GAREIN - EPILOG

32.1K 4K 926
                                    

Reina mengelus surai hitam nan lebat milik suaminya. Galang, Dokter tampan itu sedang tertidur di paha Reina. Akibat menahan tangisnya selama di pemakaman tadi, kepalanya menjadi pusing dan berakhir menumpahkan tangisannya di paha Reina sampai tertidur pulas.

Reina tersenyum sembari terus menyisiri rambut lebat Galang dengan jari-jarinya. Tiba-tiba, secuplik kenangan indahnya semasa SMA bersama Galang berputar kembali. Tak terasa, sudah 6 tahun ia bersama Galang. Lebih tepatnya, hidup bersama Galang dengan berbagai macam keadaan. Ia juga tak menyangka, bahwa kehadiran Baby Za membuat hubungannya dengan Galang semakin harmonis.

Reina meletakkan kepala Galang di atas bantal dengan pelan-pelan, kemudian ia beranjak dari ranjang besar itu menuju keluar kamar. Ia ingin melihat kedua anaknya itu yang sedari tadi bermain dengan sahabatnya, Raisa.

"Balikin anak gue! Kalo lo ajakin mereka, gue bakal jual ginjal lo buat beli iPhone 12 pro max!" teriak Reina sembari menuruni tangga.

Raisa mencebikkan bibirnya ketika Reina berjalan semakin mendekat ke arahnya.

"Emang kenapa, sih? Orang gue cuma mau jajanin mereka," kesal Raisa.

"Udah deh, Sa, mereka mau gue suruh tidur siang. Mending lo pergi sana sama Mas Deo, mumpung hari libur juga, kan?"

"Iya juga, sih, tapi masa iya, gue nyusulin dia ke rumahnya?" ujar Raisa.

"Ya gak papa dong, biar antimeanstrim," jawab Reina dengan santai.

"Udah, udah sana buruan. Keburu Mas Deo dipatok ayam."

Adeeza menghadap ke Areeza, lalu berbisik. "Meleka omongin capa, sih?"

Areeza menggeleng. "Gak au, Ale gak aham," jawabnya pelan.

"Oke." Raisa mengalihkan pandangannya ke Garein Kembar.

"Mimi pulang dulu ya, nanti kita main lagi," pamit Raisa pada Garein Kembar.

Adeeza menyatukan jempol dan jari telunjuknya menjadi satu membuat bentuknya menjadi lingkaran. "Ote, Mi!"

Raisa mencium pipi gembul Adeeza, lalu Areeza.

Anak kecil laki-laki itu langsung mengelap kecupan basah dari sahabat sang mama. Ia tak suka jika dicium dengan orang selain Buna dan Babanya.

Raisa melenggang keluar dari rumah Reina.

"Una, aba ke mana?" tanya Areeza.

"Baba tidur, baba lagi sakit. Deeza sama Ale tidur juga, ya?"

"Loh, Aba akit apa, Una? Padahal, mau Ale ajakin ain bola," jawabnya lirih.

"Baba kecapekan. Makanya, Deeza sama Ale tidur, ya, biar Buna bisa jagain Baba," jelas Reina.

"Ote, Una. Yuk, kita tidul, bial Una jagain Aba. Tacian Aba, agi akit," ujar Adeeza pada Areeza.

"Ote," jawab Areeza pelan.

***

"Aba angan antelin kita ke cekolah, ya, Aba tidul aja, kan, Aba agi akit," titah Adeeza yang kemudian mengecup pipi Galang dengan sayang.

"Tepet tembuh ya, Aba," ujar Adeeza dengan senyuman terbaiknya.

Galang mengusap kepala samping kiri Adeeza dengan pelan sembari tersenyum. "Makasih ya, anak Baba yang cantik. Belajarnya yang rajin ya, kalo Adeeza belajarnya rajin, nanti Baba sembuhnya cepet," jawab Galang.

"Benel, ya? Kalo Deja belajalnya lajin, Aba tepet tembuh?" ujar Adeeza yang mencoba untuk mempercayai ucapan Babanya.

Galang mengangguk. "Bener."

GAREIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang