𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐟?

284 41 9
                                    

𝐈𝐧𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞, 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐢𝐝𝐞 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐢𝐛𝐚-𝐭𝐢𝐛𝐚. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐝𝐞 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐬𝐢𝐡, 𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐫𝐮-𝐬𝐞𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐚𝐣𝐚. 𝐃𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭, 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢.

𝐈𝐭𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐨 𝐧𝐢𝐚𝐭 𝐬𝐢𝐡 🙏

Pukulan brutal terus ia berikan, aku yang menjadi samsak tinju oleh Mikey tidak bisa berbuat banyak. Pikiranku mengatakan untuk melawan tapi tubuhku sudah tidak ada tenaga lagi, jangankan untuk melawan, sekedar membuka mata saja rasanya susah.

Aku tahu, jika Mikey terus memukul padaku, bisa aku pastikan aku akan mati detik ini juga. Tapi jika itu bisa membuat Mikey lebih baik, aku tidak perduli. Aku akan dengan senang hati mati di tangan orang yang sangat aku kagumi.

Seandainya nanti Mikey sudah selesai, apa ia akan menyesal karena telah menghancurkanku?

Ah, aku lupa jika penyebab ini semua karena diriku yang terlalu percaya diri menghadang Mikey seorang diri. Tampaknya aku lupa jika aku hanyalah orang luar, kenal dengan Mikey saja baru beberapa bulan ini.

Huhu, bodohnya aku.

Memangnya apa yang aku harapkan?

"Mikey, berhenti bangsat! Kau akan membunuhnya, apa kau tidak melihatnya?"

Samar-samar, aku bisa mendengar suara Draken di sebrang sana. Kondisinya juga tidak lebih baik dariku, kenapa Draken bersusah payah untuk menghentikan Mikey jika pria itu tidak ingin?

"Hey, Mikey-𝘬𝘶𝘯. Jangan pernah ma-mafkan aku, y-ya?"

Dengan tenaga yang tersisa, aku mencoba untuk menggenggam tangan Mikey yang dingin. Terakhir, senyum lima jari aku berikan padanya. Ajaibnya, ia mulai berhenti memukul wajahku.

Wah, apakah ini keajaiban?

                            »»——⍟——««

Bau obat-obatan adalah hal yang pertama kali aku cium, disusul dengan suara alat berbunyi di sampingku, aku memperkirakan jika aku sedang berada di rumah sakit.

Aku melenguh, mataku terbuka dan mendapati cahaya lampu yang terlalu silau. Ingin rasanya aku meminta siapa saja untuk mematikan lampu tapi aku sadar jika tenggorokanku terasa kering dan perih.

"Mi-michi, kau sadar!"

Apa itu suara Draken?

"Ya Tuhan," Draken memencet tombol putih di samping kasurku, sedikit ia tidak sabar karena telah mendapati diriku siuman. "Aku bersyukur karena kamu kembali Michi, selamat datang kembali."

                            »»——⍟——««

"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Aku tidak akan pergi, berhenti menatapku seperti itu. Kalian membuatku takut," aku mencoba bercanda. Satu hal yang aku pahami adalah; aku koma selama setengah tahun karena terlibat kasus pemboman di salah satu pusat perbelanjaan Shinjuku.

Yah, sepertinya aku terlempar ke masa depan yang lainnya.

Tapi sepertinya ada yang aneh, "di mana Mikey? Dari kemarin aku hanya melihat kalian yang datang silih berganti datang menjengukku."

"Entahlah, terakhir yang aku tahu, dia sedang berada di Manila." Inupi berucap tak acuh saat nama Mikey keluar dari mulutku.

Sepertinya aku telah salah bertanya dan lagi, baik di manapun aku berada, Mikey akan tetap menjadi Mikey.

Wabi-Sabi [MAITAKE]Where stories live. Discover now