12|Numb

3.6K 355 35
                                    

🥀Happy Reading🥀

Jam sekolah telah berakhir, Beby segera berjalan keluar, wanita itu menghela napas pelan, gara-gara kejadian tadi di kantin, sekarang semua siswi yang dia lewati, menatapnya sinis, mereka sangat kesal karena bibir inceran mereka sudah dikotori dengan pipi Beby. Nichols sialan! Gara-gara dia, Beby yang kena imbasnya.

Beby mengabaikan mereka, dan terus berjalan hingga ke gerbang utama. Beby segera mengambil ponselnya yang berada di saku, ketika mendengar benda pipih itu berbunyi. Wanita itu menghela napas kasar ketika membaca pesan masuk, supirnya tidak bisa menjemput. Caparina mendadak ikut ekskul basket, katanya mau healing dari mantannya yang telah dipanggil tuhan. Estel pulang dengan Ellgar, jadi tidak ada tebengan, mau tak mau Beby memesan taksi.

“Mau pulang bareng gue?” tanya seseorang yang mendadak hadir di sebelahnya.

Beby langsung menoleh, ternyata itu Aillard. Beby menggeleng sebagai jawaban.

“Supir lo kan gak bisa jemput, bareng gue aja,” tawar Aillard sambil melirik ponsel Beby, tadi tidak sengaja terlihat.

Beby tetap menggeleng. “Taksi aja,” ujar Beby sedikit tegas. Dia kembali sibuk pada ponselnya untuk memesan taksi.

Aillard menghela napas pelan, dan mengangguk. “Hati-hati ya, gue pulang duluan. Kalau ada apa-apa dijalan hubungin gue ya,” ujar Aillard, dia mengusap rambut Beby pelan, kemudian beranjak pergi.

Beby terdiam ketika Aillard mengusap rambutnya. Nyaman. Itu yang dia rasakan dari sentuhan Aillard. Dia berbalik badan menatap Aillard yang semakin lama menghilang. Beby menggeleng kuat.

Tidak, tidak, lagi. Sadar By, sadar, batin Beby.

“Naik!” perintah seseorang di belakang Beby.

Beby langsung menoleh ke belakang, dan mendapati Nichols sudah berada di hadapannya bersama motor besarnya. Beby mengernyit bingung. Maksud cowok gila itu apa?

“Gue anter lo pulang. Naik!” titahnya lagi sambil menyodorkan helm.

Beby langsung menggeleng kuat.

“Tinggal naik aja Beby, gak susah kok, gue anter lo pulang,” ujar Nichols selembut mungkin, senyum manis terpatri di wajahnya membuat beberapa siswi langsung meleleh.

Beby tetap menggeleng. Selagi bisa pulang sendiri, kenapa harus pulang dengan Nichols?

Nichols terus berucap di dalam hati agar emosinya terkontrol menghadapi ratu kutub itu. “Ayo Beby anak baik dan tidak sombong, pulang bareng gue ya,” ajaknya lagi.

Beby menggeleng lagi.

“Beby, gue cuman antar lo pulang, gak ada maksud apa-apa,” ujar Nichols meyakinkan. “Mau pulang bareng gue ya?”

Beby tetap menggeleng. Udah tahu tidak mau pulang dengannya, tapi kenapa tetap mengajaknya? Dasar keras kepala. Tiba-tiba sebuah taksi berhenti di hadapan mereka. Akhirnya Beby bisa bernapas lega, bisa terlepas dari ajakan Nichols.

“Selamat siang, dengan mbak Beby ya?” tanya supir itu.

Beby mengangguk dan berjalan masuk ke dalam taksi. Tapi Nichols mendadak menutup kembali pintu taksi ketika dia ingin masuk. Nichols menahan tangannya agar tidak masuk ke dalam taksi.

Nichols mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikannya pada supir itu. “Penumpangnya biar saya yang antar, Bapak bisa pergi ngopi,” ujar Nichols.

“Ha?” Beby langsung menggeleng pada si supir agar tak menuruti permintaan Nichols. Dia berusaha berontak dari genggaman Nichols, namun gagal. “Gak−”

Nichols langsung membekap mulut Beby agar diam. “Lo pulang bareng gue!” tegas Nichols.

“Cepet pergi pak, nanti kopinya habis!” Nichols memaksa supir itu pergi sebelum Beby memaksa pulang dengan taksi. Supir itu langsung mengangguk, dan pergi. Lumayan dapat uang cuma-cuma, tanpa perlu mengantar penumpang. Nichols tersenyum setelahnya.

Beby menepis tangan Nichols kasar hingga terlepas, dia menatap Nichols kesal.

“Yok, pulang bareng gue, supirnya udah gak ada,” ujar Nichols sambil memberikan helm lagi.

Beby membuang muka malas, dan bersedekap dada. Nichols sialan! Gara-gara dia taksinya pergi, dia sudah susah payah mendapatkannya.

“Jangan ngambek, lo tambah cantik, nanti mereka tambah kesemsem sama lo,” ujar Nichols kesal menatap para siswa yang terang-terangan menatap Beby. Entah kenapa itu membuatnya sedikit kesal. Bukan cemburu ya, hanya kesal.

Wajah Beby mendadak panas, untung saja Nichols tidak melihatnya.

“Cepet naik, kita pulang,” ujarnya lagi.

Beby tetap menggeleng.

“Oke, kayaknya lo mau pakai cara gue,” tepat setelah ucapannya itu. Nichols langsung menggedong tubuh Beby ala bridal style dan menaikkannya ke motor miliknya. Begini cara yang dimaksudnya.

Beby membelalak dengan aksi spontan Nichols itu, dia memukul lengan Nichols kesal. “Gak perlu digendong!” kesalnya.

Nichols meringis, pukulan Beby lumayan juga. “Makanya dengerin, tinggal naik aja kok susah banget. Gue cuman mau anterin lo pulang kok,” sewotnya.

Nichols memasangkan helm ke kepala Beby. Pandangan keduanya tak sengaja bertemu, keduanya terdiam beberapa saat, sampai Beby memutuskan eye contact-nya.

Nichols meringis pelan, kenapa jantungnya lagi-lagi deg-degan ketika berada di dekat Beby? Sial! Tidak biasanya dia begini.

Nichols langsung naik ke motor, tak lupa memakai helm juga. Nichols segera menghidupkan mesin motornya, tapi laki-laki itu tak kunjung jalan, ketika merasa ada sesuatu yang kurang.

Beby mengernyit heran, ini Nichols hanya mau jalan di tempat aja? Atau bagaimana?

Nichols mengusap dagunya, berpikir. “Kayak ada yang kurang,” ucapnya sambil melirik Beby.

Beby hanya menatapnya bingung.

“Tangan lo di pinggang gue,” ujarnya, lalu menarik tangan Beby memeluk pinggangnya.

Beby melotot tak percaya, jantungnya mendadak jedag-jedug atas perlakuan Nichols. Beby menggeleng, tidak, tidak lagi By. Beby langsung ingin menarik tangannya, tapi Nichols menghalanginya.

“Gue nyaman kayak gini,” ujarnya. “Lo lepas, kita ketemu malaikat bareng-bareng,” ancamnya.

Beby memutar bola mata malas, dan tetap melepaskan tangannya dari pinggang Nichols. Tapi, mendadak Nichols membawa motornya dengan kecepatan tinggi, membuatnya hampir saja melayang terbang menemui sang pencipta. Mau tak mau, Beby memeluk pinggang Nichols.

“Makanya dengerin gue.”

“Modus!”

🥀To Be Continue🥀

⭐jangan lupa prenn

💭ayok prennnn tinggalkan jejak

Salam sayang, maknya Nichols

NumbWhere stories live. Discover now