31. Iri Bilang Bos!

1K 72 7
                                    

°
°
°
°
°°°°

Happy reading!

🍄


Jam lima sore, Regan turun dari kamarnya berniat membangunkan Elsa. Jahat sekali kan dirinya, padahal ia sudah pulang hampir satu jam lalu. Namun tak ada sekali niatan untuk memindahkan Elsa ke kamarnya atau ke tempat yang lebih nyaman. Karena pasti Elsa akan mengalami nyeri pinggang dan semacamnya karena tidur di kursi.

Namun ketika turun, manusia yang di tuju nya sudah tak ada lagi di sana. Regan memutuskan untuk ke dapur, hendak membuat kopi untuk dirinya.

Tapi tepat saat ia akan mengambil kopi, tangan besarnya di tahan oleh sebuah tangan kecil yang tiba tiba muncul. Meski sedikit terkejut, Regan mampu menghilangkan itu dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Bos ngapain, bikin kopi lagi?"

Sedikit memejam, Regan kemudian menghembuskan nafasnya lega.

"Iya." Jawabnya.

"Kenapa kopi?"

"Karena saya ingin."

Elsa menghela nafasnya, berniat menghentikan namun sepertinya bosnya tengah memiliki masalah. Kentara sekali wajahnya nampak sedikit murung.

Lama tinggal dengan Regan membuat Elsa tau sedikit sifat Regan. Entahlah mungkin efek tinggal bersama.

"Kamu tidak melarang saya?"

Elsa mendelik "hm?"

"Padahal saya menunggu itu." Katanya, lalu melangkah pergi dengan secangkir kopi di tangannya. Meninggalkan Elsa yang sedang melongok di tempatnya.

"Apaan sih, aneh banget si bos." Cibirnya pelan, ia menghiraukan itu lalu kembali kepada tujuannya yaitu memasak. Ia lapar sekali karena hanya makan tadi waktu pagi, setelahnya ia malah tertidur hingga sore.

Hidangan siap di meja makan, Elsa beranjak memanggil bosnya untuk makan. Ya meski tak biasanya juga makan jam lima sore begini, namun ia keburu lapar jika harus menunggu sampai makan malam. Elsa kan paling tidak bisa jika harus menahan laparnya.

"Bos, ayo makan dulu. Nanti lanjut lagi nonton Upin Ipin nya."

"Kamu duluan saja, saya menunggu iklan."

"Tapi bos—"

"Duluan saja." Pungkas Regan membungkam Elsa di tempatnya.

Elsa pasrah, ia menuruti bosnya dan berbalik kembali ke meja makan. Namun, ia bukanlah manusia yang tidak tau cara menghargai orang lain. Yah, meski Elsa kadang menyebalkan dan bertingkah bodoh.

Selang lima menit, Regan datang ke meja makan. Ia langsung mengambil piring, menuangkan nasi dan lauk pauk juga tak lupa menuangkan air ke dalam gelas, lalu ia bawa ke ruang tamu.

Elsa yang bingung hanya memperhatikan bosnya, tak ada kuasa dirinya melarang. Regan adalah bosnya, dan ia hanya seorang pembantu.

Menghembuskan nafas lelah, Elsa mengurungkan niatnya untuk makan. Seleranya tiba tiba saja hilang, lantas ia membereskan meja makan dan memasukkan sisa makanan yang masih banyak itu ke dalam lemari.

Ia berjalan menuju kamarnya, mungkin rebahan adalah satu satunya jalan terbaik untuk mengembalikan moodnya yang rusak tiba tiba.

Entah mengapa ia juga merasa aneh pada dirinya sendiri, padahal Regan tak melakukan kesalahan namun entah mengapa ia kesal.

IRI BILANG BOS! (End)Where stories live. Discover now