32. Iri Bilang Bos!

951 66 5
                                    

Punten!
Ada adegan xxx, kalo nggak nyaman atau masih di bawah umur mending Jan di baca ya!

Happy reading!

***

Regan bangun jam tujuh pagi, setelah menemani Laura hingga larut, ia baru tidur sekitar jam dua pagi.

Dan yang belum Regan sadari adalah keberadaan pembantunya, ia lupa jika menjanjikan makan malam dengan perempuan itu.

Seraya memijat pelan kepalanya, Regan bangun. Ia hampir tidak mengingat apa yang terjadi malam tadi karena terlalu banyak minum.

Perlahan ia beranjak dari tempat tidurnya,  berjalan ke bawah menuju dapur. Sepertinya teh hangat sangat di butuhkan tubuhnya saat ini.

Setelahnya ia membawa teh hangat itu ke kamarnya, dirinya langsung mandi untuk segera pergi ke kantor. Mau bagaimana pun Regan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Lima belas menit kemudian, Regan beres dengan semua urusannya. Ia hanya tinggal sarapan dan berangkat ke kantor.

Sedikit berlari, Regan menuruni tangga menuju meja makan. Namun kosong, tidak ada satu pun makanan di sana. Mendengus pelan, Regan berjalan menuju kamar Elsa. Ia mengetuknya beberapa kali, namun tak ada jawaban.

"Tidak di kunci?" Herannya, langsung saja ia membuka pintu itu. Dan kosong juga, tidak ada siapapun di sana.

"ELSA!" teriaknya terdengar hingga penjuru rumah, namun tak kunjung ada balasan.

Regan berlari ke taman belakang, lalu mengecek semua ruangan hingga ke gudang, namun tidak ada siapapun di sana.

"ELSA!" Teriaknya lagi, namun sepertinya di rumah ini hanya ada dirinya saja.

Setelah mencari hampir ke penjuru ruangan Regan masih tak menemukan siapapun.

"Di mana kamu Elsa.." ia memijat pelipisnya yang masih sedikit terasa pening.

Tanpa pikir lagi, Regan langsung mengeluarkan mobilnya. Sembari berangkat ke kantor ia akan mencari gadis itu.

"Adit, apa kamu bersama Elsa?" Tanya Regan sebelum Adit sempat berkata apapun.

"Loh, kok nanya gue. Lu kan yang serumah sama dia." Jawab Adit di sebrang telpon.

"Jangan bohong, cepat katakan Elsa di mana."

"Ya mana gue tau setan."

"Adit tolong jangan bercanda."

"Lu mau gue seriusin?" Tanya Adit kesal.

"Adit!" Sentak Regan.

"Gue nggak tau anjing. Kalo lu nggak percaya sini ke kantor, nggak ada Elsa di sini. Lagian ngapain sih cari—"

Tut Tut Tut.

Regan memutuskan panggilan itu sepihak, tak berguna juga menghubungi Adit.

Sementara di kantor Adit mencak-mencak kesal kepada kakaknya yang bertingkah seenak jidat.

"Regan iblis, bangsat, titisan monyet." Dan lain lain lagi umpatan Adit layangkan pada kakaknya itu, sampai sampai Tino yang hendak memberikan berkas pun terdiam di tempatnya karena takut, ini adalah pertama kalinya melihat Adit semarah itu.

****

"Elsa jangan membuat saya khawatir, kamu di mana.." lirih Regan frustasi, beberapa kali ia menelpon Elsa namun ponselnya selalu tidak aktif.

Sampai di kantor, Regan segera masuk sampai beberapa kali menabrak karyawannya hingga membuat mereka heran dengan tingkah sang bos.

Ia naik ke lantai atas, mengecek ruangannya terlebih dahulu. Namun tak ada siapapun di sana, beralih ke ruangan di sebelah namun hanya ada Adit dan Tino di sana.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang