24 | Very Annoying

8.4K 765 65
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.

[pythagoras]

.

.

.

.

Bel istirahat baru saja berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat baru saja berbunyi.

"Ta! Kantin!" ajak Raga.

Alta patuh, ia berdiri dari kursinya. Wiku yang melihat dua orang itu akan pergi sontak ikut berdiri.

"Gue ikut!"

Kini dua orang dengan tinggi semampai mengapit tubuh Alta yang paling pendek di antara mereka bertiga di tengah. Berjalan beriringan menuju kantin yang letaknya tak jauh dari kelas mereka.

"Hari ini menunya apa ya..." ujar Raga dengan tatapan lurus ke depan. Tapi tangannya diam-diam memegang pinggang Alta. Wiku menyadarinya.

Plak...

"Ga usah pegang-pegang yang bukan punya lo!" serunya sambil menarik Alta ke sisi lain. Sebisa mungkin menjauhkannya dari Raga.

"Bukan punya gue?" ulang Raga dan tertawa. "Terus punya lo gitu?"

Raga kembali menarik Alta ke tengah. Merangkul pundak Alta dengan erat agar Wiku tak menjauhkannya dari Alta lagi. Wiku tentu tak tinggal diam dengan memukul dan mencubit lengan Raga agar terlepas. Alta yang di tengah hanya pasrah tubuhnya terombang-ambing karena ulah dua orang tersebut.

Hal itu berlangsung sampai mereka tiba di kantin. Barulah di sana Raga melepas rangkulannya. Keadaan kantin yang ramai membuat suara riuh bahkan saat baru berapa menit bel istirahat dibunyikan.

Siswa-siswi mengantri untuk mengambil jatah makan siang yang disediakan pihak sekolah setiap istirahat kedua. Ketiga anak adam ini juga langsung mengambil antrian di belakang anak-anak yang lain. Di depan ada Raga, di belakang ada Wiku. Alta kembali harus diapit dua tiang tersebut.

Selama belasan menit menunggu akhirnya giliran mereka tiba. Raga lebih dulu mengambil nampan kosong, diikuti Alta kemudian Wiku. Dengan teratur bergerak agar nampan tersebut diisi makanan oleh penjaga kantin.

"Jangan udang!"

Wiku menghalangi penjaga kantin yang akan menaruh olahan udang di nampan Alta. Si penjaga kantin menatap bingung. Raga juga ikut memperhatikan.

"Dia alergi..." ujar Wiku lagi sambil menunjuk Alta. Si penjaga kantin mengangguk paham.

Selesai mengambil makan ketiganya duduk berdampingan di salah satu meja kantin. Masih dengan Alta sebagai objek yang di tengah. Hal itu diperhatikan beberapa siswa yang tak sengaja melihat mereka bertiga. Terlebih mereka yang mengenal siapa itu Raga.

[BL] 1; Another Pain | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang