GAREIN - 36

28.4K 4.8K 1.8K
                                    

Wanita cantik sang istri Dokter muda itu membuka matanya secara perlahan. Cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamarnya itu membuat dirinya terpaksa untuk membuka sang mata.

Reina tersenyum kala memandangi wajah tenang milik suaminya. Wajah yang selalu ingin ia lihat setiap bangun tidur sampai tidur kembali.

Tangannya terulur untuk mengelus rahang kokoh milik babanya Baby Za.

"Bangun, Sayang, udah pagi," ucap Reina seraya menepuk pelan pipi suaminya sebanyak dua kali.

Tangisan dari bayi kembar itu mulai terdengar. Reina kembali menatap wajah suaminya yang masih terlelap dengan tidurnya.

Ibu beranak dua itu turun dari ranjang dengan hati-hati agar tak menimbulkan suara. Ia tak ingin mengganggu tidur pulas suaminya.

Reina berjalan menuju ranjang Baby Za sembari mengucek pelan kedua bola matanya.

"Ulu ulu, tayangnya Buna kenapa nangis?" tanya Reina sembari melihat Baby Za secara bergantian.

"Haus, ya? Areeza sama Deeza haus, ya?" tanya Reina kembali. Ia tersenyum melihat kedua anaknya yang balapan menangis.

"Oke, Buna kasih ASI, tapi satu-satu ya, gantian." Reina menggendong Adeeza terlebih dahulu. Kemudian ia memberikan ASI-nya pada anak pertamanya.

Galang menggeliat di atas kasur guna meregangkan otot-otot badannya. Ia menoleh ke arah Reina yang tengah memberikan ASI kepada anak perempuannya.

Galang turun dari ranjang menggunakan kedua kruk-nya. Ia berjalan ke arah ranjang biru milik Areeza.

"Eh, Baba udah bangun," ujar Reina.

Galang tersenyum. "Kamu bangunnya udah lama?" tanyanya pada sang istri.

Reina menggeleng. "Enggak, kok."

Galang duduk di sofa samping Reina. "Rein, tolong Areeza-nya gendongin terus kasih ke aku. Kaki aku nggak bisa soalnya," ringis Galang diakhir kalimat.

"Maaf ya, aku ngerepotin terus," lanjutnya.

Reina tersenyum, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya. "Kamu nggak ngerepotin, kok, biasa aja ya, sama aku," balas Reina.

Galang mengangguk tak enak.

"Nih, kamu gendong Adeeza-nya dulu," titah Reina yang kemudian memindahkan Adeeza ke gendongan Galang.

Wanita absurd itu beranjak dari sofa, kemudian menghampiri anak laki-lakinya. Dengan gerakan cepat ia duduk kembali ke sofa dan memberikannya ke Galang. Sedangkan Adeeza sudah kembali ke gendongannya.

"Anak Baba kenapa nangis? Laper, ya?" tanya Galang pada Areeza.

Galang menyentuh hidung mungil Areeza dengan hidung mancung miliknya.

Pria dewasa yang dulunya berkedok nerd boy di sekolah itu menatap anak laki-lakinya dan Reina secara bergantian.

"Rein, Areeza mirip deh, sama kamu," kata Galang.

"Miriplah, kan, anak aku," jawab Reina.

"Iya, sih."

Galang menepuk pelan pantat kecil milik Areeza agar tangis anaknya itu sedikit mereda.

Reina melepaskan ASI-nya dari Adeeza. Ia kembali menaruh Adeeza ke ranjang tidurnya.

Reina merentangkan tangannya ke Galang. "Sini, sekarang waktunya Areeza minum susu," ujar Reina.

Galang mengangguk paham. Ia memberikan Areeza ke gendongan Reina.

Ibu dari bayi kembar itu kembali memberikan ASI-nya untuk anak laki-lakinya.

GAREIN [END]Where stories live. Discover now