31. Pertolongan Tak Terduga

284 24 12
                                    

Sang Wakil Ketua berdiri dengan sepasang mata mencorong dari balik topeng peraknya. Laporan yang barusan diterima dari seorang anak buahnya yang kini berlutut dihadapannya membuat Sang Wakil kaget sekaligus marah.

"Orang-orang kita banyak yang terbunuh oleh kelompok jago golongan putih?"

"Betul Wakil Ketua! Sudah ada tiga kejadian yang sama di tempat yang berbeda. Orang-orang kita dari tingkat dua dan tiga yang bertugas menyelidiki pergerakan jago-jago golongan putih terbunuh dengan keadaan yang sama tubuh rusak tersayat benda tajam atau terpotong beberapa bagian. Melihat keadaannya sepertinya dilakukan oleh beberapa orang berkepandaian tinggi. Selain itu, empat orang anggota dari tingkat satu pun diketahui tewas di sebuah bukit. Merekapun pasti dibunuh oleh kelompok yang menentang kita."

Beberapa lamanya sang Wakil Ketua terdiam berpikir. Sepasang mata terpejam. Kemudian  sambil manggut-manggutkan kepala, Wakil Ketua mendadak keluarkan suara tawa terkekeh.

"Sepertinya orang-orang golongan putih mulai bergerak untuk melakukan perlawanan walau secara diam-siam. Dasar pengecut!" Ucapannya diakhiri dengan telapak kiri menggebrak meja kayu di hadapannya. Meja kayu yang kuat tebal dan kokoh itu mendadak hancur berkeping-keping." Melawan secara terang-terangan mereka tidak berani tapi malah dengan cara sembunyi-sembunyi mereka mulai membunuhi anak buah kita. Tujuan mereka sudah pasti  berusaha untuk mengurangi kekuatan kita, dan setelah itu barulah orang-orang bodoh itu akan muncul untuk mengadakan perlawanan secara terbuka."

"Apa yang harus kita lakukan, Wakail Ketua Agung?"Tanya manusia bertopeng dengan masih berlutut meminta saran.

Setelah berpikir sebentar Sang Wakl Ketua kemudian keluarkan perintah." Kau beritahukan pada tiga orang tingkat dua untuk pergi menyelidiki dimana keberadaan orang-orang golongan putih berkumpul di sekitar gunung Gede. Setelah itu pergi untuk bebaskan si Telapak Api, si Cakar Neraka dan si Kaki Iblis dari ruang bawah tanah. Sampaikan pada mereka bahwa aku mengampuni mereka tapi dengan syarat mereka harus melakukan satu pekerjaan yaitu membunuh orang-orang yang telah melakukan pembantaian pada orang-orang kita."

"Baik. Saya laksanakan!"

Manusia bertopeng ini segera membungkuk lalu segera tinggalkan ruangan Wakil Ketua Agung. Sementara sang Wakil Ketua untuk beberapa lamanya berdiam diri. Tapi terdengar ucapnya perlahan pada dirinya sendiri.

"Manusia-manusia golongan putih itu! Mereka kira mereka telah berlaku cerdik. Tunggu saja pembalasan Topeng Tengkorak Putih. Kalian pasti akan kuhancurkan."

Sudah sejak beberapa bulan yang lalu si Tapak Api, si Cakar Neraka dan Kaki Iblis menghuni penjara bawah tanah yang gelap dan pengap. Sejak mengalami beberapa kali kegagalan dalam melaksanakan tugas penting, tiga orang jago utama ini langsung mendapat hukuman berat. Sebelum dikerangkeng tiga orang ini disiksa terlebih dahulu sampai setengah mati. Oleh karena itu ketika mereka mengetahui bahwa mereka dilepaskan dan diampuni dari hukuman betapa gembiranya ketiga orang ini. Apalagi bahwa syarat untuk pengampunan mereka hanya bertugas membunuh jago-jago golongan putih. Tentu saja ketiganya langsung mengiyakan. Setelah mendengar arahan dari sang Wakil Ketua tentang apa yang harus mereka lakukan dalam menjalankan tugasnya, hari itu juga ketiganya langsung berangkat.

***

Laki-laki berbaju merah dan berikat kepala kain putih itu berlari dengan gerakan cepat mendaki ke arah gunung Salak dimana markas perkumpulan orang-orang golongan putih berada. Kecepatan larinya tidak berkurang walaupun sudah mendekati pintu masuk tempat yang dijadikan markas para jago itu. Hanya ucapannya diseling napas memburu ketika dia berkata ke arah para penjaga dan langkahnya diteruskan mendaki ke atas gunung.

"Maapkan aku. Ada berita sangat penting dan gawat yang harus disampaikan pada para tetua."

Para penjaga pintu masuk yang mengenali dirinya dan hendak menyapapun dibuat tertegun keheranan.

Geger ParahiyanganWhere stories live. Discover now