Mameha

253 31 2
                                    


Satoru mendesah seraya berusaha membuka kedua matanya. Sejujurnya, dia sudah bangun sejak hp-nya berdering pertama kali beberapa menit yang lalu. Sambil menggerutu, dia meraih hp yang berada di meja kecil di samping tempat tidur dan mengangkat telepon.

"Hah?" Satoru menjawab telepon dengan kedua mata tertutup.

"Sayang, kenapa kamu lama banget ngangkat telepon aku? Kamu selingkuh?" kata seseorang di telepon.

"Suguru sayang, aku baru tidur tiga jam," kata Satoru sambil menguap.

"Ini jam 12 siang. Mending kamu bangun sekarang terus makan siang," ucap Suguru. "Kamu udah harus standby lagi soalnya."

Satoru berdecak. "Ya, ceritain tadi meeting mendadak ngomongin apa aja."

"Gue tau lo udah baca grup WA tapi lebih milih tidur," Suguru tertawa kecil. "Ada lokasi pencarian baru. Gue sama Maki sekarang di Yatsushiro, Toge gue tugasin buat nemenin Mei Mei di Izumi. Todo lagi keliling di Nagasaki, Toji standby di Bandara Nagasaki. Nanamin udah di Kurume sama Mechamaru, Megumi, Yuuji, sama Sukuna masih di Fukuoka. Lo harus ke Omuta secepetnya. Choso lagi cek ke tempat pelabuhan feri di Kumamoto, tadi dia udah ke Pelabuhan Nagasu tapi enggak nemuin apapun."

"Atsuya udah ngasih kabar, mereka nemuin pondok kecil bekas persembunyian Mameha. Ada beberapa barang pribadi, tapi semuanya dibakar, mulai dari passport, KTP, dan barang lain yang berhubungan sama identitasnya. Ada satu kartu yang enggak kebakar habis, intinya dia dari Indonesia, tapi keluarganya keturunan Jepang. Nama marganya Sadino, ada di grup, lo cek aja nanti. Sama, mata aslinya item, cuma karena di-exorcise buat ngeliat cursed spirit, warnanya berubah jadi abu-abu, sesuai sama info dari lo. Info lain soal Mameha, dia udah satu tahun di sini dan tinggal di Tokyo. Ijichi lagi nyari info soal tempat tinggalnya sama di Tokyo."

"Terus, enggak ada yang luka di Gunung Tsurugi, dan mereka enggak ketemu cursed spirit juga. Beruntung, ya? Terus sekarang, Kusakabe balik ke Tokyo, Yaga-san minta dia balik. Noritoshi juga balik ke Kyoto, dan Momo ditaro di Kumamoto untuk bantu Shoko. Shiu lagi di pesawat ke Nagasaki, dan Takuma lagi nyusulin Nanamin."

"Korban-korban udah membaik. Miwa udah bisa dibilang pulih, Mai juga. Mereka juga udah dipesenin hotel buat pindah sore ini, ke hotel lo. Nobara sama Utahime belom sadar. Mungkin lo bisa cek ke sana sebelom ke Omuta."

"Terakhir, soal lokasi Mameha. Toji bilang kalo kemungkinan besar, Mameha udah enggak di Nagasaki. Sampe malem kita enggak ketemu apa-apa, besok pagi kita balik"

"Saran gue, mending ada yang jaga di Bandara Kansai, Haneda, sama Narita. Di pikiran gue, Mameha pasti pergi ke tempat yang enggak akan kepikiran sama kita. Atau lebih gampangnya, dia tau Jujutsu High di Kyoto sama Tokyo kosong, jadi jadiin sekolah prioritas juga sekarang," kata Satoru.

"Itu kenapa Atsuya sama Noritoshi disuruh balik. Nanti gue re-check lagi. Sekarang lo siap-siap, karena lo harus ngecek ke Omuta. Aku mau makan dulu. Hati-hati, sayang," kata Suguru.

"Jangan kangen, ya," Satoru tersenyum. "Deeee."

"Deeee," dan Suguru mematikan telepon.

Satoru menarik napas panjang dan meraih telepon di meja kecil di sampingnya. Dia menelepon room service, memesan makanan, dan bergegas mandi. Dia baru saja selesai mandi dan bel kamarnya berbunyi. Makan siangnya sudah datang, yaitu Beef Yakiniku Set dan dua botol air putih. Dia juga memesan satu set lagi, tapi dalam bentuk bungkusan.

Satoru selesai makan dan sekarang, dia menuju parkiran hotel. Dia masuk ke dalam mobil BMW M4 Coupé berwarna hitam dan pergi dari hotel. Tak sampai 15 menit, dia sudah tiba di rumah tempat Shoko merawat para korban dari misi kali ini.

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now