Chapter 35

199 46 10
                                    

Hai-hai jangan lupa Vote + Komen nya yh^^

Happy Reading🍭
.
.
.
.

🍭🍭🍭

"Bravo, bravo, bravo!" ucap Shintia yang menepuk tangan. Silfia hanya menaikkan sebelah alis matanya. "Liat gaes ada sorang pembunuh!" ucap Shintia yang membuat Silfia kesal.

"Tapi, kerja dia bagus, cuman sayang terbongkar ups" kata Shofia teman Shintia.

"Hahah" Shintia hanya menertawakan Silfia dan pergi bersama geng nya.

"Ih..." Silfia menghentikan kakinya karena kesal

****

Keesokan harinya, semua siswa-siswi pulang ke rumahnya masing-masing, Zahra bersama Ken di dalam bus dan teman-teman nya, Satria bersama Nadin di mobilnya Satria. Saat Zahra sedang mencari tempat duduk Ken menawarkan kursi yang ada di sebelahnya sambil menepuk kursi kosong dan tersenyum ke arah Zahra, Zahra langsung tersenyum dan duduk bersama Ken, Silfia ingin duduk tapi di larang dengan teman-teman nya.

"Minggir" ucap Silfia.

"Sorry, kita enggak menerima pembunuh" ucap salah satu siswi di bus. Dan semuanya mensoraki Silfia, lalu Zahra datang.

"Ada apa?" tanyaku ke semuanya. "Re, Silfia biar sama lu ya" ucapku sambil memohon kepada Rere.

"Tapi Ra, dia udah jahat sama lu, ngapain juga lu belain dia!" unjuk Rere ke Silfia.

"Yaudah gini aja, Laura lu duduk sama Rere ya, David lu duduk sama Ken ya, dan gua duduk sama Silfia" ucapku yang merangkul Silfia.

"Tapi Ra?" ucap Laura yang setengah dan menyetujuinya, Zahra duduk bersama Silfia.

"Lu kalo butuh makanan bilang aja ke gua" ucapku kepada Silfia.

"Ra, lu baik banget sih"

"Iyah, enggak sangka tau gua" ucap semuanya. Dan Silfia mendorong Zahra sampai Zahra terjatuh dari tempat duduknya.

Buk

"GUA, ENGGA BUTUH BELAS KASIHANI LU!!!" teriak Silfia, dan ia langsung duduk kembali dan menaruh tas nya di kursi yang kosong.

"Sil, lu jahat banget sih!, Zahra itu udah baik sama lu!, tapi gini lu perlakukan dia!" teriak Laura kesal dan langsung membantu Zahra berdiri.

"Udah, jangan berantem" ucapku.

"Udah biar gua duduk sama Cindy di belakang, David sama Laura dan lu sama Ken" ucap Rere.

"Heu dasar cewek ribet" gumam David.

Zahra duduk di sebelah Ken.

"Ada yang sakit?" ucap Ken.

"Enggak, kok" ucapku yang berbohong dan menutupi telapak tanganku yang berdarah kena ujung bangku saat sedang ingin pegangan tapi terlepas.

"Sini tangannya" Ken langsung menarik tangan Zahra dan mengambil obat di tasnya lalu mengobati tangan Zahra.

"Makasih" ucapku yang pelan sambil tersenyum.

"Cie...,cie..." sorak semua nya, Zahra langsung melepaskan genggaman dari tangan Ken. Saat di perjalanan Zahra tertidur dan menyender ke bahu Ken. Ken membuka kotak kalung yang ingin berikan kepada Zahra. Namun, belum ia beri kepadanya.

Semuanya sudah sampai di rumahnya masing- masing dan tertidur lelap akibat perjalanan yang sangat cape. Berbeda dengan Zahra saat ia sampai rumah ia mendapati sosok ibunda nya di dalam rumah, Zahra sangat terkejut melihat nya dan juga senang, ia langsung memeluk erat tubuh ibunda nya.

"Mommy ..."Aku langsung memeluknya. Vanya Garchia Natalie nama ibunda Zahra.

"Kamu enggak papa sayang? Apa yang sakit? Mau ke dokter sekarang?" sambil meneliti tubuh anak nya, Zahra hanya terkekeh melihat tingkah ibunda nya.

"Kok malah ketawa sih" Vanya semakin bingung melihat anak perempuan nya.

"Mommy Zahra enggak papa ko, nih liat" Aku langsung memutar tubuhnya seperti film princes yang di kartun.

"Kamu tuh yah lagi sakit masih aja banyak tingkah" Zahra langsung berhenti mendengarkan suara itu dan ia langsung teriak karena papah nya juga datang.

"Papah ..." Teriakku dan langsung memeluk tubuh sumber suara itu. Rico Hemandra Natan ayahanda dari Zahra dan juga Satria.

"Udah besar kamu sesak nafas papah nih" Ucapnya yang melepas tubuh anaknya itu, Zahra langsung mengembungkan pipinya.

"Udah-udah kalian kaya anak kecil saja" Kekeh Vanya yang melihat kedua orang tersebut.

"Oh iya gimana perusahaan kamu satria?" Ucap Rio sambil duduk di sofa dan di ikuti Satria.

"Alhamdulillah lancar pah"

"Syukurlah, kamu anak laki-laki di keluarga ini harus bisa membanggakan keluarga ini jangan buat kita kecewa, paham!" tegas nya sambil melihat Satria.

"Iyah pah, Satria enggak akan kecewain kalian" Sambil menatap kedua orang tua nya.

"Mom, Zahra ke kamar dulu yah cape banget ini" Sambil mengepresi wajah lesu nya.

"Yaudah sono" jawab Vanya, Zahra langsung bergegas ke kamar nya.

"Ahhh lega" Aku langsung merebahkan badan nya di kasur yang sangat empuk dan membuatnya tidur terlelap sampai lupa harus mengganti pakaiannya.

🍭🍭🍭

Yeyy akhirnya tamat🥳🥳 terimakasih yang sudah baca^^



































Wkwk enggak ko author cuman berjanda xixi^^ tenang aja karena ceritanya belum tamat jadi tetap stanbay sama ceritanya yah ^^

Next??

WAJIB SPAM VOTE + KOMEN SEBANYAK BANYAK NYA🔥🔥🔥

KenZahra [TAMAT]✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ