20 | Kebencian dan Balas Dendam

12.3K 918 164
                                    

🔞 WARNING 🔞

Part ini mengandung unsur seksualitas, LGBT, kekerasan, paksaan, pemerkosaan, kata-kata vulgar, dan lain sejenisnya. Tidak disarankan untuk pembaca di bawah 18 tahun.

[pythagoras]

.

.

.

.

"T-tunggu! Gue ga mau!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"T-tunggu! Gue ga mau!"

Alta menatap horror Raga yang sudah akan membuka resleting celananya. Ia menggeleng kuat, merapatkan tubuhnya semakin dalam dengan ranjang. Raga berhenti menurunkan resleting celananya.

"Ga mau sosis?" tanya Raga sambil berkacak pinggang. Ia batal membuka resleting celananya. Raga berubah pikiran. "Ya udah kalo gitu..."

Entah kenapa Alta bernafas lega mendengar itu. Tapi ia tak yakin Raga akan melepaskannya. Dilihatnya laki-laki bertubuh besar itu turun dari atas perutnya. Raga duduk di ranjang menghadap selangkangan Alta.

"Kalo gitu biar gue yang kerja..." senyum mengerikan Raga terkembang. Tangannya membuka dress maid Alta hingga menampakkan perut dan pinggang ramping itu. Ia juga menurunkan boxer hitam milik Alta hingga menampilkan penis sedang dan lubang kemerahan Alta. Keringat dingin mulai membasahi wajah Alta.

"Lo mau ngapain?!"

"Gue bakal bikin lo ngerasain surga dunia. Di sini belum pernah dihisap 'kan?"

Raga mulai mengelus penis Alta. Memainkannya dengan pelan. Ia mencondongkan tubuhnya mendekati selangkangan Alta. Dimasukkannya penis tersebut ke dalam mulurnya. Raga mengulum dan memainkan lidahnya. Tubuh Alta menegang.

"Ekhh... s-stop.. hhh"

Tangan Raga memainkan dua bola kembar Alta. Mulutnya mulai maju mundur dengan cepat. Raga bisa merasakan penis Alta mulai mengeras. Dari bawah Raga melirik wajah Alta yang sudah memerah.

"P-please stop... ugh... gue mau keluar— ahh!"

Detik itu juga cairan sperma milik Alta keluar membasahi mulut Raga. Lidah Raga bergerak sensual menjilati sperma di sekitar mulutnya sebelum ia telan tanpa rasa jijik.

"It's so creamy and sweet..." testimoni dari Raga.

Raga mulai melakukan aktifitas gila selanjutnya. Ia mengambil gel di dalam laci mejanya dan melumurinya ke jari tangan kanan. Satu jarinya ia masukkan ke lubang kemerahan Alta. Memutar dan bermain di dalam sana.

"ANGHH!" pekik Alta. Nafasnya tercekat.

"Oh, lo suka di sini?"

Raga kembali menekan bagian lembut di dalam, membuat Alta semakin melenguh keras. Lagi, Raga menambah jumlah jari yang masuk. Kini total ada tiga jari di dalam lubang Alta.

[BL] 1; Another Pain | ✓Where stories live. Discover now