8. Iri Bilang Bos!

1.6K 131 2
                                    

°
°
°
°
°°°°

Happy reading!

🍄


Sejak majikannya alias bosnya memutuskan sepihak agar Elsa tinggal di rumah besar itu ia jadi tidak bisa keluar dengan bebas. Lebih tepatnya seperti terkurung dalam penjara.

Ya, seminggu lalu setelah drama aneh yang Elsa juga heran kenapa bosnya mengatakan suka' padanya, ia kini telah tinggal di rumah itu. Berdua, hanya berdua dengan bosnya. Yang gobloknya lagi, Elsa belum tahu siapa nama pria yang sering kali merangkap jadi toa mesjid itu.

Ketika kepindahannya juga, Elsa di antar hingga depan pintu gerbang masuk kosannya. Bahkan ibu kos sampai menangis dan memeluknya beberapa kali, apalagi istri mang Ucup ia menangis histeris dan tak mau melepaskan pelukannya. Membuat Elsa jengah dan akhirnya mengatakan jika ia tidak lupa akan janjinya untuk mentraktir ibu ibu rombongan gosip itu. Dan percaya tidak percaya, Bi Arum langsung kicep seketika dan menghentikan tangisnya membuat sang suaminya —mang Ucup menghela nafasnya jengah.

Dan yang membuat Elsa malu adalah, ketika ibu ibu itu meminta foto dengan bosnya. Bahkan sampai berebut, hingga Elsa jengah dan berakhir dengan dirinya di hujat habis habisan karena menghalangi niat ibu ibu yang sedang meminta foto itu. Bahkan mereka sampai lupa, jika tadinya menangis ketika Elsa akan pergi. Tapi ketika bosnya keluar dari mobil dan menyuruhnya masuk, ia malah lebih kesal karena di tahan agar sedikit lebih lama.

Elsa dongkol, karena mereka menjadikan Elsa fotografer dadakan. Anehnya lagi, mang Ucup juga ikut minta foto. Dengan asal-asalan Elsa memfoto mereka, dengan wajah ibu ibu yang tersenyum dan bosnya yang berdiri dengan wajah tanpa ekspresi. Sungguh satu kesatuan yang sangat mengagumkan, bukan?.

Setelah perhelatan panjang itu, Elsa akhirnya bisa keluar dari kerumunan spesies ibu-ibu bar-bar itu. Padahal jika tidak ada acara meminta foto dan menangisi kepergiannya, —padahal hanya beda beberapa komplek saja. Elsa pasti hanya butuh waktu setidaknya sepuluh menit untuk mengambil baju dan kebutuhan lainnya.

Tapi ya memang dasarnya harus ada drama terlebih dahulu, pekerjaan yang harusnya membutuhkan waktu sedikit malah jadi lama.

"Elsa." Suara yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya itu kembali terdengar. Membuatnya menggeleng pelan, siapa tau ia hanya berkhayal saja.

"Elsa! Kamu dengan saya tidak?" Elsa terlonjak, ternyata suara itu memang benar berasal dari pemiliknya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Enggak bos, ada apa memanggil saya?" Tanya Elsa, ia memang akan membiasakan bahasa yang formal ketika bicara dengan manusia aneh itu.

"Kamu ikut saya ke kantor. Sekarang!" Ucapnya, lebih tepatnya sebuah perintah. Yang Elsa tau tidak boleh sama sekali terbantahkan.

"Oke, saya ganti–"

"Tidak perlu. Ayo!"

"Tapi–"

Belum juga mengutarakan pendapatnya, tangan Elsa sudah di tarik terlebih dahulu. Elsa berjalan sedikit terseret karena langkahnya dan langkah bosnya memang berbeda jauh. Pria itu melangkah lebar, sementara Elsa. Tubuh saja cebol mana bisa melangkah selebar langkah bosnya.

"Pelan pelan bos." Lirihnya, namun tak kunjung di dengan pria bertubuh jangkung itu.

Elsa mendengus kesal, kini ia telah duduk tepat di samping bos-nya. Setelah acara mendebatnya yang berujung dengan kekalahan, akhirnya Elsa duduk di depan.
Sesuai dengan permintaan bos besarnya itu.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang