memindai segala kemungkinan yang ada. Foto ini baru dikirim hari ini, dan—tunggu dulu, apa ini seperti yang ia pikirkan?

"Aku tahu di mana mereka," Ran mulai mengetikkan huruf-huruf pada kolom pencarian. "Aku merasa pernah melihatnya dan benar saja, gedung itu masih berada di sekitar area sini. Butuh tiga jam untuk sampai ke sana jika kita menggunakan mobil, bagus."

"Great," Rin berseri senang. Ia berjalan terburu menuju telepon gantung di dalam ruang tersebut, tidak perlu menunggu lama sambungan terjawab dan Mikey yang langsung mengangkatnya.

"Lokasi sudah ditemukan, berikan perintah selanjutnya."

"Kepung gedung tersebut, habisi siapa saja yang menghalangi. Dan sisakan Hanagaki untukku, biar aku yang tangani."

"As you wish my king."








Dinginnya angin malam tidak mengurangi niat Takemichi dalam berdiam diri. Di atas gedung tua terbengkalai, ia menikmati segala rasa yang ada dalam dirinya. Lintingan tembakau yang sisa setengah ia buang begitu saja, ini bukan dirinya saat menghisap asap tersebut.

Padahal waktu masih menunjukkan sembilan malam, tapi dirinya sudah bisa merasakan bencana yang akan datang saat ini. Mungkin firasatnya benar dan lagi, semakin banyak yang ia lihat semakin sering juga dirinya pingsan tanpa mengenal waktu. Entah apa maksudnya, hal itu justru sangat menyebalkan.

"Mereka akan segera datang," suara South yang tiba-tiba memasuki pendengarannya membuat Takemichi membalikkan badan. Ia hanya mengangguk tanpa berniat membalas pemberitahuan tersebut.

"Ya, memang sudah seharusnya mereka datang. Dua anggota mereka ada di sini," Takemichi mengangkat kedua tangannya guna merilekskan tubuhnya yang terasa kaku. "Ah, sialan. Aku ingin ini segera berakhir."

South terkekeh pelan mendengar umpatan dari Takemichi, ia merasa sudah terbiasa mendengarnya akhir-akhir ini. Pria itu bahkan bisa lebih bebas mengekspresikan segala hal yang ia rasa, Takemichi menjadi jauh berbeda dari saat mereka bertemu pertama kali.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu? Aku ragu jika teman-temanmu itu bisa mengerti," untuk sesaat Takemichi bisa rasakan nada khwatir yang terselip dalam kalimat barusan. Tapi yang sedang berbicara ini adalah South Terano, pria tinggi yang sebenarnya bisa membunuhmu kapanpun ia mau.

Jadi saat mendengar kalimat tersebut terucap, Takemichi menjadi ragu dengan pendengarannya.

"Kamu membuatku takut," ujar Takemichi.

"Haha, sialan. Baiklah, terserah apa katamu. Asal bocah Roppongi itu menjadi bagianku, aku tidak akan ikut campur lagi dalam masalah percintaan kalian."

"Ugh, percintaan, ya? Sialan betul, aku jadi ragu kenapa semua ini harus dilakukan."








Enam mobil sedan hitam berhenti tepat di depan gedung tua yang terbengkalai, mereka keluar dari mobil secara serempak dengan pistol laras panjang pada setiap orang. Dengan jas hitam serta penutup wajah, mereka masuk dan mengepung gedung dengan segera.

Mikey yang keluar paling akhir menatap gedung tersebut dengan pandangan sulit diartikan, perasaan buruk tiba-tiba saja merasuk dalam dirinya. Ia merasa jika malam ini seseorang yang penting baginya akan menghilang dan tidak akan kembali.

Menggeleng pelan, Mikey berjalan penuh wibawa saat memasuki bagunan tersebut. Berada di pinggir kota dekat hutan dan diapit bangunan tua lainnya, menjadikan tempat ini cocok untuk orang sepertinya berada.

"Bagaimana keadaan sekitar?" tanya Mikey tenang.

"All clear. Seluruh area dalam jangkauan seratus meter sudah diamankan, jadi siapapun yang mencoba kabur akan segera tertangkap." ujar Takeomi.

"Pastikan tidak ada satupun dari mereka yang lolos, aku ingin—"

"Halo tuan-tuan sekalian, senang akhirnya kita bisa bertemu."

◆◇◆◇◆◇◆◇

Maaf gak jadi up semalam, badan tumbang karena udah lelah🤦‍♂️

Terima kasih bagi kalian yang masih stay untuk baca cerita ini, mohon bersabar untuk kelanjutannya (≧∇≦)/

Jika ada typo akan diperbaiki nanti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wabi-Sabi [MAITAKE]Where stories live. Discover now