44. Mengejar Sang Penculik

233 23 9
                                    

Sagita Devi berlari dengan kecepatan luar biasa. Gadis ini berusaha mengejar sosok yang menculik Mei Lan. Tapi orang itu sungguh hebat. Ilmu larinya jelas bukan sembarangan hingga gadis Tibet ini cukup kesulitan menguntitnya untuk berusaha memperpendek jarak. Padahal Sagita Devi sendiri sudah menggunakan ilmu lari terhebatnya. Malah pada saat memasuki sebuah padang ilalang setinggi manusia, Sagita Devi benar-benar kehilangan sosok yang dikejarnya itu. Gadis Tibet ini celingukan mencari-cari sambil memasang mata dan telinga lebih tajam. Tapi setelah beberapa lama mencari dengan memasang semua panca inderanya yang sudah terlatih, tidak terdengar dan terlihat gerakan sedikitpun.

Dengan hati penasaran sekaligus rasa khawatir akan keselamatan Mei Lan, Sagita Devi kemudian melompat ke atas sebuah pohon tinggi yang hanya terdapat sebuah disana. Dengan melakukan pencarian dari atas ketinggian dirinya berharap bisa melihat semua gerakan dan menemukan penculik Mei Lan. Tapi tetap saja, Sagita Devi tidak melihat apa-apa. Dengan perasaan mulai putus asa gadis dari gunung Himalaya ini memutuskan untuk melanjutkan pengejarannya dengan harapan tiga orang lainnya bisa menerobos kepungan para anggota topeng tengkorak putih dan  segera bisa menyusulnya.

Sagita Devi memutuskan untuk memasuki hutan di depannya. Dengan berlari gadis ini berlompatan dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Tindakannya ini didasarkan pada instingnya untuk segera bisa menemukan jejak orang yang dikejarnya. Tapi memang si penculik itu rupanya memiliki kesaktian tinggi karena sedikitpun Sagita Devi tidak menemukan jejak apappun. Perasaan gadis Tibet ini semakin khawatir saja. Beberapa lamanya Sagita Devi berdiri termenung di atas sebuah pohon jati. Matanya jelalatan memandangi ke seluruh hutan yang mampu dilihatnya dengan awas oleh sepasang matanya. Tiba-tiba, sepasang mata gadis ini melihat dua gerakan yang mencurigakan dari arah serumpunan semak belukar di sebelah kiri tepat di depannya.

Tanpa menunggu, gadis ini bagaikan burung saja tubuhnya melesat terbang ke arah semak yang bergerak mencurigakan itu. Tangan kanan pun bergerak menghantam. Tidak tanggung-tanggung lagi, dalam rasa kekhawatirannya akan keselamatan sahabatnya, Sagita Devi langsung mengeluarkan salah satu pukulan andalannya yang sebelum ini tidak sekalipun dia pergunakan sejak menginjakkan kakinya di negeri asing ini. Satu gelombang angin panas yang hebat luar biasa dan pancarkan sinar merah terang melesat dari telapak tangannya. 

Wushh Braaakk!!

Semak belukar amblas hancur dan terbakar hangus begitu terkena pukulan gadis ini. Dua sosok hitam bertopeng tengkorak sama-sama keluarkan jeritan kaget dan tubuh terlempar dari balik semak belukar dengan pakaian dan kulit hangus terbakar. Keduanya jelas terkena pukulan sinar merah Sagita Devi. Melihat dua orang yang ada di hadapannya itu, amarah gadis ini langsung berkobar karena pasti orang-orang inilah yang berkomplot menculik Mei Lan.

"Kalian memang orang-orang tidak bisa diberi ampun lagi. sebelum ku bikin mati, cepat katakan kemana kalian bawa sahabatku gadis Tiongkok itu?"Bentak Sagita Devi dengan sepasang mata menyorot tajam penuh amarah.

Bukannya menjawab, dalam keadaan tubuh terluka dua orang Topeng Tengkorak Putih ini malah cabut golok dan langsung babatkan senjata menyerang Sagita Devi.

"Bagus. Diberi waktu hidup sekejap malah minta mati secara cepat."Dengus Sagita Devi makin marah. Tangan kanan segera bergerak melepaskan pukulan tadi yang mengeluarkan cahaya merah gelap, sedangkan tangan kiri segera melepas cambuk dan menghantam ke sebelah kirinya.

Semua gerakan Sagita Devi dilakukan dengan begitu cepat dan tepat. Dua orang itu benar-benar terkejut dan tidak sempat lagi menghindar. Dua jeritan keras terdengar dan tubuh kedua orang topeng tengkorak itu terlempar kena dua hantaman Sagita Devi. Yang terkena sinar pukulan merah langsung roboh, dan setelah kelojotan beberapa kali tewas seketika dengan tubuh hangus keluarkan bau sangit akibat ilmu pukulan Sagita Devi yang panas luar biasa. Sedangkan yang seorang lagi yang kena sabetan cambuk tidak separah kawannya. Sebelah mata kanannya pecah mengeluarkan darah dan orang ini meringkuk di atas tanah dengan gerungan kesakitan dan menekap matanya yang terluka parah.

Geger Parahiyanganحيث تعيش القصص. اكتشف الآن