6. Mobil Hitam Dan Putih 🔪

4.3K 193 9
                                    

Vote☆

Happy Reading ♥

Vedri langsung melempar sebuah bantal ke arah cowok tersebut.

"Jangan macam macam lu pak tua"

"Songong bener lu. Gua masih muda ye" ketusnya.

"Yakali muda. Umur udah 20an masih dikatain muda? Gua dong yang muda masih belasan"

"Bocil lu"

"Biarin bocil yang penting ga jomblo"

"Jadi lu ngatain gua jomblo gitu?"

"Udah ah diemlu, capek gua. Gua mau tidur"

"Bangsat lu"

Baru saja Vedri memejamkan matanya namun ia teringat sesuatu. Tujuan dia kemari adalah menanyakan hal tersebut.

"Cakra sini bentar"

"Apaan?" ketusnya.

"Seminggu lalu waktu gua kepergokin Vanya jalan sama cowo. Kenapa cowonya digebukin?"

"Itu abang dia tolol. Lu sih ada ada aja. Possesive lu melebihi Papa tau ga?"

"Disitu gua belum tau kalau itu abang dia"

"Udah lanjut ke topik! Kenapa digebukin? Kan gua suruh cuman di tahan doang" lanjut Vedri

"Jadi si Alex tuh nusuk kaki salah satu preman."

"Pake?"

"Pisaulah. Dia dapat dari saku salah satu preman itu"

"Tapi kenapa sampe masuk rumah sakit?"

"Gue ga tau persis. Gue kan datengnya telat"

"Macam cewe lu kemana mana telat"

"Gua telat bukan karena membenahi diri. Tapi gue ada meeting di kantor"

"Dah sana lanjut kerja lu. Gua mau tidur!"

"Tidur aja lu. Ga usah bangun sekalian!"

Namun Vedri tak mengidahinya, dia memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpinya.

Kalian bertanya-tanya kemana sahabatnya? Ya tentu saja sahabatnya itu juga membolos dan bermain. Vedri bukannya tidak mau ikut, tapi dia ingin memantau gadisnya supaya tidak pulang dengan jemputannya melainkan bersama dirinya. Kepintaran mereka bertiga sungguhlah tinggi sampe dulu salah satu dokter mengatakan kalau mereka kelebihan saraf dan bisa menjadi gila.

Dan benar saja mereka gila. Bukan gila yang artinya pake baju compang camping, tapi gila karena jiwa membunuhnya.

'kring..'

Bel bertanda pulang pun sudah bunyi. Di kelas, Vanya tinggal seorang. Dia menyuruh sahabatnya pulang duluan, kasihan bukan jika di suruh menunggu dirinya? Padahal jemputan mereka sudah di depan gerbang.

Vanya menunggu sambil membaca sebuah novel yang dia bawa. Bercerita tentang kisah misteri dan yang pasti sad ending. Dia sudah berkali kali membacanya namun tak bosan karena katanya 'alurnya menegangkan dan mampu membuat pembacanya penasaran.'

Psychopath And Possessive Vedri (On Going)Where stories live. Discover now