GAREIN - 24

26.8K 4.3K 808
                                    

Sania terbangun dari tidurnya. Mimpi itu sangat terasa nyata baginya. Sampai-sampai ia meneteskan air matanya karena teringat dengan sang anak. Galang, anaknya itu berada dalam keadaan bahaya dalam mimpi buruknya itu.

"Rein-na-a," panggil Sania dengan suara yang tersenggal-senggal.

"Rei-n-na," panggilnya lagi.

Reina terbangun dari tidurnya. Ia menegakkan tubuhnya perlahan lalu menuju ke brankar Sania.

Reina mengelus punggung tangan Sania. "Iya, Bunda. Kenapa?" tanyanya halus.

"Galang, Rein," kata Sania.

"Iya, Bunda. Kenapa, Galang?" tanya Reina khawatir.

Sania tak kuat menjawab pertanyaan Reina. Ia menangis pilu dengan menghadapkan wajahnya ke sebelah kiri agar menantunya tak melihat.

"Bunda kenapa? Jangan nangis, Bunda. Galang pasti gak papa, kok," jelas Reina. Ia mencoba tuk menenangkan mertuanya.

Reina duduk di kursi samping brankar, lalu memeluk lengan Bundanya dari samping.

Ibu hamil itu tak lama juga ikut meneteskan air matanya. Suaminya tak ada kabar, ibu mertuanya sakit. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Bahkan, untuk melangkah saja ia susah. Berat badannya semakin bertambah. Tak seperti biasanya, mulai dari kandungannya yang berusia 7 bulan itu perutnya kian membesar.

"Aku rindu kamu, Galang. Rindu sejauh kamu berada. Susah digapai, terlihat pun tidak."

***

Rina dan Jasmine baru saja sampai di rumahnya. Mereka berniat untuk membersihkan diri dan membawa pakaian untuk beberapa hari untuk di rumah sakit nanti.

"Na, Mama mandi dulu, ya," ujar Jasmine sembari berjalan ke kamar mandi.

"Iya, Ma!" jawab Reina sedikit berteriak.

Reina menata baju-bajunya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia butuh beberapa pakaian untuk hari-hari kedepannya dan ia juga membawa susu hamilnya.

Reina menutup tas itu dengan rapi, dan menentengnya berjalan menuju ruang keluarga. Reina akan bersantai di sana menonton televisi dengan tenang.

Rena duduk di depan televisi. Iya menyalakan tv menggunakan remot.

Ponsel Reina berdering, menunjukkan bahwa ada yang meneleponnya.

Reina mengangkat telepon itu dengan segera.

"Kenapa, Sa?"

"Lo ada di mana sekarang?" tanya Raisa cepat.

"Di rumah. Emang kenapa, sih?"

"Gue ke rumah lo sekarang!" ujarnya cepat.

Reina mengernyitkan dahinya bingung atas sikap Raisa. Sahabatnya itu seperti sedang gelisah dan mengkhawatirkan sesuatu.

"Na, lagi apa?" tanya Mama Reina yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melihat anaknya yang sedang duduk sendiri di depan televisi.

"Nonton tivi. Bosen banget, nih," jawab Reina.

"Kamu mau makan dulu?" tawar Jasmine.

Reina menggeleng. "Enggak. Nanti aja di rumah sakit, bareng sama Bunda sama Mama," jelasnya.

Jasmine mengangguk seraya tersenyum.

"Reina ...!" teriak Raisa yang berjalan memasuki rumah Reina.

Gadis cantik itu tiba-tiba langsung memeriksa keadaan Reina. Ia juga melirik televisi yang menyala itu.

GAREIN [END]Where stories live. Discover now