9. Iri Bilang Bos!

1.6K 133 7
                                    

°
°
°
°
°°°°°

Happy reading!

🍄


Elsa berjalan gontai masuk ke dalam ruangan yang di tunjukkan pria yang ia ketahui bernama Adit itu. Elsa langsung merebahkan dirinya di sofa empuk yang terdapat di ruangan besar, mewah namun nampak elegan itu.

"Tuh bos gemblung mana coba, udah capek-capek malah nggak ada. Dasar ngeselin emang."

"Silahkan mengumpat sepuasnya sebelum saya menyuruh kamu untuk angkat kaki dari sini!" Ucapan tajam itu terdengar menjengkelkan di telinga Elsa.

Dengan jengah Elsa mendongakkan kepalanya, menatap bosnya yang ternyata juga tengah menatapnya.

"Bos, bisa nggak sehari aja biarin saya hidup damai!."

"Kapan saya membuat hidup kamu tidak damai?"  Ujarnya berbalik tanya.

Elsa mendengus, selalu saja kalah jika sedang beradu argumen dengan pria kolot itu.

"Minum!" Perintahnya, lalu berjalan ke arah kursi kebesarannya.

Lagi lagi Elsa hanya mendengus kesal, namun ia juga meminum air putih itu. "Makasih." Ketusnya, dan kembali melanjutkan acara rebahan nya.  Tanpa mempedulikan keadaan sekitar.

Tepatnya di ambang pintu, seorang wanita cantik dengan dress merah menyala tengah menatap ke arah Elsa. Ia beberapa kali mengerenyitkan dahinya kebingungan.

"Reg—"

"Jika tidak penting lebih baik pergi sekarang juga!" Belum juga menyelesaikan ucapannya, pria itu sudah terlebih dahulu memotong.

Elsa sontak terkejut, lalu bangun dari rebahannya dan mendudukkan dirinya di sofa. Menatap dua manusia yang mungkin sedang melakukan telepati.
Elsa memilih tidak peduli, badannya sangat pegal karena kejadian yang tidak ia duga itu. Apalagi acara adu bacotnya dengan dua satpam, sangat melelahkan di tambah malu juga. 

"Dia siapa?" Tanya wanita itu, bukannya pergi ia malah melangkah masuk.

"Laura, saya sedang sibuk. Tolong pergi." Perintahnya lagi, namun sepertinya wanita bernama Laura itu tipikal manusia keras kepala.

"Tapi sayang... Dia siapa?" Tanyanya lagi, membuat pria itu menghembuskan nafasnya kasar.

Sementara di sisi lain Elsa hampir tersedak seraya melongok, tidak percaya ada wanita yang memanggil bos gemblung-nya dengan 'sayang? Aish.. menjijikan sekali.

Ia bergidik ngeri, lalu mencomot camilan yang ada di meja seraya kembali rebahan, dan seseorang tolong ingatkan Elsa bahwa statusnya tidak lebih sebagai seorang pembantu.

"Saya bilang pergi." Ketus pria itu.

"Tapi, Re—"

"Pergi baik baik atau saya yang akan membuatmu pergi dari sini?" Ancamnya, langsung membuat wanita itu terdiam di tempatnya. Nampak kentara sekali wajah kesalnya, ia berbalik lalu menatap Elsa tajam. Sementara yang di tatap tajam terlihat santai dengan camilan di pangkuannya.

"Gara-gara kamu saya di usir calon suami saya!." Sinisnya, lalu melenggang begitu saja.

"Baru calon aja bangga, gue embat tau rasa lu." Ucap Elsa tanpa sadar jika seorang pria kini tengah menatapnya.

"Siapa suruh seenaknya di ruangan saya?"

Elsa kikuk, ia merasa tidak nyaman. "Maaf bos. Saya khilaf."

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang