Another Danger

254 28 0
                                    


Shoko menutup pintu kamar Utahime. Nanami dan Suguru berdiri di depannya. Wajah mereka penuh pertanyaan.

Shoko membuat kode 'merokok' dengan tangannya. Ketiganya pun berjalan menuju tangga, menuruninya, dan kini, mereka sudah berada di smoking area.

"Gue bingung mau ngomong apa," Shoko mendengus seraya membakar rokoknya. "Dari Suguru nge-chat gue buat jemput Utahime di ruangan Yaga-san sampe tadi, dia belom berenti nangis."Nanami mendengus seraya memainkan rokok yang sudah terbakar di tangan kirinya. "Enggak heran Satoru pergi dengan alesan dikasih tugas sama Yaga-san. Dia kecewa."

"Gue pun juga enggak tau, Nanami," ucap Shoko. "Utahime enggak pernah cerita apapun soal 'kelebihan' dia ke gue, dan dia juga selalu bilang kalo keluarganya baik-baik aja. Orangtuanya menyenangkan. Pertanyaan gue, kenapa dia mesti ngumpetin ini semua? Apa salahnya ngomong?"

"Dari cerita Suguru tadi, lo bisa liat kalo klan Iori itu tertutup. Itu juga alesan Utahime biar dia diterima di dunia kita. Dia Satu sisi, dia ngejaga keamanan keluarganya juga," kata Nanami.Nanami mendengus lagi, lebih keras dari sebelumnya. "Tapi kalo soal dia enggak boleh menikah sama orang yang asalnya dari keluarga jujutsu sorcerer, itu beda cerita."

Tak ada yang bicara. Suguru sudah diam saja sejak awal, masih speechless dengan apa yang dia dengar dari mulut Yaga beberapa menit yang lalu. Dia ingat betul akan suasana ruang kerja Yaga tadi. Tegang, penuh ketakutan, dan benar-benar tidak nyaman. Khususnya, untuk Utahime.

"Suguru," Shoko menyentuh lengan Suguru. "Gimana?"

"Enggak tau gue mesti gimana," Suguru mengangkat bahunya. "Satoru kecewa, itu udah jelas. Lo berdua tau sendiri Satoru se-bucin apa sama Utahime. Mereka pacaran udah lama banget, dan ternyata..."

Suguru tidak meneruskan omongannya. Dia hanya menggeleng dan mendesah. "Enggak tau. Rumit."

"Utahime itu perempuan baik-baik," kata Shoko. "Dia bener-bener jaga kehormatan keluarganya. Dan, ya... Satoru emang enggak pernah dikenalin ke keluarganya, sih. Alesannya, nanti kalo udah beneran 'jadi', baru dikenalin."

"Mereka pacaran lima taun lebih, Sho. Masa belom dikenalin sama sekali?" tanya Suguru.

Shoko menggeleng. "Enggak. Sama sekali. Gue pernah nanya soalnya. Kata Utahime sih, Satoru juga enggak pernah minta buat dikenalin. Dia juga bilang, kalo udah beneran serius, baru dikenalin."

Suguru terdiam. Dia ingat betul, beberapa bulan lalu, Satoru datang ke kamarnya tengah malam. Satoru bilang, dia akan menikahi Utahime tahun depan dan Satoru sudah yakin dengan keputusannya.

Mulut Suguru terbuka. Namun, dia memilih untuk kembali diam. Menurutnya, cerita Satoru tidak seharusnya diungkap olehnya karena hanya akan mempersulit keadaan.

"Gojo Satoru dan Iori Utahime," Nanami mengisap rokoknya dalam-dalam dan menyemburkan asapnya ke atas. "Pasangan jujutsu sorcerer terkuat abad ini."

Semua kembali diam.

"Utahime berbahaya," Nanami bicara lagi. "Kekuatannya berbahaya, dan keadaannya juga dalam bahaya."

"Kayaknya, kita harus ngumpetin Utahime di mana gitu, deh," kata Shoko. "Utahime sama Satoru enggak boleh satu tempat. Mereka harus di tempat terpisah buat sementara."

"Gue mau ngomongin itu sama Yaga-san sih, di meeting nanti," ucap Suguru seraya membuat abunya ke asbak. "Nanami, gue enggak mau nelepon Satoru untuk minta dia pulang dan ikut meeting."

"Gue juga enggak," kata Nanami. "Nanti gue yang izinin deh, Satoru sama Utahime enggak usah ikut meeting. Kita aja dulu."

Suguru menarik tangan Shoko dan melihat jam tangannya. Pukul 15.21.

Jujutsu Kaisen: The Eye of the StormWhere stories live. Discover now