Kugisaki Nobara

452 51 9
                                    


"Lupain terus aja gue, enggak apa-apa."

Nobara duduk bersila di lantai, di antara Megumi dan Yuuji, sambil bersedekap.

"Ra, tadi lagi nyeritain om Toji, saking serunya ampe lupa. Maaf, dong," Yuuji menyentil-nyentil dengkul Nobara.

"Enggak, bukannya lupa," Megumi membenahi kalimat Yuuji. "Tadi udah tinggal telepon lo doang, tapi pas inget ada cerita lucu, jadinya ketunda nelepon elonya."

"Ketunda kok, pizza-nya udah abis dua," Nobara mendengus dan mengambil sepotong pizza. "Basi lo berdua."

"Ini 'kan masih banyak, Ra. Elah," Yuuji tertawa kecil. "Jatah lo dua, tenang aja."

Nobara kembali mendengus. "Ini kalo Gojo-sensei tau gue ikutan makan pizza sama kalian, besok pagi pasti gue disindir nih, pasti."

Nobara pun mempraktikan cara gurunya bicara. "Nobara, yang rajin yah, jogging-nya! Biar tiap malem bisa makan pizza terus~"

Megumi dan Yuuji tertawa kecil.

"Lo ngapain di kamar Maki, Ra? Dari kemaren di situ mulu kayaknya tiap malem," tanya Yuuji.

"Posesif banget lo," kata Nobara sambil menggigit pizza-nya. "Gue sama Maki lagi ngikutin Squid Game, Ji. Seru, deh."

"Apa, tuh?" tanya Yuuji.

"Susah deh, ngomong sama orang purba. Jelasin, Gum," Nobara bicara sambil mengunyah.

"Itu series gitu, Ji. Netflix," jawab Megumi. "Intinya main game terus bunuh-bunuhan."

"Oh, game kayak Counter Strike atau PUBG gitu?" Yuuji menjawab polos. "Sama kayak yang gue suka mainin, dong."

"Beda, Ji. Nanti nonton sendiri aja," kata Megumi sambil menenggak Coca Cola.

"Gue 'kan enggak langganan Netflix," Yuuji kembali menjawab polos.

"Iya, udah, intinya gitu," Nobara menelan makanannya. "Susah ngomong sama Meganthropus."

Megumi tertawa keras. Bagi Megumi, Nobara adalah satu-satunya perempuan yang dia kenal yang bisa membuatnya tertawa lepas.

"Udah, Gum, udah," Nobara tertawa kecil. "Eh, weekend ini, kalian ke mana? Pada balik, ya?"

"Iya, gue balik," kata Megumi sambil mengatur nada bicaranya yang masih ingin tertawa. "Gue 'kan udah dua minggu enggak pulang, Yuuji juga."

"Iya, dan dua minggu kemaren itu kita nemenin lo mulu, Ra. Shopping-lah, nyobain makanan yang kata lo enak tapi ternyata enggak enak. Udah gitu mahal lagi," kata Yuuji.

"Iya, ya," Nobara mengangguk menandakan penyesalan.

"Terus 'kan, kita nemenin lo juga minggu lalu, nyari lemari es kecil buat di kamar lo sama movie marathon Harry Potter tuh, Sabtu-Minggu. Ampe pegel mata gue," tambah Yuuji.

"Seru 'kan, tapi?!" suara Nobara meninggi. "Ah, lo mah, enggak doyan sih, film-film kayak gitu. Megumi tuh, yang doyan."

Megumi mengangguk. "Selera film gue sama Nobara sama, kecuali drakor."

"Eh, coba deh, Gum," Nobara menatap Megumi dengan wajah serius. "Lo coba nonton Penthouse, deh. Itu drakor ajaib, seajaib sinetron-sinetron azab. Pasti lo suka, deh."

"Ogah," Megumi menjawab malas.

"Ah, lo nonton Harry Potter juga gara-gara Emma Watson 'kan, Gum?" celetuk Yuuji, dan Megumi mengangguk semangat.

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now