28. Iri Bilang Bos!

1.1K 86 4
                                    

°
°
°
°
°°°°
Happy reading!

🍄




Jam satu siang tepatnya setelah Tino mengantarkan makanan ke ruangan Regan dan melihat dua manusia yang saling diam sama seperti awal kedatangan mereka berdua, ia tidak lagi kembali ke ruangan itu. Melainkan menemui Adit di ruangannya.

Lain Tino lain juga dengan Regan dan Elsa, kedua manusia berbeda jenis itu hanya saling diam setelah menghabiskan makanannya masing-masing. Ah, ralat mungkin setelah Regan mengatakan hal yang sama sekali di luar ekspektasi Elsa.

"Permisi." Suara pintu bersamaan dengan suara berat laki-laki, menginterupsi Elsa dan Regan untuk keluar dari keadaan diam mereka. Terutama Elsa yang melamun masih bingung ini antara nyata atau tidak.

Keduanya menoleh melihat ke arah pintu, disana terlihat Adit bersama dua orang lainnya.

Elsa tersenyum, ia hendak beranjak menghampiri Adit untuk bercerita namun mengurungkan niatnya ketika melihat pria yang berdiri di samping Adit.

Pria itu juga tersenyum, lebih tepatnya tidak menyangka Elsa ada di sana.

"Hai.., kamu yang dasteran itu kan? yang nolongin kakak saya. Jumpa lagi cantik." Ucapnya membuat suasana di ruangan itu kian hening.

Sementara Adit, Regan dan Tino menatap Elsa dan pria itu heran. Meskipun sebenarnya Adit sudah menduga akan ada hal lain yang akan terjadi, namun ternyata lebih dari dugaannya.

"Kenan adiknya Laura?" Tanya Regan dengan nada yang sulit di artikan. Bahkan Adit pun yang adik kandungnya hampir menahan nafas kala mendengar suara Regan.

"Iya, Pak Regan. Senang bertemu dengan anda."

"Saya tidak." Balas Regan cepat.

Kenan menyodorkan tangannya, namun tak kunjung mendapat balasan.

"Ah, iya. Pak Regan, ini pak Kenan dari perusahaan—"

"Tidak penting." Pungkas Regan memotong ucapan Tino asistennya.

"Tapi pak, pak Kenan ini yang akan bekerjasama dengan perusahaan kita." Tutur Adit mengganti Tino, ia berbicara layaknya bawahan kepada atasan.

Regan berdecak "ralat, perusahaan saya, bukan kita." Kata Regan.

Jika tidak dalam situasi ini, ingin sekali Adit menendang kakaknya yang sombong itu.

Regan berdiri "maaf, tapi saya tidak menerima—"

"Loh bos?" Pernyataan tidak setuju keluar dari mulut Elsa yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

Keempat lelaki itu menoleh menatap Elsa.

"Bos nggak di ajarin sopan santun sampe nggak tau caranya memperlakukan tamu seperti apa?" Elsa menolak pinggangnya layaknya emak-emak yang sedang memarahi sang anak.

"Saya lebih tau hidup di banding kamu, jadi diam!."

Elsa tidak menanggapi Regan, melainkan malah mengalihkan pandangannya kepada Kenan. Pria ganteng namun alay yang ia temui di depan gerbang rumah Regan.

"Pak Kenan, saya Elsa salam kenal." Ucapnya menyodorkan tangan, yang di sambut baik oleh Kenan.

"Salam kenal juga. Meski saya sudah kenal kamu, bahkan saya masih ingat pertemuan pertama kita."

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang