50

190 37 8
                                    

"Emosi ketua menjadi tidak stabil, ia menjadi sangat sensitif dan-"

Ran tidak melanjutkan kalimatnya, ia memberikan hasil tes lab kepada anggota lainnya. Mochizuki hanya menghela napas lelah, bingung harus berkomentar apa. Keadaan ketua mereka memang sudah kacau, dan sekarang bertambah buruk semenjak hari di mana mereka secara tidak langsung putus hubungan.

"Di mana di sekarang?" tanya Kokonoi.

"𝘙𝘦𝘥 𝘳𝘰𝘰𝘮, dengan Sanzu dan-entahlah, aku bingung harus menyebut mereka itu apa." Ran meletakkan berkas tersebut di atas meja, "Hanya perasaanku saja, atau Senju semakin sering datang ke sini?"

Pertanyaan Ran menjadi pusat perhatian anggota lainnya, mereka mengikuti arah pandang Ran dan mendapati mobil Sedan putih yang terpakir di halaman mansion mereka.

Kokonoi berdecak tidak suka, tangannya meremat sapu tangan yang sedari tadi ia pegang. Ia bergegas keluar ruangan dan menghampiri Senju yang ternyata tidak datang sendiri, huh, siapa orang-orang ini?

"Apa maumu berkunjung siang hari ini, huh?" Kokonoi berujar langsung.

Senju yang baru turun dari mobil dan langsung disambut oleh salah satu angggota Bonten hanya tersenyum kecil, ia melepaskan kaca mata hitam yang ia pakai dan balas memandang Kokonoi dengan tatapan mencela.

"Apa mauku?" Senju balik bertanya, ia merapikan rambut cantiknya yang sedikit berantakan. "Bertemu calon suamiku, memangnya apa lagi?"

"Lalu untuk apa mereka-mereka ini?" Kokonoi menunjuk pada beberapa orang berpakaian hitam yang juga turun dari mobil, "Satu hal yang mesti kau pahami, rencana pernikahan antara kau dan ketua hanya sebuah rencana bodoh. Karena kau dan saudaramu itu, seseorang hampir mati."

"Apa aku terlihat perduli?" Bentakan Senju menarik beberapa pekerja mansion tersebut, sadar dengan keadaan yang akan terjadi, mereka memilih untuk pergi dari sana dan bertingkah seolah hal tadi tidak pernah terjadi.

"Ya, persetan denganmu dan Takeomi! Aku membenci kalian sampai ke dasar neraka, membusuk lah kalian di dalam sana!"

Mata Senju membola menahan amarah, ia mengepalkan tangannya dan menampar wajah Kokonoi dengan brutal. Giginya bergemeletuk kesal, sekali lagi pria ini menghina dirinya makan ia tidak akan segan untuk-

"Koko!"

Seruan dari belakang tubuhnya membuat Koko berbalik, ia dapati Mikey yang berjalan dengan tatapan tanpa kehidupan. Dari rautnya jelas sekali ia sudah muak dengan ini semua, tapi Kokonoi memilih diam tidak ingin membahasnya.

"Mikey, sayangku!" Senju berlari kecil ke arah Mikey, ia dengan sengaja menabrakkan dirinya tepat pada tubuh pria tersebut, "Mikey... aku merindukanmu, uh, gara-gara Kokonoi, tanganku terasa perih..."

Mendengar nada manja yang keluar dari perempuan tersebut membuat Koko ingin muntah, ia memutar mata bosan dengan drama picisan murahan yang ada di hadapannya ini. Sial, kapan sih perempuan itu pergi?

"Ck!" Mikey menyentak tubuh perempuan itu dengan kencang, "Tidak ada sentuhan, kau menjijikkan."

Senju meradang, hampir saja ia akan meledakkan amarahnya sebelum suara orang yang sangat ia kenal memanggil dirinya.

Itu Takeomi, pria yang memegang jabatan sebagai salah satu eksekutif Bonten dan juga sebagai kakaknya. Senju tersenyum senang, segera saja ia pergi dari sisi Mikey dan menghampiri Kakaknya.

Mikey yang melihat itu hanya diam, tapi pandangannya tidak lepas dari Koko yang sedari tadi memandanginya. Seolah ada yang ingin disampaikan, Mikey menyuruh Koko untuk mengikutinya ke dalam mansion.

"Kau terlihat mengerikan, bos." celetukan Koko hanya ia anggap sebagai angin lalu. Ia tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dan lagi, drama antara kakak dan adik yang ada di depan mansion miliknya ini-sangat memuakkan.








"Senju, kenapa kau datang ke sini?"

Pertanyaan Takeomi rasanya menggelikan, memang apa salah dirinya mengunjungi tunangannya sendiri? Sekalipun ini hanya pertunangan kontrak, Senju tidak akan pernah sakalipun melepaskan Mikey.

"Ck, apa salahnya mengunjungi 'tunangan' sendiri?" ada nada yang ditekankan saat menyebut kata tunangan, "Aku dan Mikey memiliki ikatan, jadi tidak ada-"

Pintu ruang tengah terbuka, sosok Mikey yang sedari tadi dibicarakan tiba-tiba saja muncul dengan keadaan yang jauh lebih baik. Tidak ada noda darah yang menempel di bajunya dan bau anyir dari korban yang telah ia bunuh juga sudah menghilang.

"Ada," Mikey duduk di salah satu kursi tersebut. Ia dengan sengaja mengambil tempat tepat di hadapan Takeomi dan Senju, "Hubungan ini hanya berlaku di luar, dan aku tidak pernah mengijinkan orang asing masuk ke dalam mansion ini."

Mikey menatap Takeomi dengan tajam, "Apa itu kau?"

Takeomi merasakan dirinya yang sulit bernapas, untuk sejenak ia kehilangan kata-kata yang ingin ia ucapkan. Ia mencoba berdeham, membasahi tenggorokannya yang kering karena haus yang tidak berkesudahan.

"Mikey-"

"-Sanzu, dia yang menyuruhku untuk ke sini. Salahkan saja dia," Senju berujar enteng. Tidak tahu bagaimana konsekuensi yang akan ia atau mungkin Sanzu terima nanti, setidaknya ia akan mencari aman untuk ia dan kaka tertuanya.

Takeomi menatap Senju tidak percaya, ia tidak bisa berujar banyak karena mendapat tatapan ganas dari Senju. Jujur saja ia terkejut karena ucapan adiknya ini, kenapa juga Senju harus berbohong?

"Bawa dia pulang, aku tidak mau melihat orang asing di areaku."

"A-apa? Mikey, tapi kita bahkan belum bicara! Aku ke sini untuk mendiskusikan pakain pengantin kita nanti, kenapa-"

"-Senju, berhentilah bicara dan jangan membantah!" Takeomi bangkit dari duduknya dan langsung menggenggam tangan Senju, "Mikey, aku akan antar dia keluar. Maaf atas kelancangan adik ku," dengan sedikit paksaan dan juga mengabaikan cakaran serta cacian yang ia terima dari adiknya, Takeomi membawa Senju pergi keluar dari mansion ini. Meninggalkan Mikey dengan kesendiriannya dan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

"Sanzu..." Mikey berbisik pelan sarat akan rasa haus untuk membunuh, ia pergi dari ruangan tersebut dan segera mencari pria pemilik rambut merah muda tersebut.

Baiklah, setelah ini ia ingin mengadakan pertaruhan hidup dan mati.
.
.
.
.
.
𝐀𝐡𝐚𝐡𝐚, 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐣𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐮 𝐧𝐲𝐞𝐛𝐞𝐥𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 😭

𝐊𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤𝐢 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢...

Wabi-Sabi [MAITAKE]Where stories live. Discover now