18 | Zosimo Wiku Ayres

9.4K 890 65
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.

[pythagoras]

.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Alta harus dikesalkan oleh kedatangan Raga yang tiba-tiba berteriak dari depan rumahnya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Pagi-pagi sekali Alta harus dikesalkan oleh kedatangan Raga yang tiba-tiba berteriak dari depan rumahnya. Anak itu terlalu bersemangat menjemputnya pergi sekolah.

Dengan langkah terburu Alta keluar kamar sambil menenteng tas ransel miliknya. Ia mengambil roti lapis yang dibuat sang Mama sebagai sarapan pagi. Setelah itu berpamitan dan buru-buru keluar.

Di depan pagar rumahnya, Raga dengan senyum menjengkelkan di atas motor menyapanya. Alta mengunyah roti lapisnya dengan kesal. Raga lalu menyodorkannya helm dan menyuruh Alta untuk segera naik. Tanpa banyak kata terucap keduanya pergi ke sekolah bersama.

Dua puluh menit berlalu dihabiskan keduanya menuju SMA San Juan. Kini keduanya sedang berjalan berdampingan menuju kelas 11 IPA 5. Raga tetap dengan kebiasaan barunya. Merangkul Alta dimanapun dan kapanpun mereka bersama. Alta benci itu.

"Lo belajar buat ujian hari ini, Ta?"

Pertanyaan itu sontak membuat Alta menepuk jidatnya. Ia lupa hari ini adalah hari pertama ujian bulanan. Melihat reaksi Alta tersebut membuat Raga yakin kalau Alta tidak belajar.

"Lo ga belajar ya? Ya udah sama" Raga terkekeh.

Mereka berdua memasuki ruang kelas tepat saat bel berbunyi. Beberapa anak yang berada diluar langsung berhamburan masuk. Alta duduk nyaman di bangkunya. Satu-satunya tempat dimana Raga tidak akan terlalu dekat dengannya. Begitu pula Raga di sampingnya.

Anak-anak lain mulai membuka buku catatan mereka. Ujian akan di mulai jam delapan. Masih ada waktu 1 jam untuk bersiap. Alta memanfaatkan waktu yang ada untuk membaca. Berbeda dengan Raga yang lebih memilih memperhatikan wajah Alta.

Cklek...

"Selamat pagi anak-anak!"

Seorang guru perempuan memasuki kelas. Itu Bu Arisha, wali kelas mereka. Atensi seluruh kelas beralih pada guru tersebut dengan tatapan heran. Pengecualian untuk Raga.

"Maaf ibu mengganggu waktu belajar kalian untuk ujian nanti. Ibu di sini hanya mau mengantar teman baru kalian" ujar Bu Arisha.

Beberapa anak langsung bergumam satu sama lain. Ada anak baru di kelas mereka ternyata.

"Cewek atau cowok bu?" tanya salah satu siswa laki-laki.

"Anak barunya, cowok!"

Jawaban Bu Arisha sontak membuat siswa laki-laki mendesah kecewa. Siswi perempuan malah bersorak girang. Mereka seperti tak sabar melihat teman baru yang akan menambah anggota kelas 11 IPA 5 ini. Alta kembali membaca bukunya tak peduli.

[BL] 1; Another Pain | ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum