36

229 41 2
                                    

Tubuh Takemichi terduduk lemas di atas aspal, matanya menatap nanar pada klinik hewan yang tengah terbakar si jago merah. Mulutnya terasa kelu, seakan susah untuk berucap sepatah kata.

Takemichi seperti orang linglung, setelah tadi ia menelepon Chifuyu, ia berakhir menahan tangis yang ingin keluar. Sesak dan sakit mengingat Summer-kucing kecilnya terjebak di dalam sana, ia terlambat datang untuk menyelamatkannya.

𝘖𝘩, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯... 𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭?

Mobil pemadam datang sedikit terlambat, dibantu oleh para warga sekitar mereka berjuang guna memadamkan api. Sekitar satu jam lebih barulah api padam dan menyisakan puing-puing di atas tanah, dan lagi Takemichi hanya bisa pasrah saat dirinya tidak menemukan si kecil.

Sekarang apa yang ia harus lakukan?

Tepukan kasar pada bahunya buat ia tersadar, wajah Kisaki Tetta yang pertama kali ia lihat. Rautnya tunjukkan rasa khawatir, anehnya ia tidak bisa menangkap apa yang diucapkan oleh Kisaki. Dirinya hanya menurut mengikuti setiap pergerakan Kisaki, bahkan untuk menolak ajakannya saja ia tidak bisa.

"Michi, aku antar ke tempat Draken saja, ya? Motormu taruh di sini, biar orangku yang ambil."

Kisaki menuntun Takemichi ke dalam mobilnya, entah disebut kebetulan atau tidak, dirinya berakhir bertemu Takemichi di sini. Dan anehnya, ia bisa melihat raut kosong dari tatapan mata itu. Bukan lagi tatapan dengan binar penuh kebahagiaan.

Selama perjalananpun hanya ada kesunyian, Takemichi masih sama seperti beberapa menit yang lalu dan Kisaki masih bergelung dalam pikirannya sendiri. Kemungkinan besar yang terjadi adalah; Takemichi kehilangan hewan peliharaannya di dalam kebakaran tersebut.

"Jangan ditahan, keluarin aja semuanya. Gue tahu, lo lagi sedih makanya lo kelihatan kayak orang linglung begitu." Kisaki melirik ke arah Takemichi, "lo gak cocok dengan tampang lo yang sekarang-"

"-𝘪 𝘭𝘰𝘴𝘵 𝘩𝘪𝘮... d-dia ad-da di dalam, dan gu-gue gak sempet selamatin Summer..."

Takemichi menangis, kali ini ia bisa lebih langang menyuarakan kesedihannya. Kisaki yang berada di bangku pengemudi hanya diam dan membiarkan pemuda itu mengeluarkan semua emosinya, "ya seperti itu, keluarkan saja semuanya."
.
.
.
.
.
𝐇𝐚𝐡𝐚, 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐮𝐥𝐚𝐚𝐧.
𝐊𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧..

Wabi-Sabi [MAITAKE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ