28|Numb

2.5K 273 38
                                    

🥀Happy Reading🥀

Brakkk

Beby menutup pintu lokernya kesal setelah mengambil seragamnya yang ada di sana. Nichols sialan, bisa-bisanya dia tidak mengejarnya malah membiarkannya begitu saja. Beri penjelasan kek soal hubungannya dengan Guin. Katanya tidak punya hubungan, tapi perempuannya ngaku punya.  Ucapan laki-laki memang tidak bisa dipercaya, banyak bohongnya.

“Beby,” panggil Aillard.

Beby langsung menoleh. “Lo gak apa-apa?” tanya Aillard, menangkup kedua bahu Beby.

Beby menggangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beby menggangguk. Soal hinaan Guin tadi dia tidak mempermasalahkannya, dia tidak apa-apa. Beby tidak peduli, selagi perkataan Guin semuanya omong kosong. Yang membuatnya apa-apa adalah soal hubungan Nichols dan Guin. Beby sudah percaya dengan Nichols. Tapi, Nichols tidak jujur dengannya.

“Perkataan Guin tadi gak usah lo peduliin. Tuh cewek memang rada gila. Lo gak murahan By. Lo cewek mahal dan langkah yang pernah gue temuin,” ujar Aillard yang sedikit ngena di hati. “Jangan dengerin dia. Anggep aja tadi suara nyamuk.”

“Gak usah dimasukin ke hati, hati lo masukin gue aja,” ujar Aillard sambil tertawa kecil. Berniat menghibur Beby.

Beby hanya menatap Aillard datar, dia sudah sering mendengar candaan Aillard yang seperti itu. Itu tidak serius. “Makasih udah percaya. Semalam gue memang ketiduran di rumah Nichols saat masakin dia. Tapi kita gak ngapa-ngapain kok, sumpah!” ujar Beby menjelaskan.

Aillard mengangguk. “Gak perlu dijelasiin. Gue percaya kok. Lo bukan cewek kayak gitu, By. Lo cewek baik-baik.”

“Perkataan Guin lupain aja. Selagi itu gak bener, jangan dipikirin ya.”

Beby mengangguk. “Gue ke toilet dulu,” pamit Beby.

Aillard mengangguk.

“BEBY!” panggil Aillard ketika Beby baru beberapa langkah saja pergi. Beby berhenti melangkah, berbalik badan menatap Aillard bingung.

Aillard berdeham pelan, berusaha menghilangkan kegugupan yang tiba-tiba menyerangnya.

Ayo Lard, jangan gugup, batinnya.

“Bisa ketemu di taman pinggir kota, jam 7 malam ini?” tanya Aillard hati-hati.

Beby berpikir sejenak, kemudian mengangguk. “Bisa,” jawabnya. Aillard baik kepadanya, tidak mungkin Beby menolak. Hanya bertemu di taman, bukan hal yang sulit juga. Beby beranjak pergi setelahnya.

“Jangan lupa, By!” teriak Aillard yang dijawab dengan acungan jempol Beby.

YESSSS!” Aillard loncat-loncat seperti anak kecil saking bahagianya, dia tidak sabar menanti malam. Dia harus melakukan rencananya segera, sebelum kedahuluan Nichols. Rencananya harus berjalan.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang