26

336 51 4
                                    

"Kak... geli," Takemichi memiringkan lehernya ke samping, memberikan akses penuh pada kekasihnya.

Satu, dua, entah berapa banyak hickey yang kak Mikey berikan padanya, ia sudah kehilangan hitungan.

Takemichi memperbaiki posisi tidurnya, di atasnya ia biarkan ka Mikey berbuat sesuka hati. Ia sendiri sibuk dengan iPad milik kekasihnya, matanya tak henti mencari referensi film untuk nanti mereka tonton.

"Ayo tidur, aku ngantuk."

Rengekan dari Takemichi tidak ia gubris, mulutnya masih sibuk memberikan tanda pada leher jenjang sangat kekasih. Tangannya sesekali masuk ke dalam kaos yang dipakai Michi dan mengelus perut ratanya.

"Selesai," Mikey berujar puas setelah melihat hasil karyanya. "Kalau hilang, segera kabari aku," tambahnya sembari mengangguk kecil.

Takemichi terkikik geli, terkadang tingkah laku yang ditunjukkan oleh Mikey memang ajaib. Tapi terkadang, dia bisa menjadi monster kejam tak berperasaan.

Kedua tangan Takemichi menangkup wajah Mikey, mata mereka bertemu pandang sebelum ia menarik pelan wajah Mikey dan mempertemukan bibir mereka. Hanya kecupan kecil nan hangat yang mampu membuat mereka menggila, kapan lagi dirinya bisa bermanja dengan kak Mikey?

"Kak, boleh aku tanya serius?" Ujar Michi saat pagutan mereka terlepas.

Mikey mengangguk kecil, "apa?" tanyanya.

Kali ini Takemichi membalikan keadaan mereka, ia duduk di atas perut Mikey. Tangannya menggenggam tangan Mikey guna menopang berat tubuhnya, ada keraguan yang melintas dalam benaknya, bagaimana jika jawaban yang ia inginkan tidak sesuai?

"Jadi..." Takemichi melirik sekitar, "jika kakak ada dalam dua pilihan antara aku yang harus diselamatkan—jangan menyela dulu,” ujar Takemichi cepat saat melihat Mikey ingin menginterupsinya. "Atau, menjalankan misi di mana aku yang menjadi target selanjutnya. Mana yang akan kakak pilih?"

Mikey terdiam, untuk sekian detik terjadi keheningan yang panjang, setelahnya Mikey lebih memilih untuk bangkit dari tidurnya dan duduk pada tepi ranjang.

Ah, sekalipun ia sudah memperkirakan ini, entah kenapa rasa sakit itu masih ada. Setidaknya, tolong berikan ia jawaban agar dirinya tidak merasa digantung.

Apa itu terlalu berlebihan?

Mikey menghembuskan asap rokoknya, ia menyimpan dalam diam jawaban yang ingin ia berikan pada kekasihnya. Ada perasaan takut jika bilah kata itu terucap, ia lebih baik menyimpan saja.

"Pertanyaan Michi kayaknya aneh, lupain aja deh ka. Mending kita tidur, besok balikin aku ke tempat kost aku lagi, ya?"

Takemichi membaringkan tubuh kurusnya di kasur, "sini kak temenin aku tidur. Lanjut nanti aja rokoknya," tangannya menepuk sisi kasur di sampingnya. Yah, tidur menjadi jalan pelariannya saat ini.

Mikey mengikuti permintaan Takemichi, ia mematikan rokok dan lampu tidur yang tepat di sampingnya. Dalam gelapnya ruangan, ia menarik tubuh kurus Takemichi dan memeluknya.

"Selamat malam dan mimpi yang indah, Hanagaki."

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭-𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧.
𝐄𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤, 𝐝𝐞𝐡. 𝐘𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢.

Wabi-Sabi [MAITAKE]Where stories live. Discover now