XLII

96 5 0
                                    

"Anya!"

Gue kaget saat gue tengah berjalan dengan santai mendengar suara teriakan dari arah belakang, untung gue gak jantungan. Gue menghentikan langkah kaki gue dan membiarkan orang yang semula sudah memanggil gue mendekat ke arah gue.

"Apa?"

"Memangnya lo udah putus sama Kevin?"

Gue ingin menjawab belum, tapi hati gue seolah melarangnya. "Emh, kenapa gitu?" Akhirnya gue lebih memilih menanyakan kenapa Sonia menanyakan hal ini pada gue.

"Akhir-akhir ini gue ngeliat dia sama cewek terus, tapi ganti-ganti sih."

Mendengar hal ini membuat hati gue terasa sedikit sesak. Gue memang tidak masuk Sekolah selama beberapa hari.

Gue tidak ingin melihat orang rasanya, padahal gue sama sekali tidak melakukan hal itu dengannya, tapi tetap saja, gue merasa ingin menutup diri gue dari orang-orang.

Sama sekali tidak melakukan? Lalu hari itu bagaimana?

Flashback

"Teriak sesuka hati lo." Dia malah semakin tersenyum miring.

"Tolong gue!"

Benar.

Dia berani menyuruh gue untuk berteriak sesuka hati gue, karena dia tahu tidak akan ada orang yang menolong gue.

Gue sudah mulai pasrah sekarang, gue berharap ada sebuah keajaiban datang. Gue menghembuskan napas yang sudah tidak mengandung harapan.

"Help ... me!" Kali ini gue tidak berteriak. Gue hanya berucap dengan nada yang bahkan begitu pelan.

"Berhenti!"

Dengan seketika gue langsung melirik ke arah dari mana suara itu berasal. Gue merasa kenal dengan suara itu dan ternyata benar.

Gue kenal dengan orang itu, sebuah senyuman bisa terukir di bibir gue saat melihat dia datang.

Gue langsung memasukkan kembali beberapa kancing yang sudah dia buka. Gue mendorong dia kencang saat dia sedang melirik ke arah cowok yang baru saja masuk. Gue langsung bangkit dan bersembunyi di belakangnya.

"Jangan ikut campur! Ini urusan gue sama cewek gue."

Dia begitu melarang ada orang lain yang ikut campur ke dalam masalah ini, tapi gue bersyukur ada orang yang ikut campur ke dalam masalah ini.

"Lo udah melewati batas, lo mau ngapain sama dia?"

"Bukan urusan lo!" Nada bicara Kevin sedari tadi terus meninggi, dia sudah benar-benar emosi.

"Jelas urusan gue."

"Lo mau ikut campur?"

Bukh

Gue kaget saat Kevin langsung memukul Bang Alder. Tidak terima atas apa yang sudah Kevin lakukan padanya, Alder langsung membalasnya.

Mereka sekarang tengah berkelahi. Gue gak sanggup melihat dua orang yang cukup dekat, bahkan sangat dekat dengan gue berkelahi seperti ini.

"Bang! Udah!"

"Dia harus diberi pelajaran."

"Bang, aku mohon udah!"

Alder masih tetap memukuli Kevin yang sudah babak belur habis dihajar olehnya. Gue gak mungkin terus membiarkan dia menghabisi Kevin, meski gue tahu kalau Kevin sudah kurang ajar sama gue, tapi jangan sampai seperti ini.

Dengan seketika gue langsung menahan tangan Bang Alder yang hendak memukul Kevin. Dia melirik ke arah gue dan memperhatikan gue dengan tatapan yang tanda tanya. Mungkin dia tanda tanya kenapa gue mau melakukan hal ini.

CINTA ITU SUCI : TRAPPED WITH PSYCHOPATHWhere stories live. Discover now