60. Kebahagiaan Faynara

33 6 0
                                    

Berdiri seorang perempuan dengan khimar lebar di sebuah kamar. Tangannya menelusuri angka-angka yang terdapat pada kalender yang tertempel di dinding. Dia menatap sendu. Tanggal-tanggal yang tertera di sana semakin mendekati hari lahirnya. Apa dia kembali tidak merayakannya? Kedua orang tuanya telah tiada, dan suaminya ....

Fay tidak melanjutkan. Dia mendekati peraduan ketika ponsel yang diletakkan di atas nakas berbunyi—tanda pesan masuk. Fay duduk di pinggir kasur, mengamati sebuah video yang menampakkan lelaki mengakui bahwa terbukti jika dirinya tidak bersalah.

[Alhamdulillah, Bang. Semua sudah terkuak.]

Setelah mengetik balasan pesan untuk Ridho, Fay gegas berlari keluar kamar dengan membawa ponsel. Dia memekik dari lantai atas. Dari Undakan tangga juga dia memanggil nama Nur berulang kali.

“Kenapa?” Nur menjauhkan tubuh Fay yang rapat memeluknya. Dia melihat setitik bulir bening yang jatuh di pipi chubby itu.

Fay menggeleng. Hati yang membuncah senang itu membuatnya tidak mampu mengeluarkan suara barang sekata. Dia hanya menunjukkan layar ponsel ke arah Nur.

Nur ternganga. Kembali merengkuh tubuh Fay.“Alhamdulillah.”

°•°

Ting!

Adrian meraih ponsel yang berada di saku jas putih kebanggaannya, kemudian mendudukkan diri di ruangan dokternya.

Ridho. Nama abangnya berada di urutan pertama pengirim pesan.

“Pesan apa ini?” gumam lelaki itu sembari mengelus jenggotnya yang mulai terasa kasar setelah tiga hari lalu dicukur.

Video yang terpampang membuatnya membulatkan mata. Saking terkejutnya, Adrian bahkan menutupi mulutnya menggunakan sebelah telapak tangan. Dia gegas beberes, meninggalkan ruang dokter dan melajukan mobilnya kembali ke rumah.

“Lihat, sudah terbukti siapa yang benar,” ujar Ridho. Lelaki itu tengah berhadapan dengan Sarah dan Ardan yang pulang lebih awal. Fanya dan Erwin saling melempar senyum bangga.

“Saya juga masih ada bukti yang memperkuat.” Erwin meletakkan benda persegi di tengah-tengah meja. “Ini ponsel milik Angeline. Kalian bisa cek di galeri bahwa gadis itu menyimpan video bukti, sedangkan di aplikasi chat-nya juga terdapat jejak bahwa dia mengirim video ke nomor Adrian.”

Sarah menggenggam tangan sang suami erat. “Astaga ... Mama tidak menyangka, Pa.”

Ardan mengelus punggung Sarah. “Telepon Adrian, Ma. Suruh dia pulang. Ridho, sudah kirim bukti itu ke Adrian?”

Ridho mengangguk. Dia berlalu dengan Fanya dan Erwin.“Gue akan segera pulang ke Solo,” ungkapnya.

“Terima kasih, Bro. Lo udah bantu Fay. Karena tujuan awal gue menetap lama di sini karena dia. Makanya, setelah semua masalah ini terbongkar, gue pulang.”

Ridho memberitahu.

“Fay tinggal di mana? Setidaknya kamu boleh memberitahuku. Aku merindukannya.” Fanya menatap layar ponsel milik Ridho.Terdapat alamat yang ditinggali Fay. “Oke, sudah kucatat. Terima kasih.”

“Tapi ... bagaimana dengan Adrian?”

“Enggak peduli. Dia harus berjuang mencari Fay. Lagipula, selama ini dia terlalu santai. Dia tidak berusaha menyelesaikan masalah ini.”

Jodoh untuk Faynara (TAMAT-BELUM REVISI)Where stories live. Discover now