23. Kembali Sembuh!

283 21 3
                                    

Tirta menatap wajah dan sorot mata teduh Ki Brahma itu beberapa lamanya karena terkejut. Tapi kemudian sambil garuk hidung dan tersenyum Tirta berkata." Aku ucapkan terimakasih atas tawarannya, kek. Tapi kalau niat kakek ingin menyembuhkanku karena merasa berhutang budi, lebih baik lupakan saja. Aku tidak mau disembuhkan atas alasan balas budi. Apa yang telah kulakukan sebelumnya tidak mengharapkan segala pamrih."

Ki Brahma menatap wajah anak muda ini untuk beberapa lama, seperti terkejut dengan jawaban pemuda yang tanpa diduga. Di sebelah sana Kakek Bergawa terdengar tergelak dan berkata pada kakaknya Ki Brahma,

"Kakang, sepertinya anak muda ini cocok denganmu. Bodoh dan polos sama seperti dirimu dulu."

Seulas senyum tersungging di bibir Ki Brahma mendengar ucapan adiknya ini. Kakek ini lantas berkata pula."Apa kau tidak sadar bahwa keras kepala dan bicara apa adanya itu malah lebih mirip denganmu?"

Tirta hanya melongo tidak mengerti dengan pembicaraan dua kakek ini. Tapi sebelum dirinya berucap, Ki Brahma sudah keburu berkata padanya," Kau anak muda hebat jujur dan polos. Jarang sekali adikku memuji orang lain. Aku jadi sangat tertarik padamu, anak muda. Aku berniat mengobatimu bukan karena alasan balas budi, tapi karena memang ingin melakukannya."

Tirta jadi terdiam dan terpana untuk sekian lamanya, tidak percaya akan ucapan Ki Brahma. Dirinya memang ingin sembuh dari racun yang melemahkan kekuatan saktinya. Dan melihat kesaktian dua kakek ini Tirta punya harapan bahwa kakek Brahma akan mampu melakukannya.

"Tapi apakah benar aku bisa sembuh, kek?"Tanya Tirta seperti ragu,"Menurut orang yang meracuniku dulu, hanya obat pemusnah yang ada padanya yang bisa menyembuhkanku."

"Segala macam penyakit pasti ada cara menyembuhkannya. Termasuk racun pasti ada penawarnya. Hanya tidak semua orang tahu caranya. Kebetulan aku mengetahui sedikit pengetahuan tentang segala jenis racun, walau sehebat apapun juga."

Tirta tentu saja jadi senang mendengarnya dan dengan wajah gembira buru-buru pemuda ini berlutut di depan si kakek untuk mengucapkan terimakasih. Ki Brahma mendekati Tirta.

"Baiklah Tirta. Ulurkan tanganmu supaya aku bisa memeriksamu lebih mendalam lagi!"Pinta Ki Brahma. Anak muda ini tanpa ragu melakukan yang diminta si kakek pertapa ini. Tangannya diulurkan ke arah si kakek. Ki Brahma kembali memeriksa denyut nadi pergelangan Tirta. Beberapa lama matanya terpejam. Kemudian tanpa melepaskan pergelangan Tirta Ki Brahma berkata.

"Racun yang mengendap dalam tubuhmu berasal dari sejenis hewan. Mungkin jenis ular langka beracun ganas. Racun ini memang tidak membunuhmu dalam waktu cepat. Tapi mampu merusak jaringan syaraf otot dan mengacaukan aliran darah terlebih dahulu hingga kau tidak mampu lagi menggunakan hawa sakti dan tenaga dalam. Sepasang Setan Jahil mungkin tidak berbohong tapi ucapannya sedikit sombong. Saat ini memang sangat sulit menemukan orang dengan kemampuan tenaga dalam sangat sempurna. Tapi bukan hal yang mustahil."

"Berarti kau tahu caranya, kek?"Tanya Tirta dengan wajah penuh harap. Si kakek tersenyum lembut anggukkan kepala.

"Seperti janjiku, aku akan berusaha menyembuhkanmu. Bukan karena ingin balas budi kau telah menjaga kami kemarin, tapi karena aku suka pada anak muda sepertimu."

"Sebelum itu, kita harus mencari tempat yang sesuai untuk melakukan pengobatan. Aku akan menyalurkan hawa sakti ke dalam tubuhmu untuk mendorong mengeluarkan racun itu. Dan hal ini akan membutuhkan waktu paling sedikit sehari semalam."

"Apapun itu aku menurut saja, kek. Yang penting aku bisa sembuh, dan terimakasih banyak."Ucap Tirta dengan semangat dan timbul harapan besar dalam hatinya.

"Tidak jauh dari sini ada goa kediamanku. Aku akan mengobatimu disana."

Tirta langsung kembali bersujud ucapkan terimakasih di hadapan Ki Brahma saking gembira dan marasa haru.

Geger Parahiyanganحيث تعيش القصص. اكتشف الآن