65. Petunjuk Mahluk Roh

276 33 18
                                    


Di dalam kamar khusus yang diperuntukan bagi tamu kehormatan, Anggada atau Iblis Mesum Bukit Kemukus tengah asik masyuk menggumuli tubuh telanjang seorang perempuan muda. Suara rintihan, geraman dan desahan dua orang ini terdengar menggema di dalam ruangan. Dada perempuan muda yang montok putih tapi sudah mulai kendur itu bergoyang-goyang mengikuti hentakan pinggul Iblis Mesum yang berada di atas meneduhi tubuhnya dan saat itu menyeringai penuh kemenangan. Rintihan pelan gadis di bawah tindihan Anggada terdengar erotis yang semakin membuat semangat si Iblis Mesum berkobar.

Keberadaan tokoh mesum ini di markas Topeng Tengkorak Putih memang bukan hal yang aneh. Walau bukan anggota terikat tapi tokoh hitam pemetik bunga ini sudah dianggap bagian kelompok Topeng Tengkorak Putih dan bisa keluar masuk markas mereka kapanpun dia mau dan diterima dengan hormat. Hal ini disebabkan hubungan baiknya dengan Sang Wakil Ketua Topeng Tengkorak Putih. Tapi jarang sekali Anggada mau tinggal lebih lama di dalam markas sampai berhari-hari. Iblis Mesum Bukit Kemukus tokoh yang tidak mau terikat dengan kelompok manapun. Tapi suatu perubahan telah terjadi belakangan ini pada diri Anggada. Seperti saat ini, Anggada bersedia menempati kamar yang sudah dia tinggali beberapa waktu lamanya untuk bermalam. Dalam beberapa kali kesempatan sebelumnya, Anggada malah telah membantu ikut turun tangan secara langsung saat menumpas musuh-musuh kelompok Topeng Tengkorak Putih seperti menghancurkan padepokan silat. 

 Pada akhirnya Sang Wakil Ketua rupanya berhasil membujuk Anggada untuk memberikan tenaga bantuan dalam peperangan nanti melawan para tokoh golongan putih. Tentu saja Wakil Ketua yang sudah mengetahui kesenangan Anggada sudah menyediakan segalanya, selain kamar mewah dan lengkap juga termasuk perempuan yang akan selalu siap melayani kebutuhan badaniah tokoh mesum sakti ini. Bukan hanya seorang, tapi Wakil Ketua menyiapkan dua orang gadis cantik yang akan menemani Iblis Mesum. Tentu saja gadis-gadis ini adalah gadis-gadis pilihan yang sudah biasa melayani anggota tingkat atas.

Derit suara ranjang yang bergoyang dan desahan dua insan semakin berirama. Beberapa saat kemudian, didahului hentakan pinggul mengencang suara geraman Anggada terdengar saat semua hasratnya ia salurkan. Tubuh berototnya berguling kesamping tubuh gadis yang baru saja digelutinya. Nafasnya memburu. Saat itulah terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya.

"Saudara Iblis Mesum Bukit Kemukus! Maap mengganggu. Anda ditunggu Sang Wakil Ketua di ruang pertemuan." Suara seorang anggota Topeng Tengkorak terdengar dari luar kamar.

Anggada mendengus kesal. Saat itu tubuhnya masih terasa lemas lunglai. Tapi yang memanggilnya adalah sahabatnya dan juga wakil ketua yang sangat dihormati seluruh orang di markas itu. Maka dengan gerakan malas-malasan Anggada bangkit dari pembaringan. Menyambar pakaiannya yang berserakan di lantai lalu mengenakannya kembali. Dan tanpa menghiraukan tubuh telanjang gadis yang baru saja memberinya kepuasan dan saat itu masih tergolek kelelahan di atas pembaringan Anggada keluar dari kamar. 

Ruangan yang dimasuki Anggada ternyata bukan ruangan pertemuan yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan kelompok Topeng Tengkorak Putih tapi ruangan khusus yang digunakan Wakil Ketua sebagai ruangan pribadinya saat bekerja. Sang Wakil Ketua dengan pakaian kebesarannya yaitu jubah hitam panjang dan mengenakan topeng tengkorak warna perak sudah berada di dalam ruangan dan sedang duduk menunggunya.

"Wakil Ketua! Adakah hal penting yang hendak kau sampaikan padaku?" Begitu masuk Anggada langsung bertanya kepada Wakil Ketua tanpa basa basi juga tidak ada sikaf menghormat seperti yang dilakukan para anggota Topeng Tengkorak pada umumnya karena dia memang bukan anggota resmi Topeng Tengkorak Putih.

"Sahabat Anggada! Maap kalau aku mengganggu waktu istirahat dan kesenanganmu,"Sang Wakil Ketua segera berdiri menyambut dengan sikaf ramah dan mempersilahkan Anggada duduk. 

Geger ParahiyanganWhere stories live. Discover now