15. Iri Bilang Bos!

1.4K 109 0
                                    

°
°
°
°
°^°

Happy reading!

🍄



Kemarin malam, Elsa dan Regan sampai di rumah sekitar jam sembilan. Karena Elsa yang mengajak Regan jajan sosis bakar terlebih dahulu, bukan hanya itu Elsa juga jajan jagung bakar dan cimol. Membuat Regan dongkol dan memaksanya pulang, hingga ia dikatai rakus karena setelah makan nasi goreng yang cukup banyak porsinya Elsa masih ingin memakan makanan lainnya.

Pagi ini suasana rumah terlihat damai, tidak ada keributan seperti biasanya. Elsa kelelahan begitu pun dengan Regan. Apalagi pria kolot itu, kasian sekali dirinya kemarin kena sembur bubuk kacang instan yang langsung dibuat dari pabriknya.

Di Kamis pagi ini, Elsa terbangun hampir kesiangan. Jam setengah tujuh pagi, ia baru membuka matanya untung saja bosnya bangun lebih lambat darinya.

Setelah mandi, Elsa seperti biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci dan lainnya.

Namun saat ia hendak memasak, Regan keburu datang dengan training lengkap dengan jaket hitam.

"Elsa, ayo ikut saya olahraga. Kasian tubuh kamu tidak pernah mengeluarkan keringat." Ucapan Regan tentu saja membuat Elsa kesal. Bagaimana bisa tidak keluar keringat?, setiap hari Elsa mencuci dan membersihkan rumah besar milik Regan. Sungguh pria yang sangat pintar.

"Elsa!, hari ini tidak perlu memasak untuk sarapan."

"Lah bos?"

"Cepat ganti baju kamu. Saya sudah belikan lengkap dengan sepatunya, ambil di depan pintu kamarmu."

Elsa tentu saja melongo, sejak kapan bosnya sebaik ini. Dan sejak kapan pula bicaranya tidak pakai elpiji.

Berselang beberapa menit Elsa keluar dengan celana panjang dan jaket hitam persis seperti yang di pakai bosnya.

"Ayo bos!" Elsa berjalan melewati Regan yang masih berdiri di tempatnya.

"Kamu memang tidak tau sopan santun ya?"

"Ah elah kayak nggak biasa aja bos. Ayo, keburu saya males nemenin bos lari."

Regan bergumam, lalu berjalan mengikuti Elsa yang sudah terlebih dahulu di depannya.

"Ke mana bos?" Tanya Elsa ketika sampai di depan gerbang rumah.

"Taman."

Keduanya benar benar seperti anak dan ayah, tidak maksudnya pasangan kekasih pada umumnya. Tinggi Elsa yang hanya sebatas bahu Regan membuat mereka terlihat sangat cocok. Apalagi kini baju Elsa tidak menggambarkan Elsa seorang pembantu.

Mereka benar-benar lari sampai ke taman yang sebenarnya agak jauh dari tempat tinggal Regan.

Dan pria itu sedari tadi memperhatikan gerak gerik Elsa, sesekali ia melirik gadis itu untuk memastikan jika ia tidak merasa kelelahan.

Benar saja Elsa memang tidak terlihat lelah. Regan kira mereka akan berhenti di tengah jalan karena Elsa yang ketinggalan karena kelelahan. Namun, hampir lima belas menit berlalu tidak ada tanda tanda gadis itu akan berjongkok dan mengeluh lelah kepadanya.

"Elsa kamu tidak lelah." Daripada terus penasaran, ia lebih baik bertanya. Siapa tau gadis di sampingnya ini hanya berpura-pura kuat.

"Ya capek lah, masa enggak!" Ketus Elsa, ia melirik sinis bos-nya.

IRI BILANG BOS! (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant