11. Diculik (part 2)🔪

2.8K 143 7
                                    

Vote

Hati hati typo-!
Happy reading♥


"Saya mendapat informasi kalau nona Vanya pergi keluar untuk menjemput adiknya"

Pria yang menerima telepon itu tersenyum miring lalu mematikan sambungan dengan cara sepihak.

"Tunggu aku Vanya"

Pria itu segera bergegas menuju tempat dimana gadisnya berada.

🐾

Pria itu sedang memantau dari kejauhan. Tapi tunggu dulu-!! Ada yang aneh!? Setelah kepergian Vanya masuk ke dalam sekolah. Dua pria yang menjadi pengawalnya itu dibawa dengan membiusnya menggunakan sapu tangan.

Tidak banyak orang yang melihat kejadian itu. Mereka sama sekali tak bergerak menolong. Mereka semua berlari menyelamatkan diri karena penjahat itu memegang sebuah pistol. Yang kapan saja bisa menembak diri mereka jika berani menolong.

Setelah mobil yang lainnya pergi. Pria itu segera berlari menghampiri Vanya yang baru keluar dari sekolah dengan wajah yang kusam.

Sedikit lagi pria itu sampai namun mobilnya sudah melaju ke jalan yang sepenuhnya pria itu ketahui. Segera pria itu mengikutinya.

"Jangan jangan dia orang suruhan pria tua itu? Sialan kau tua bangka!" geram pria tersebut.

Pria itu membawa kendarannya dengan kecepatan di atas rata rata. Tangannya sibuk menelepon nomor yang beratas namakan Vanya itu namun tak tersambung sama sekali.

"Sial! Vanya ganti nomor kayaknya! Segitu inginnya kau menjauh dariku sayang?" geram Vedri itu sambil memukul setir mobil. Yah pria itu adalah Vedri.

Sekarang Vedri tengah membuntuti mobil itu dari kejauhan. Tapi Vedri yakin kalau supir itu mengetahui dirinya. Bayangkan saja jalan yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil itu menjadi tempat napaknya ban mobil. Dan juga pohon yang menjulang tinggi tengah mengayunkan dahannya dan menghembuskan angin yang sejuk.

Jalanan sepi itu tak ada ujungnya. Ketika Vedri ingin menyelipkan mobilnya. Tiba tiba dahan pohon yang besar jatuh namun mobil Vanya berhasil melewatinya. Seperti direncanakan untuk menghentikan dirinya.

"Sialan!" Vedri turun dari mobilnya saat melihat ada beberapa orang yang berdiri di depannya dan Vedri mengenali salah satu dari mereka.

"Mau apa lo? Beraninya keroyokan! Satu satu kalau berani!" tantang Vedri.

"Maaf tuan. Tapi saya dan rekan saya tidak ingin bertengkar dengan anda. Kita hanya disuruh mengantar Tuan menemui Mr. HB ."

"Gue juga tadi mau kesana. Kalian aja yang hentiin gue disini! Singkirkan dahan itu!" perintah Vedri namun mereka tak melakukannya sama sekali.

"Kenapa? Kalian mau gue habisin disini sekarang juga?"

Dengan cekatan dahan itu diangkat barengan oleh orang suruhan dibalik kejadian ini.

Dengan kencang Vedri melajukan mobilnya. Beberapa menit kemudian dia sampai.

'Gue sebenarnya malas banget kesini! Licik juga caranya untuk buat gue mau temuin dia. Udah tua otaknya masih aja ngerjain hal yang ga bener! Bukannya ngumpulin pahala malah ngumpulin dosa!" omel Vedri.

Psychopath And Possessive Vedri (On Going)Where stories live. Discover now