In That Moment, They Are Infinite

308 35 3
                                    


Utahime membasuh wajahnya. Dia menatap cermin di depannya cukup lama dan mengelap wajahnya dengan handuk kecil. Dia keluar kamar mandi, meraih baju di tempat tidurnya, berganti pakaian menjadi oversized knit sweater warna cokelat tua dan celana pendek hitam.

Utahime berbalik dan menatap cermin. Dia memakai sweater milik Satoru. Kedua matanya tiba-tiba kembali berair, membuatnya menggeleng.

Utahime berjalan ke arah pintu kaca menuju balkon. Suhu di luar ruangan jauh lebih dingin dibanding di dalam kamarnya yang sudah dipasang pemanas. Sebelum mencuci muka, dia sempat mengecek hp-nya kalau malam ini suhu Tokyo akan 10 derajat.

Utahime memeluk dirinya sendiri seraya menatap pemandangan berupa perbukitan penuh dengan pepohonan. Dalam kesunyian yang Utahime rasakan saat ini, wajah Satoru yang tersenyum kembali muncul dalam benaknya. Entah karena terbawa suasana atau tidak, Utahime kembali berurai air mata.

Utahime bertanya kembali pada dirinya, kenapa dia menyembunyikan rahasia dirinya dan keluarganya pada semua orang. Sebenarnya, tak ada yang salah dengan itu. Fakta bahwa dia seorang White Mage atau Shiromadoushi, bahwa dia sebenarnya kuat.

Utahime hanya ingin melindungi keluarganya. Sejak kecil hingga sekarang, Utahime selalu merasakan cinta dari orangtuanya. Orangtuanya mendidiknya dengan penuh kasih sayang, senyuman, dan mereka juga sangat sabar. Mereka selalu melindungi Utahime dan membela Utahime, dan Utahime bangga akan hal itu.

Utahime sendiri bukanlah seorang pembangkang. Dia tidak pernah berlaku tidak hormat pada orangtuanya. Dia tidak pernah berteriak pada orangtuanya. Dia adalah anak penurut dan sangat menghormati orangtuanya. Satu hal yang mungkin membuat orangtuanya kecewa, ketika dia memutuskan untuk sekolah di Jujutsu High.

Memilih jalan hidup menjadi seorang jujutsu sorcerer bukan sesuatu yang diinginkan maupun diidam-idamkan orangtuanya. Karena Utahime adalah pewaris kekuatann Shiromadoushi yang ke-4, mereka ingin melindungi Utahime. Utahime tahu, orangtuanya kerap berdebat dengan banyak orang di keluarganya, semata-mata karena mereka mengizinkan Utahime menjalani kehidupannya sebagai seorang jujutsu sorcerer. Bahkan, ada beberapa orang di dalam keluarganya yang memusuhi Utahime dan orangtuanya. Dia serta ibu dan ayahnya dianggap tidak menghormati dan telah mengkhianati leluhur mereka yang mengabdikan diri pada kuil atau bekerja layaknya orang-orang biasa. Selama 60 tahun terakhir—setelah Shiromadoushi ke-3 meninggal dunia—, Utahime hanya satu-satunya anggota klan Iori yang memutuskan untuk terjun ke dunia jujutsu sorcerer.

Utahime tentu pernah merasa bersalah. Karena itu, dia meminta untuk resign pada Gakuganji dua tahun lalu. Alasannya sudah jelas, karena Utahime ingin menebus kesalahannya pada orangtuanya. Dia mengikhlaskan mimpinya untuk pupus di tengah jalan dan kembali menjadi miko di Kuil Iori. Namun, karena Gakuganji tidak memberinya izin dan dia mendapat waktu untuk memikirkan keputusannya berulang kali, tekad Utahime pun bulat untuk tetap menjalani hidupnya sebagai jujutsu sorcerer. Selain itu, ada alasan lain.

Gojo Satoru.

Utahime merasa sesak saat nama Gojo Satoru muncul dalam benaknya. Gojo Satoru adalah orang yang membuatnya tetap bertahan menjadi jujutsu sorcerer. Di satu sisi, Utahime menyembunyikan rasa bahwa Gojo Satoru adalah penyebab dirinya menjadi seorang pembangkang di mata orangtuanya.

Bukan orangtua Utahime yang menyebut putrinya pembangkang, melainkan Utahime sendiri. Sampai saat ini, orangtuanya tidak tahu siapa Gojo Satoru. Mungkin mereka pernah mendengar namanya, sebagai jujutsu sorcerer terkuat di Jepang. Tapi, bukan sebagai kekasih putri mereka satu-satunya.

Ada rasa bersalah yang besar dalam diri Utahime karena dia selalu membohongi orangtuanya akan kehidupannya. Keputusannya menjadi seorang jujutsu sorcerer, dan berkencan dengan Satoru. Bagaimana kalo mereka tau hubungan gue sama Satoru?, Utahime berucap dalam hati.

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now