29. The Wedding🔪

942 24 2
                                    


Apalagi buku ini berjudul...

'Dua kepribadian.'

"Dua kepribadian? Ini buku apaan? Tumben Vedri nyimpen buku beginian, padahal dia orangnya anti."

Vanya hendak membuka dan membaca sekilas buku ini tapi terhenti saat ada yang memegang pundaknya.

Vanya terkejut dan berbalik. Wajah penuh intimidasi dari Vedri adalah pandangan pertama yang dia liat.

"Ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain. Cuman tadi lagi bosen aja nungguin kamu, terus aku ngeliat buku ini." Vanya menunjukkan buku itu kepada Vedri.

"Ini buku ten—"

"Nggak perlu tau." Vedri merampas buku itu dari genggaman Vanya dan membuang buku itu ke tempat sampah.

Vanya heran dengan tingkah aneh Vedri. Matanya tetap mengikuti kemana Vedri bergerak. Sampai terhenti di tempat tidur. Vedri berbaring disana.

"Sini." ajak Vedri.

Vanya menurut dan duduk di samping Vedri.

"Kaki mana yang sakit?"

"Yang kiri."

Vedri mengambil handphonenya dan menelepon seseorang disana.

"Elusin. Aku mau tidur. Ngantuk." Vedri meletakkan kepalanya di paha Vanya dan menggenggam tangan Vanya. Yang satunya lagi sibuk mengelus rambut Vedri.

"Besok bakalan aku jelasin semuanya." ucap Vedri pelan.

Vanya diam menyimak. 'jelasin tentang buku itu?' batin Vanya.

'tok tok..'

Pintu terbuka menampilkan seorang Ibu yang berjalan ke arah mereka.

"Maaf mengganggu, saya disuruh buat ngurut, Non."

"Sia—"

"Urut dia, Bu." ucap Vedri pelan.

"Kamu kapan nyuruh Ibu ini datang?"

Vedri hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaan Vanya. Vanya melemparkan senyum ke arah Ibu Urut itu.

"Ini Bu. Kaki saya yang kiri."

"Baik Non"

Jika dipikir pikir lagi ternyata Vedri itu peduli. Namun jarang. Tapi Vanya tetap senang diperlakukan seperti ini.

🐞

"Nih cewe enaknya diapain ya?" Ucap Biru sambil menatap jijik dengan Ara.

"Kata Vedri, terserah mau diapain yang penting jangan sampe mati dulu."

"Gue males ngotorin tangan gue. Suruh mereka aja dah. Terserah mau mereka apain" ucap Alan.

"Terus 'dia' ?" tunjuk Atlas.

"Kalo punya masalah sama pacar eh bukan deh mantan itu bicara baik-baik bukan malah bales dendam sama pacar orang. Kalah saing ya?" ucap Alan.

"Yah jelas kalah saing, orang modelan kayak gini.." Biru menatap wanita itu yang tak lain adalah Rani dengan pandangan jijik.

"..Cocok ditinggalin. Mata ketos lo tuh, katarak, bisa bisanya kecantol sama nih badut." lanjut Biru dengan nada mengejek.

"Cabut. Biarin mereka aja yang ngasih pelajaran." ajak Atlas.

"Lakuin sesuka kalian. Terserah mau gimana, yang penting jangan sampe mati." pesan Alan.

Psychopath And Possessive Vedri (On Going)Where stories live. Discover now