Victims

299 31 1
                                    


Satoru menjejakkan kedua kakinya di depan sebuah rumah kosong. Sambil menggendong Utahime di depan dadanya, dia melewati barrier dan tiba-tiba, rumah tersebut terlihat terang dengan lampu yang menyala. Pintu depannya terbuka, dan dia melihat ada seseorang berdiri di sana.

"Satoru!" Choso berdiri di tempatnya dengan mulut menganga. "U-Utahime?!"

"Gue butuh Shoko sekarang juga," Satoru mempercepat langkahnya saat melewati Choso. 

"Shoko di mana?"

"Di ruangan paling ujung, sebelah kanan. Mai sama Miwa di sana," ucap Choso sambil mengikuti Satoru.

Satoru bergegas dan Choso membukakannya pintu. Satoru masuk ke dalam dan melihat Shoko di ujung ruangan sedang membalut kaki Main dengan perban.

Shoko melotot melihat Utahime yang berdarah di gendongan Satoru. "U-Uta..."

"Tutup lukanya, Shoko," Satoru menaruh tubuh Utahime di tempat tidur kosong di samping tempat tidur Mai. "Sebelom itu, cek tulang bahu sama rusuknya. Feeling gue ada yang retak sama patah."

"Sho, gue aja," Choso menggantikan Utahime membalut perban di kaki Mai.

Shoko buru-buru menghampiri Utahime dan memeriksa lukanya. Satoru bersedekap, berusaha mengatur napasnya sambil bergerak ke kanan dan kiri menatap Utahime dan Shoko secara bergantian.

Shoko menutup kedua matanya sambil menyentuh tubuh Utahime. Ada bunyi 'krak' kecil dari tempat yang disentuh Shoko.

"Rusuknya retak di beberapa bagian. Baru satu yang gue beresin," Shoko kembali membuka matanya. "Tulang bahunya juga patah."

Shoko menatap Satoru. "Tunggu di luar, Satoru."

Satoru tidak menjawab. Kedua matanya menatap Utahime tanpa berkedip.

"Satoru," Shoko menyadarkan Satoru.

Satoru berjalan ke luar ruangan tanpa bicara. Persis di depan ruangan, ada kursi panjang dengan asbak di sampingnya. Ada rokok Shoko juga di atas kursi. Satoru nyaris duduk di sana, namun tiba-tiba berbalik menatap pintu ruangan. Dia tidak bicara sepatah kata pun, sampai akhirnya dia menarik blinfold-nya dari lehernya dan membantingnya ke lantai.

Fuck, gumamnya sambil menatap ke lantai. Gue fucked up. Bener-bener fucked up.

"Satoru," Choso baru saja keluar ruangan dan menutup pintu. "Duduk dulu."

Satoru tak bergerak. Choso bisa melihat Satoru benar-benar kesal. Dia mendengus dan mendorong tubuh Satoru untuk mundur hingga terduduk di kursi.

Choso mengambil rokok di samping Satoru dan mengambil dua batang. Dia menawarkannya pada Satoru, dan Satoru mengambilnya tanpa menatap tangan Choso. Choso membakar rokok di genggamannya dan memberikan korek api pada Satoru.

Satoru membakar rokoknya dan bersandar ke dinding. Dia mendongak, menatap langit-langit dengan kedua mata bergerak ke kanan dan ke kiri. Dia menggigit bagian dalam bibir bawahnya, berusaha menahan emosi.

Choso mengambil penutup mata Satoru, menaruhnya, di atas paha Satoru, dan duduk di sampingnya. "Tenang, Sat. Utahime bakal baik-baik aja. Lukanya enggak separah Mai."

Satoru masih diam seribu bahasa. Dia hanya mengisap rokoknya dalam-dalam dan mengembuskannya dengan perlahan, membuat Choso memilih untuk diam dan mengecek hp-nya.

"Gue tau pasti bakal ada korban. Ada yang ngalamin luka berat. Mungkin juga ada yang mati," Satoru bicara tiba-tiba. "Tapi ketika gue tau orang yang luka itu Utahime, gue ngerasa kecewa."

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now