GAREIN - EXTRA PART

39.6K 3.9K 633
                                    


Sungkem dulu dong sama Baby Za, sebelum mereka jadi gede

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sungkem dulu dong sama Baby Za, sebelum mereka jadi gede.

.
.
.
.
.


"Ale, bangun!" teriak gadis yang sudah rapi dengan balutan seragam dan rambut yang dikuncir dua.

Cowok yang masih menikmati mimpi indahnya itu pun berdecak malas. Teriakan ini tak lagi asing di telinganya, karena tiap hari, paginya selalu diawali dengan teriakan kembarannya itu.

"Berisik, ah! Lima menit lagi," jawabnya malas.

"Kita udah telat, Ale, cepetan mandi, ih!" decak Adeeza.

Cowok itu menyipitkan matanya kala melihat sang kembaran tengah berdecak kesal di hadapannya.

"Panggil gue abang! Gue abang lo, kalo lo lupa," tukas Areeza.

Adeeza memutarkan kedua bola matanya malas. "Ih, masih aja ngaku-ngaku jadi abang," gumamnya pelan.

"Ngomong apa lo?"

"Nggak, nggak papa Abang. Abang sekarang mandi ya, Deeza tungguin di meja makan," titahnya, lalu melenggang pergi dari kamar Areeza.

Areeza beranjak dari tidurnya, lalu mengambil handuk di rak kecil samping kamar mandinya. Ia memasuki kamar mandi itu dengan nyawa yang sudah terkumpul.

Di sisi lain, ada Reina yang tengah menatap suaminya malas. Sudah seminggu lamanya Galang mendiamkannya tanpa alasan yang jelas. Ia tanya mengapa, tapi Galang tak menjawab. Ia lelah, tubuhnya juga akhir-akhir mengeluarkan reaksi yang tak biasa. Lebih gampang lelah, dan sensitif. Ingin sekali ia bermanja ria dengan sang suami, tapi sepertinya, Galang sudah berubah. Pikirannya kini melayang ke mana-mana. Apakah Galang sudah bosan kepadanya? Atau Galang punya selingkuhan? Reina menggeleng-gelengkan kepalanya guna menepis pikiran buruknya itu, kemudian kembali menghampiri suaminya.

"Ayo, sarapan. Udah ditungguin Deeza," ucap Reina.

"Iya," singkat Galang.

"Aku duluan, ya," pamit Reina.

Galang hanya mengangguk sebagai jawaban.

Reina keluar dari kamar dengan perasaan yang dilanda kebingungan.

Galang menatap punggung kecil istrinya itu berjalan semakin jauh dari pandangannya.

Ia menghembuskan napasnya pelan, lalu berkata dalam hati, "maaf."

***

Areeza keluar dari kamar mandi, ia bergegas mengeluarkan seragamnya dari lemari, kemudian memakainya. Ia berdiri di depan kaca rias, ia menyisiri rambutnya dengan jari-jari besarnya, kemudian menyemprotkan parfum favoritnya, yaitu parfum bayi.

Cowok berbadan tinggi dengan rahang tegas itu mengamati dirinya di depan kaca. "Makin ganteng aja gue," monolognya.

Areeza mengambil tasnya, lalu memasukkan botol parfum bayi itu ke dalam tas dan melangkah pergi dari kamar.

GAREIN [END]Where stories live. Discover now