Itadori Yuuji, Ryomen Sukuna, Choso

251 32 0
                                    


"Kozo. Bangun."

Yuuji merasa rambutnya dijambak oleh seseorang, membuatnya terbangun sambil berteriak 'Aw' pelan.

Yuuji membuka matanya dengan perlahan. Sukuna berdiri di depannya dengan hanya mengenakan celana training berwarna merah maroon. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya. Sebatang rokok terselip di telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.

"Ayo, lari pagi," Sukuna mengisap asap rokoknya dalam-dalam.

"Lima menit," Yuuji menarik napas panjang dan kembali menutup kedua matanya.
Sukuna mendekatkan wajahnya pada Yuuji dan mengembuskan asap rokok ke wajah Yuuji.

"Bang!" Yuuji menutup hidungnya dan kini, dia berada dalam posisi duduk. "Iya, iya, gue bangun!"

Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, dia meraih hp-nya dan melihat jam. 05.19.

"Bang, kenapa enggak jam—"

"Katanya lo mau nurutin semua kata gue kalo mau dibeliin jaket?" Sukuna memotong omongan Yuuji.

Dia berbalik dan berjalan keluar kamar Yuuji. "Now or never, Kozo."

Yuuji mendesah dan bangkit dari tempat tidur. Dia meregangkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi di luar kamarnya. Dia mencuci muka, menggosok gigi, dan kembali ke kamarnya. 
Yuuji mengganti boxer-nya dengan celana pendek warna hijau tua yang biasa dia pakai untuk jogging.

Yuuji berjalan cepat menuruni tangga. Dia berjalan ke meja makan, menuang botol berisi air ke dalam gelas kosong yang juga ada di sana, dan menatap ke luar jendela kaca, tepatnya ke teras halaman belakang rumahnya. Di sana, Sukuna sedang melakukan push up dengan cepat. Dia hanya menggunakan tiga jari pada masing-masing tangan, dan keringat menetes ke lantai dari dagunya.

Yuuji buru-buru menghabiskan minumannya dan menyusul Sukuna.

"Kita lari ke mana, Bang?" tanya Yuuji sambil melakukan pemanasan dengan berlari di tempat.

"Ke mana aja suka-suka gue," Sukuna mengganti push up tiga jari dengan satu tangan. Tangannya yang satu lagi dilipat ke belakang.

"Ke tempat yang lo bilang jual jus enak itu, dong," ucap Yuuji sambil meregangkan kedua kakinya.

"Ya, boleh," kata Sukuna. Meski dia melakukan push up hanya dengan satu tangan saja, namun suaranya tidak bergetar, menandakan bahwa dia sudah biasa melakukan hal tersebut.

"Choso enggak ikut?" tanya Yuuji.

"Dia baru tidur jam 4 pagi. Dia nge-chat gue," jawab Sukuna.

Sukuna selesai lebih dulu dan masuk ke dalam untuk minum. Tiga menit kemudian, Yuuji menyelesaikan pemanasannya dan siap untuk jogging.

Sukuna dan Yuuji berlari ke luar rumah secara bersamaan. Sukuna berlari di depan Yuuji, dan keduanya berlari dalam ritme yang sama. Setengah jam berlari, mereka tiba di pinggir sungai. 

Mereka pun berlari di jalan kosong di pinggir sungai tersebut yang juga tempat favorit Yuuji.

Rutinitas lari pagi bersama Sukuna kerap dilakukan Yuuji. Yuuji tahu, tiada hari tanpa lari pagi untuk Sukuna meski kakak tirinya tersebut pulang larut malam. Jogging selama satu jam tak akan membuat Sukuna kelelahan atau kehabisan napas, dan Yuuji belajar banyak dari apa yang dilakukan oleh kakaknya, mulai dari berkomitmen dengan diri sendiri untuk tetap bugar, hingga menjaga kesehatan agar tidak mudah sakit.

Yuuji dan Sukuna sudah berlari selama satu jam tanpa berhenti. Sejujurnya, Yuuji sudah merasa sedikit lelah—karena mereka melewati dua kali tanjakan—, tapi dia harus menyeimbangkan dirinya dengan Sukuna.

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now