Chapter 8

351 241 76
                                    

Saya buka pencemburu, tapi milik saya ya milik saya, saya tidak mau berbagi apalagi terbagi:(
.
.
Jangan lupa tinggalin jejak nya❤
.

.

.

Happy Reading🍭

Semua siswa dan siswi langsung pulang.

"Ken, pulang bareng gua yuk" ajak Silfia yang berusaha ngedeketin ken. Dan Dio pun datang menjemput Zahra.

"Hai, Ra, gua anterin pulang ya" ajak Dio. Ken merasa kesal melihatnya.

"Naik" jawab Ken yang matanya kesal kearah Zahra dan Dio. Begitu pun Zahra yang juga kesal melihat Ken menerima tawaran Silfia, akhirnya Zahra menyetujui ajakan Dio.

"Yaudah, anterin gua pulang ya" kataku sambil kesal melihat Ken dan Silfia.

Kenapa lu harus dekat sama tuh cowok sih. Ken bergumam di dalam hatinya.

Ken lu kenapa jadi orang enggak pekaan banget sih, dan apa-apan coba Silfia pakai peluk Ken segala terus dia diam aja? Ih ngeselin... Kataku bergumam di dalam hati.

"Takut jatuh, pegangan yang erat" Dio menarik tangan Zahra agar melingkar ke perutnya. Zahra sengaja biar Ken cemburu melihatnya dan ternyata Ken cemburu melihat Zahra meluk badan Dio. Tanpa tidak sadar Ken melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sampai Silfia ketakutan.

"Ken, pelan-pelan bawa motornya!" Silfia teriak, tapi Ken tidak mendengarkannya. Tiba-tiba ada bapak-bapak lewat membawa gerobak sayurnya. Ken kaget melihatnya dan ia mengerem mendadak sambil berbelok kearah pohon, akhirnya Ken menabrak pohon. Semua warga pada kumpul mendekati mereka. Zahra melihat nya langsung menghentikan motor Dio.

"Dio, berhenti" kataku dan sambil lari ke arah Ken. "Ken!" aku berteriak memanggil Ken.

"Pak tolong teleponi ambulans" kata Dio.

"Ken bangun!, Hiks.. hiks.." kataku sambil menangis dan berada di samping Ken.

Ken dan Silfia langsung di bawakan ke rumah sakit. Silfia sudah tersadar karena ia tidak mengalami cedera yang parah. Namun, Ken masih belum sadar.

"Ken! Bangun!, Hiks.. hiks.." aku terus saja menangis di samping Ken.

"Ra, Ken masih belum sadar?" tanya Silfia dan Zahra hanya menggelengkan kepalanya. Akhirnya Ken terbangun.

"Ini dimana?" tanya Ken.

"Lu di rumah sakit, syukurlah kalo lu udah sadar, gua khawatir banget sama lu," kata Silfia yang langsung memeluk Ken. Zahra hanya terdiam melihatnya, Ken melihat Zahra yang lembab matanya habis menangis.

"Kenapa?" ucap Ken yang terlihat acuh, Namun, hati nya sedang khawatir melihat mata Zahra yang sembab.

"Enggak, gua kelilipan doang, gua pergi dulu ya" kataku dan langsung pergi meninggalkan mereka, Dan di ikuti dengan Dio.

"Keadaan lu gimana?" tanya Ken.

"Gua?, enggak papa ko, cuman luka ringan doang" jawab Silfia.

***

"Udah jangan sedih lagi, nanti cantik nya ilang loh kaya nenek-nenek gini" Dio mempraktikkan gaya nenek-nenek, Dan membuat Zahra tertawa.

"Hahaha... cocok banget lu jadi nenek-nenek" kataku sambil tertawa melihat tingkah konyol Dio.

"Sembarangan gua cakep gini di bilang nenek-nenek" kata Dio.

"Udah jangan nangis lagi, smail nih gini" Dio mempraktikkan gaya senyuman yang bikin Zahra tertawa lagi.

"Udah-udah sakit perut gua ketawa mulu, Hahaha..." kataku sambil tertawa lepas.

"Nah gitu dong" Dio tersenyum melihat Zahra tertawa.

"Lapar nih gua, makan yuk" ajak Dio.

"Okedeh" aku menyetujuinya dan pergi ke Cafe bersama Dio.

***

Beberapa Jam kemudian ibunda Nadin sudah mulai membaik dan tersadar.

"Alhamdulillah, Mah, akhirnya mamah bisa sembuh juga" kata Nadin sambil meneteskan air matanya.

"Nak, kamu dapat uang dari mana bisa bayar pengobatan mamah?" tanya mamah Nadin.

"Nadin enggak tau Mah, tiba-tiba biaya administrasinya sudah lunas" jawab Nadin sambil bingung, tiba-tiba Asep masuk ke dalam ruangan pasien mamah Nadin.

"Syukurlah kalo tante baik-baik saja" kata Asep.

"Loh" Nadin kaget melihat Asep yang tiba-tiba datang.

"Eh Nak Asep, sama siapa kesini?" tanya mamahnya Nadin.

"Sama mamah tan," jawab Asep dan mamah nya pun datang, lalu mereka saling mengobrol, Nadin mulai enggak betah disitu ia langsung pergi keluar kebagian administrasi untuk menanyakan siapa yang sudah membayar tagihan rumah sakit nya.

Asep adalah cowok culun cupu yang di jodohkan kepada Nadin, sudah lama kedua orang tuanya berteman baik mereka ingin menjodohkan anak-anaknya saat sudah besar. Namun, Asep tumbuh menjadi cowok cupu, penakut dan membuat Nadin kesal dengan sikapnya, Nadin terus saja menolak lamaran dari keluarga Asep, tapi keluarga Asep tetap berusaha mendapatkan Nadin sebagai menantu nya.

"Permisi mbak, saya mau tanya siapa yang sudah membayarkan administrasi atas nama ibu Anya?" kata Nadin yang bertanya kepada petugas administrasi.

"Tadi ada seorang pria yang datang mbak, dan membayarkan perawatan atas nama ibu Anya" jawab petugas administrasi.

"Nah, itu orang nya mbak," petugas itu langsung menunjukkan seorang pria yang sedang menelepon sambil membelakangi nya, Nadin langsung menghampiri sosok pria yang di maksud petugasnya.

🍭🍭🍭

Wah siapa yah orang nya yang udah ngebantu keluarga Nadin? Masih menjadi sebuah teka-teki misterius wkwk

Jangan lupa tinggalin jejak Vote+Komen❤

Author sayang kalian uhuy wkwk

See you next time🦋

KenZahra [TAMAT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang