54. Iri Bilang Bos ( Tamat )

3.1K 77 21
                                    

Apa kabar semuanya..

Jangan hujat saya  kalo endingnya sangat tidak memuaskan, karena saya juga udah berusaha, dan saya pun kesel sendiri, tapi ya gini deh hehe..

Langsung baca aja ya!

Happy reading!

*****

Semuanya menangis tersedu, tak ada yang berani menatap seseorang yang terbaring di brankar itu. Kini semua pikiran mereka kosong. Entah harus apa yang mereka lakukan.

Memukul Regan sudah Arkana lakukan bahkan sampai pria itu babak belur, menangis pun sudah Arkan lakukan. Ia ingin marah, sangat ingin marah kepada dirinya sendiri.

Hanya satu tanggung jawabnya namun tak bisa ia lakukan, orang tuanya sudah datang satu jam yang lalu. Mereka nampak sangat khawatir, bahkan sang ibu terlihat sembab karena terlalu banyak menangis.

"Maaf" akhirnya, suara serak itu terdengar. Satu suara dari mereka yang kini hanya diam.

Dia Genta, ialah yang meminta maaf.

Adit menepuk bahu Genta pelan, ia menggelengkan kepalanya mencoba menguatkan Genta seperti yang pria itu inginkan.

"Om Tante saya minta maaf." Ucapnya lagi masih dengan suara serak, sementara kedua orang itu hanya diam bahkan tak terusik sama sekali.

Hanya penyesalan yang berada dalam diri mereka, menyesal karena tak menjaga anak mereka dengan baik, menyesal karena harus berakhir dengan seperti ini.

"Maafin gue Ar.." lagi lagi Genta meminta maaf, bahkan hampir saja ia berlutut di kaki Arkana sebelum akhirnya pria itu menghentikan terlebih dahulu.

"Lo udah berusaha." Hanya itu yang keluar dari mulut Arkan. Ia menepuk bahu Genta, dan mengangguk sekali.

Elva kian menangis, ia memeluk Laura yang ada di sampingnya. Sementara Regan masih duduk terdiam di kursi, entah apa yang ia pikirkan.

Adit dan Genta melangkah bersamaan, karena kini hanya merekalah yang terlihat sedikit kuat. Mereka melangkah masuk ke dalam ruangan, membantu kedua perawat itu mendorong brankar keluar.

Rasanya waktu seperti melambat ketika brankar itu melewati mereka, dunia serasa menghentikan waktu untuk sejenak mengenang manusia yang kini terbaring itu.

"OM?"

"KAMU?"

Seketika bayangan Regan kembali ke saat ia dan Elsa untuk kedua kalinya bertemu, ia sedikit terkekeh pelan. Betapa lucunya gadis itu.

"HEH BOCAH! KALAU JALAN LIAT LIAT!"

"I-iya om maaf."

"HEH!"

"Saya nggak bodoh kok om, saya peringkat dua di kelas waktu SMA."

"Eh.. hehe, saya salah ngomong ya om?"

"JANGAN PANGGIL SAYA OM!"

Senyuman ceria itu tergambar jelas di pikirannya, bahkan dulu ia marah hanya karena Elsa memanggilnya Om.

"Y-ya m-maaf o-Pak."

"MEMANG SAYA BAPAK BAPAK?"

"Salah lagi ya?"

Regan terkekeh pelan, rasanya ia sangat merindukan gadis itu. Hampir hari harinya di temani Elsa yang berisik dan tidak mau diam, bahkan berani melawan ketika ia memberinya perintah.

IRI BILANG BOS! (End)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن