31|Numb

2.4K 283 97
                                    

⚠️Yang mudah emosi disarankan membaca setelah berbuka puasa (bagi yang menjalankan). Yang mau terobos silahkan, kalau emosi...ya sudah😁

🥀Happy Reading🥀

-Beby-Sesuatu yang sudah jadi hak milik gue. Gak akan gue lepasin begitu aja.

***

"Pagi, Kutub Utaranya Nichols yang tersayang!" sapa Nichols saat Beby keluar dari dalam rumahnya.

Beby tersenyum tipis.

"Gimana tidurnya? Mimpiin aku gak?" tanya Nichols, mengusap rambut Beby pelan.

Beby menggeleng sebagai jawaban.

Nichols mendengus kesal. "Kok enggak?"

"Kan aku jujur. Ya udah ayo," ajak Beby.

Nichols menghela napas pelan, padahal dia bertanya mau lanjut ngegombal. Tapi, Beby malah gak bisa diajak ngegombal. Untung sayang, tidak jadi sebel Nichols.

"Ya udah ayok, Kutub." Memakaikan helm ke kepala Beby. Dan mereka berangkat menuju sekolah. Nichols mengajak Beby bercanda, untung pacarnya itu mau menanggapi, walau jawabannya cuman 'iya' atau 'tidak'. Biasanya hanya berdeham atau mengangguk atau menggeleng. Beby banyak berubah sekarang. Baguslah.

Nichols membantu Beby melepaskan helm. "Sini, rambut kamu aku rapiin dulu," ujar Nichols, bukannya merapikannya, Nichols malah memberantakinya.

Beby berdecak kesal. "Nichols!" tegur Beby. Beby tadi pagi udah capek-capek catokan biar rapi ketemu Nichols, malah diberantakin olehnya.

Nichols tertawa melihat Beby yang kesal, itu sungguh menggemaskan baginya. "Iya, iya. Ini dibenerin, jangan marah, nanti kalau aku tambah kesemsem gimana?" tanya Nichols menggoda.

Beby hanya berdecih mendengar gombalannya.

"Selamat pagi, calon pewaris sekolah," sapa pak Sam yang tiba-tiba hadir di parkiran seperti hantu.

"Eh pak Samzolim!" ujar Nichols kaget.

"Apa tadi kamu bilang?" tanya pak Sam, sepertinya telinganya salah dengar tadi. Tadi Nichols memanggilanya Samzolim?

Nichols menggaruk tengkuknya bingung. Aduh, auto dihukum di pagi yang indah ini. "Enggak pak, enggak," elak Nichols berbohong. Berbohong menurutnya lebih baik, dari pada di hukum, dia baru memulai hari yang bahagia masa udah sial aja.

"Ikut saya ke kantor," ajak pak Sam.

Nichols membelalak tak percaya. Sial, ternyata berbohong tak ampuh. "Astaga, pak, maafin saya kalau saya manggil bapak Samzolim. Salah sebut saya, mulut saya memang kelewatan. Maafin saya kali ini pak," ujar Nichols takut. Menyatukan kedua telapak tangannya, memohon.

Pak Sam mengangguk paham. Menyentuh pundak Nichols. "Jadi, tadi, kamu manggil saya Samzolim?" tanya pak Sam memastikan. Dia tadi benar-benar tidak dengar Nichols memanggilnya apa.

Astaga. Nichols salah ucap. Seharusnya pak Sam tidak tahu. Sialan. Aduh, bibirnya memang kelewatan. Tamat riwayatnya. Percikan api mulai terlihat di depan mata, sepertinya Nichols harus bersiap untuk mati muda.

Nichols mengangguk pelan. "Maafin saya, pak. Saya gak akan manggil bapak kayak gitu lagi," ujar Nichols sambil menunduk ketakutan. Pak Samzolim tidak bisa dilawan seperti Aillard.

"By. Tolongin gue," Nichols menggenggam tangan Beby erat agar tak ditarik paksa oleh pak Samzolim.

Beby hanya diam, tak melakukan apa pun. Dia tidak ingin ikutan mati muda. Cukup Nichols saja.

NumbTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon