XXXII

87 5 0
                                    

Cahaya bintang terlihat begitu terang, sebab ada dalam jumlah yang banyak. Gue kali tengah melajukan motor gue untuk menuju ke suatu tempat. Gue sudah membuat janji dengan Kevin sekarang.

Drttt ckitt!

Dengan seketika gue menarik tuas rem, menginjam rem belakang, bersamaan dengan manrik kopling saat ada sebuah mobil yang mepet dan langsung menghentikan mobil tersebut tepat di depan gue.

Gue membuka helm dengan perasaan yang penuh dengan kekesalan. Sekarang gue merasa ingin memarahi orang yang mengemudikan mobil ini. Dia tidak bisa seenak itu dalam mengemudikan mobilnya.

Melihat ada banyak orang yang keluar dari mobil itu membuat gue terdiam mematung. Mereka menggunakan pakaian serba hitam. Kalau diperhatikan, pakaian yang mereka gunakan terlihat sama.

"Lo semua mau apa?"

Sangat tidak mungkin kalau tidak ada yang mereka mau, tapi mereka dengan sengaja menghentikan mobil yang mereka tumpangi tepat di depan motor gue. Di jalur yang akan gue lewati, sudah pasti ada maksud di balik semua ini.

"Bawa dia!" perintah orang itu yang langsung mendapatkan anggukkan dari yang lainnya.

"Baik."

Saat mereka hendak memegangi tangan gue, dengan seketika gue langsung menghindar dan berkelahi dengan mereka sejenak.

Mereka begitu jago dalam berkelahi, terlebih jumlah mereka juga lebih dari jumlah diri gue.

Gue tidak bisa mengimbangi mereka sampai akhirnya kedua tangan gue sudah dipegang oleh dua orang.

Mereka memegangi kedua tangan gue dengan begitu erat, karena saat gue mencoba untuk lepas terasa begitu sulit.

"Lo semua mau apa?" Pertanyaan ini belum mendapatkan sebuah jawaban dari mereka, makanya gue kembali menanyakan hal ini.

"Ikat dia." Orang yang semula sudah memerintahkan mereka untuk membawa gue kembali memerintah mereka dengan nada yang datar.

Gue memandangi orang itu sejenak. Gue kaget saat sebuah tali sekarang tengah diikatkan di tangan gue. Lilitan demi lilitan tali itu bisa gue rasakan dengan begitu jelas.

"Lepasin gue!" Gue mulai berontak.

"Sekalian mulutnya."

"Baik."

Setelah itu ada sebuah kain yang menutup mulut gue yang membuat gue tidak bisa berbicara dengan jelas. Gue tanda tanya siapa mereka dan apa tujuan mereka melakukan hal ini.

"Bawa dia masuk."

"Jalan."

Gue menggerek-gerakan tubuh gue, gue gak mau kalau gue harus berjalan menuju ke dalam mobil itu.

Tenaga gue tidak cukup untuk menahan diri gue agar terus berada di sini. Akhirnya dengan terpaksa gue masuk ke mobil itu.

Sampainya di dalam mobil, gue kaget saat ada orang yang memasangkan kain untuk menutupi mata gue.

Sekarang gue sudah tidak bisa berbuat apa pun sekarang, gue hanya bisa bernapas dengan perasaan yang penuh dengan tanda tanya yang sudah pasti ada rasa takut di dalamnya.

Gue mulai merasakan kalau mobil ini mulai bergerak. Ada sebuah perasaan yang terbersit dalam hati gue saat gue bersama dengan orang-orang yang tidak dikenal, terlebih dengan gue yang perlakukan seperti ini.

Tidak ada yang bisa gue lakukan sekarang. Berteriak tidak bisa, melihat ke mana gue dibawa pergi juga tidak bisa, apalagi untuk kabur. Jelas hal itu tidak bisa gue lakukan.

CINTA ITU SUCI : TRAPPED WITH PSYCHOPATHWhere stories live. Discover now