68. Kemunculan Tirta dan Sagita Devi

342 43 13
                                    


Dua orang misterius segera terdiam dan semakin mendekam di balik semak belukar tempat persembunyian mereka ketika getaran langkah-langkah halus itu kian mendekat. Sepasang mata dua orang misterius ini sama-sama tertuju ke arah mulut lembah. Benar saja, dari celah lembah sebelah barat melesat satu sosok bayangan biru mendekat kemudian melewati semak belukar yang dijadikan tempat persembunyian dua orang misterius. Sosok bayangan biru terus melesat mendaki ke atas tebing di atas Lembah Neraka dalam kecepatan bagai kilat.

Begitu tiba di atas tebing tepat di atas pertempuran sosok ini berhenti dan dua orang itu baru bisa melihat sosok jelasnya. Seorang pemuda berpakaian serba biru muncul berdiri tegak memperhatikan ke arah pertempuran yang sedang berlangsung. Yang membuat dua orang yang tengah bersembunyi ini terkejut, selain yang datang ini memiliki kecepatan luar biasa juga ternyata dia hanya seorang pemuda belia diluar dugaan mereka sebelumnya dan karena datang berlari ke tempat itu sambil membopong seorang gadis cantik jelita berpakaian merah gelap. 

"Eh! Siapa pemuda itu?"Tanya salah satu orang misterius itu padakawannya yang tidak mendapat jawaban sama sekali karena orang yang ditanya sedang memperhatikan sosok pemuda yang baru datang itu dengan seksama.

Begitu tiba, si pemuda segera turunkan gadis cantik dalam gendongannya lalu melihat ke arah pertempuran dengan mata menyipit dan wajah kaget. Mayat-mayat sudah bergeletakan tumpang tindih di tengah Lembah Neraka. 

"Sialan! Kita terlambat, Gita. Lihat! begitu banyak korban dari pihak golongan putih yang sudah tewas."Si Pemuda tidak bisa menahan rasa kaget setelah beberapa lama memperhatikan pertempuran di bawahnya. 

"Kita harus segera turun membantu mereka, kanda!"Timpal si gadis cantik pula yang juga terkejut dengan keadaan pihak jawara yang terdesak.

Siapa dua orang ini?!

Mereka ternyata memang benar Tirta dan Sagita Devi adanya yang baru saja tiba di Lembah Neraka. 

Pada episode sebelumnya diceritakan bahwa Tirta mendapat perintah dari gurunya, Eyang Brahma untuk berlatih ilmu Raga Dewa Ngalih, sebuah ilmu hebat yang bisa menghadapi ilmu Telapak Neraka. Tirta harus berlatih selama satu purnama penuh di dalam sebuah goa yang disebut Goa Api Es, dimana juga terdapat dua buah batu dewa yang sakti dan bisa mempercepat proses penyerapan ilmu Raga Dewa Ngalih. Tapi setelah ilmu Raga Dewa Ngalih selesai dikuasainya dan diresapkan dengan bantuan Sagita Devi, isterinya seorang gadis cantik Tibet yang dinikahinya secara mendadak, Tirta kemudian masih harus menghadapi satu persoalan pelik lain. Anak muda ini ternyata mengalami kesulitan setiap hendak menggunakan ilmu Raga Dewa Ngalih secara sempurna. Kekuatan ilmu Raga Dewa Ngalih selalu tersendat, tidak bisa dikeluarkan sekehendak hati. Waktu satu purnama yang telah ditentukan pada akhirnya terlewati karena Tirta harus terus berada di Goa Api Es untuk mencari cara dan petunjuk tentang persoalannya dan beberapa kali mengalami kegagalan.

Dengan bersemedi akhirnya Tirta mendapatkan petunjuk dari seorang mahluk gaib bernama Eyang Mayapada yang  muncul tiba-tiba di dalam semedinya tersebut. Mahluk gaib ini yang konon seorang pendekar sakti dan hidup pada seratusan tahun lalu menjelaskan kepada Tirta bahwa ilmu Raga Dewa Ngalih belum waktunya bisa digunakan secara leluasa. Tirta harus menunggu sampai waktu tertentu hingga ilmu Raga Dewa Ngalih bisa disempurnakan. Dan menurut Eyang Mayapada Tirta masih bisa menghadapi Datuk Neraka dengan ilmu Panca Tunggal yang sudah dikuasai sebelumnya. Mendapat kepastian ini Tirta merasa lega dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Goa Api Es.

Tirta sadar bahwa dirinya ditunggu oleh para jawara golongan putih dan harus buru-buru pergi. Maka dengan menggunakan ilmu Gerak Kilat Langkah Ajaib-nya Tirta telah melakukan perjalanan cepat dari Goa Api Es ke lembah Neraka, yang sebenarnya berjarak sepekan perjalanan, tapi akan muda ini telah mempersingkatnya menjadi dua hari perjalanan lebih cepat. Bisa dikatakan Tirta dan Sagita berlari tanpa berhenti sejak mereka berangkat dari Goa Api Es. Keduanya hanya akan berhenti sejenak sekedar untuk istirahat dan mengisi perut, kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Dan Tirta sedikitpun tidak merasa kelelahan sedikitpun. Dengan mengolah hawa sakti di dalam tubuhnya saat beristirahat sejenak, Tirta merasakan kebugarannya kembali. 

Geger ParahiyanganWhere stories live. Discover now