39

207 36 0
                                    

Semenjak malam di mana rencana yang diusulkan Kakucho, Mikey tidak menunjukkan reaksi yang berlebih. Ia tampak tenang seperti air, tidak terganggu dan terlalu mencurigakan.

Iya, bagaimanapun ada perasaan khawatir semenjak itu. Sama halnya dengan Kakucho, pria itu tidak membahas lebih jauh tentang masalah Izana dan Takemichi, ia terlihat seolah pertengkaran mereka tidak pernah terjadi.

Anehnya, sudah seminggu dan dirinya selalu mendapatkan jatah untuk mengurus permasalahan eksternal kelompok. Dan lagi, tidak tangung-tanggung Mikey mengirimnya untuk pergi keluar kota. Kenapa hanya dirinya yang bertugas di luar? Bukankah sudah ada jadwal tersendiri untuk pembagian tugas?

Bolehkah ia berpikir buruk tentang anggota lainnya saat dirinya tidak ada di markas?

Menikmati sore harinya, Kokonoi baru saja pulang dari Fukuoka karena pekerjaan sialannya. Ia memilih menghabiskan hari itu dengan menikmati pemandangan Kota Tokyo, serta ada alasan lain kenapa ia di sini.

Seishu Inui datang dengan setelan musim dingin yang sangat modis, wajahnya cemberut dengan mata yang menyipit tajam dan dengusan tidak senang saat ia duduk di hadapannya.

Ingin rasanya ia menyapa pria manis tersebut tapi sayang sekali, hal yang pertama ia dapat malah caci maki dari mulut manis itu. Terlihat jelas ia marah, sekalipun Kokonoi tidak tahu di mana letak salahnya.

"Brengsek, ketuamu itu benar-benar brengsek." Inupi mengepalkan tangan erat, "Gara-gara suruhan orang tersebut, Takemichi kehilangan Summer dan pekerjaannya."

"Summer? Apa maksud—"

"—tiga hari sebelumnya, salah satu vet tempat di mana Summer dirawat habis dilahap si jago merah. Michi tidak sempat menyelamatkan Summer dan—dan berakhir menjadi korban di kebakaran itu."

Inupi memajukan tubuhnya, "Setelah itu dia dipecat dari pekerjaannya. Apa salah anak itu sebenarnya?" tanya Inupi seraya berbisik.

Kokonoi tidak bisa menahan keterkejutannya, "Bagaimana dengannya? Apa dia baik-baik saja?"

"Ya, kemarin ia cerita padaku jika si tikus putih itu datang ke tempat Michi. Entah bagaimana, ia terdengar sangat bahagia saat memberitahukan yang lain." Inupi menghela napas pelan, "Terima kasih atas peringatanmu sebelumnya, aku meminta Kisaki dan Hanma untuk berjaga di sekitar anak itu."

"Kenapa mereka?" Kenapa rasanya terasa aneh saat dua manusia tersebut yang diminta Inui untuk berjaga di sekitar Takemichi?

"Lupakan, sekarang apa urusanmu bertemu denganku?"

Kokonoi terlihat tidak senang saat Inui mengalihkan pembicaraan mereka tapi ia tidak protes, dirinya tidak ingin membuat pria tersebut kesal dan berakhir dengan ia tidak mau menemuinya lagi.

"Bukan sesuatu yang penting, tapi—" Kokonoi merogoh saku celananya. Sebuah gelang silver dengan hiasan 𝘴𝘯𝘰𝘸𝘧𝘭𝘢𝘬𝘦 ia berikan pada Inui, "Untukmu."

"Tapi ini bukan hari ulang tahunku."

"𝘐 𝘬𝘯𝘰𝘸, 𝘫𝘶𝘴𝘵 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘮𝘢𝘴 𝘨𝘪𝘷𝘦. 𝘖𝘬𝘢𝘺?"

Inupi mendadak kaku, ia menganggukkan kepalanya patah-patah saat mendengar alasan Kokonoi. Hadiah Natal katanya, bagus, sekarang ia merasa bersalah karena tidak membawa apapun untuk ia berikan pada Kokonoi.

Menyebalkan.
.
.
.
.
.
𝐇𝐨𝐡𝐨𝐡𝐨, 𝐌𝐞𝐫𝐫𝐲 𝐂𝐡𝐫𝐢𝐬𝐭𝐦𝐚𝐬 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚.

𝐒𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧...

Wabi-Sabi [MAITAKE]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz