10 | Rahasia

12.3K 1.1K 42
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.

[pythagoras]

.

.

.

.

Kini di ruang tengah rumah Raga menjadi tempat dengan aura memanas yang menyelimuti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini di ruang tengah rumah Raga menjadi tempat dengan aura memanas yang menyelimuti. Alta tak tau kenapa dirinya harus terlibat dengan masalah dua sejoli dihadapannya. Ia hanya bisa menatap sepasang kekasih yang sedang beradu argumen di depannya.

"Lo bilang nganterin Alta pulang. Tapi kenapa Alta malah di rumah lo sekarang?" Olivia berujar penuh emosi. Ia bahkan sudah tidak memakai 'aku-kamu' dengan Raga.

"Raga, jawab!" kembali Olivia berujar saat Raga tak kunjung angkat bicara. Ia memengang kedua sisi laki-laki itu. "Gue udah curiga dari awal ada yang ga beres sama kalian berdua. Sebenernya hubungan kalian itu apa?"

"Oliv, lo jangan salah paham! Gue sama Raga sama-sama cowok mana mungkin ada hubungan lain? Jangan mikir gila" Alta angkat bicara.

Olivia menatap Alta dengan tajam, "Diem, lo! Gue ga minta lo yang jawab!"

Memang paling benar dirinya harus diam. Tapi berlama-lama di sini juga terlalu membosankan. Alta berdiri, ia ingat harus pulang ke rumahnya sendiri.

"Ta! Mau kemana?"

Raga akhirnya buka suara setelah sejak tadi diam. Tapi kalimat yang keluar pertama kali bukanlah jawaban atas pertanyaan Olivia. Kemarahan Olivia bertambah, apalagi saat melihat Raga yang lebih peduli dengan Alta.

Alta berbalik, "Pulang ke rumah"

Raga beranjak dari hadapan Olivia, ia menyusul Alta yang ingin pergi keluar dari rumahnya. Tangannya menarik lengan Alta membuat anak itu berhenti melangkah.

"Lo masih demam. Malam ini nginep di sini aja" ujarnya. Dua orang lain di sana semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Raga.

"RAGA!" pekik Olivia.

Gadis itu mendekati Raga dan Alta dengan tangan mengepal. Ia melepaskan tangan Raga yang memegang lengan Alta kemudian mendorong tubuh Alta menjauh. Mata Olivia menatap Raga.

"Gue dari tadi ngomong sama lo, Raga! Kenapa lo malah ngurusin si Alta mulu" kesal Olivia, matanya sudah berembun ingin menangis tapi ia tahan.

Raga menghela nafasnya, "Sebaiknya lo pulang dulu sekarang. Udah malem!"

"Apa? Gue ga salah denger 'kan? Lo nyuruh gue pulang tapi malah ngebiarin Alta nginep di rumah lo?" telunjuk Olivia mengarah kepada Alta yang berdiri terdiam. "Kalo emang gue harus pulang, dia juga harus pulang ke rumahnya sendiri"

[BL] 1; Another Pain | ✓Where stories live. Discover now