11. Iri Bilang Bos!

1.5K 121 0
                                    

°
°
°
°
°°°°

Happy reading!

🍄



Setelah sampai di ruangannya, Regan celingukan ia hanya menemukan tas kantornya yang tergeletak di sofa. Sementara bocah kencur itu tidak kelihatan, entah kemana juga perginya gadis minim akhlak itu.

Regan mengambil tasnya, lalu berjalan ke arah meja dan mencoba sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa menit berlalu namun sial, ia tidak bisa. Bayangan wajah menyebalkan Elsa selalu ada di otaknya.

"Dasar merepotkan." Gerutunya, lantas ia berdiri.

Regan berjalan keluar ruangannya, dan entah kenapa kakinya membawanya menuju ruangan adiknya Aditya yang bersebelahan dengan ruangannya.

"Adit kam—"

Ucapan Regan terhenti, ia menatap dua manusia yang sedang duduk di sofa. Tidak, lebih tepatnya hanya Adit yang duduk. Sementara gadis yang di carinya tengah berbaring terpejam.

"Adi—"

"Jangan berisik, dia baru tidur." Potong Adit sebelum Regan melanjutkan ucapannya.

Regan berdecak, "benar benar merepotkan." Kesalnya.

"Pindahkan ke ruangan saya!"

"Ck, lu gue aja anjir. Nggak enak banget gue dengernya." Protes Adit seraya memindahkan kepala Elsa dari pahanya.

"Kenapa lu yang jadi bantalnya? Habis ngapain kalian?" Tanya Regan, sangat terlihat bahwa dirinya tengah menahan amarah.

Adit tersenyum sinis, "kan emang calon istri gue."

"Adit sialan." Umpatnya, lalu perlahan ia membawa tubuh Elsa ke pangkuannya.

"Anjir pelan-pelan bangsat!" Tegur Adit.

Regan seolah tak mendengar, ia lantas berjalan keluar ruangan Adit.

"Dasar kakak sinting, lagian bisa bisanya gue punya kakak macem si Regan." Gerutunya, ia lantas mengusap wajahnya kasar.

Sementara itu, Regan yang sudah di ruangannya kini tengah menatap Elsa yang masih asyik dengan tidurnya.

Regan tak habis pikir dengan gadis di sampingnya, bisa bisanya ia tertidur di pagi hari seperti ini. Juga tak masuk akal sekali, padahal Elsa dan dirinya hanya selang waktu beberapa menit tidak bertemu.

Regan gelisah, akhirnya daripada ia terus memandangi Elsa dengan tidak jelas. Regan kembali ke kursinya, mencoba membuka beberapa lembar kertas yang harus di periksa olehnya.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, artinya Elsa sudah tidur hampir satu jam lebih dan anehnya tak ada sedikitpun gerak gerik Elsa yang menunjukkan bahwa ia akan terbangun.

Sudah hampir sepuluh kali juga Regan bolak balik melihat Elsa dan mencoba fokus kepada pekerjaannya.

"Sialan, Regan bodoh. Untuk apa juga kamu memikirkan gadis itu." Gerutunya sembari melempar map di tangannya. Untungnya saja tidak sampai jatuh ke lantai hanya sedikit berserakan di meja saja isinya.

Di lain sisi, sebenarnya Elsa sudah terbangun dari setengah jam yang lalu. Namun ia sengaja, ingin tau bagaimana reaksi bosnya ketika melihat asistennya bermalas-malasan apalagi sampai tidur seperti Elsa.

Dalam hati Elsa cekikikan karena berhasil mengerjai bosnya, namun ia juga kasian karena Elsa perhatikan sedari tadi bosnya tidak terlalu fokus pada apa yang ia kerjakan.

"Elsa, kamu sudah bangun?" Tanya Regan, buru buru Elsa memejamkan matanya berpura pura tertidur.

Regan melangkah menghampiri Elsa di sofa, dan ini sudah yang kesebelas kalinya.

"Elsa, saya tau kamu tadi membuka mata." Ujarnya, namun masih dengan berdiri sembari menatap wajah Elsa.

"Elsa, tolong jangan bermain-main dengan saya. Saya tau kamu sudah bangun kan?" Tanyanya lagi, namun tak ada pergerakan sedikitpun dari gadis di depannya.

"Elsa? Saya bilang jangan bermain-main dengan saya." Regan berdecak malas, harus di apakan lagi supaya gadis ini bisa bangun.

"Elsa saya potong gaji kamu!" Ceplosnya tanpa berpikir.

Sementara Elsa masih di posisinya, sampai Regan hampir frustasi karena gadis menyebalkan itu tidak bangun-bangun sedari tadi.

"Elsa saya benar benar akan potong gaji kamu jika masih ti—"

"IYA IYA! NIH BANGUN!" teriak Elsa seraya duduk, ia mencebik kesal menatap bosnya.

"Cih, giliran uang saja."

"Awas aja potong gaji saya bos!" Ancam Elsa masih dengan menatap tajam bosnya.

"Sejak kapan bawahan mengancam bosnya?" Sinis Regan, namun tak membuat Elsa takut.

"Ya sejak ini! Bos buta? Nggak liat saya lagi ngancam?"

"Sepertinya kamu harus sekolah lagi, dasar gadis tidak punya tata krama." Cibir Regan lalu berjalan ke arah kursinya.

"Jangan menangis, salah sendiri tapi ketika di salahkan tidak mau." Sindir Regan tajam.

"Saya tidak cengeng wahai bos Regan terhormat."

"Baguslah, kalau begitu buatkan saya teh." Perintahnya, ia kembali membuka map dan menatap layar komputernya.

"Siapa anda menyuruh-nyuruh saya?" Tanya Elsa bangkit dari duduknya.

Tentu saja Regan mendelik tajam menatap Elsa yang tengah berdiri.

"Saya bos kamu jikalau kamu lupa Elsa." Desis Regan menekankan ucapannya.

"Hm, saya cuman khilaf tadi. Jangan potong gaji saya bos." Ucapnya lalu ngacir keluar dari ruangan Regan.

Pria itu menghembuskan nafasnya kasar, ia juga memijat keningnya yang terasa pening.

"Regan Regan, sial sekali nasib kamu." Gumamnya pada diri sendiri, mengingat apa saja yang telah di lakukan Elsa sebulan belakangan ini.

Terlalu sakit untuk mentalnya yang sedikit kuat ini.

"Sabar Regan."









****

Hai ketemu lagi nih! Semoga selalu suka ya 😊

Maaf jika banyak typo, saya males revisi :)

Jangan lupa jika berkenan silakan vote, comments, share dan follow akun saya juga hehe... :)

See u❤

IRI BILANG BOS! (End)Where stories live. Discover now