Part 13 : Kerja Kelompok

16 5 3
                                    

"Ternyata tak semudah itu menghindarimu."


Mencoba untuk tidak terlihat menjauh adalah hal yang menyulitkan untuk Ilana. Dia harus seolah-olah membuat batas yang berdiri dengan sendirinya tanpa Cakra ketahui. Nyatanya sulit untuk membuat itu. Dia tidak ingin membuat Cakra mencurigainya. Maka dari itu Ilana masih berbincang dengan Cakra. Itupun seputar perkuliahan saja tidak lebih. Baik Ilana maupun Cakra mereka tidak menyinggung mengenai perasaan masing-masing. Ilana tahu diri jika Cakra memiliki kekasih.

Cakra masih belum mengerti kepada hatinya. Terkadang dia membutuhkan Ilana, dan terkadang juga dia hanya menganggap Ilana sebagai temannya. Selama ini dia nyaman dengan Ilana karena gadis itu adalah pendengar yang baik dan juga mereka sering mengerjakan tugas bersama. Berdiskusi dengan Ilana adalah hal yang menyenangkan baginya.

"Lo makin sibuk ya, Na?" tanya Cakra.

"Iya. Kafe sekarang masuk di aplikasi ojek online. Jadi, lebih sibuk karena layanin juga dari driver."

"Pantesan. Lo gak mau libur dulu gitu?" Cakra menghawatirkan kesehatan Ilana yang terus saja memforsir tenaganya untuk bekerja.

"Enggak. Palingan nanti UAS gue minta libur buat ketemu Ayah sama Bunda."

"Jangan nyepelein kesehatan lo."

Kenapa lo harus peduli si? Gue tahu kita temen lama. Tapi gak usah kayak gini Cakra. Lo gak tahu kan gue harus nahan perasaan gue biar gak jatuh makin dalam. Gue juga nahan biar perasaan gue gak bisa lo tahu. Bisiknya dalam hati.

"Tenang aja. Gue selalu inget itu."

Cakra percaya pada Ilana, hanya saja sekuat-kuatnya seseorang pasti memiliki titik lelah tubuhnya juga.

Percakapan mereka terhenti karena ketua kelas mereka memberi pengumuman jika dosen mereka segera masuk ke dalam kelas. Ilana melihat Hani yang baru masuk ke kelas karena dia terlambat bangun hari ini. Untung saja dia masih selamat karena sesampainya dia di kelas, dosen mata kuliah mereka memasuki kelas juga.

Hari ini dosen mereka memberi tugas kelompok untuk membuat presentasi yang berkaitan dengan bisnis. Ilana berharap jika pembuatan kelompok akan dibuat sendiri, ternyata harapannya tak dikabulkan. Dosen tersebut yang memilihkan kelompoknya.

Perasaan Ilana mulai tak enak. Dan benar saja ketika nama dirinya disebut kemudian disusul dengan nama Cakra dan beberapa teman lainnya. Sialnya dia tidak satu kelompok dengan Hani. Jika ada Hani mungkin saja dia bisa lebih tenang menghadapi Cakra.

Mungkin beberapa waktu yang lalu hal ini adalah hal yang Ilana tunggu. Tapi, kini hanya menjadi hal yang membuat hatinya bingung lebih lama lagi dengan perasaannya yang tak kunjung menghilang.

Perasaan dari masa lalu yang tak pernah dia ungkit, tiba-tiba bersemi tanpa permisi. Menangisi harapan yang patah karena tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Kita mau kerjain kapan?" tanya Bintang, salah satu kelompok Ilana dan Cakra.

"Gue si bisa aja," jawab Cakra.

"Saran aja ini si. Mending kerjain hari ini, kita masih ada tugas lain kan?" Viona memberi saran kepada anggota kelompok lainnya.

"Oke. Gue setuju," jawab Ilana menanggapi saran Viona.

"Kerjaan lo?" tanya Cakra.

"Gue bisa izin."

"Mau di mana?" tanya Yeza. Hanya dia yang satu kelompok dengan Cakra. Terpisah dengan Samuel. Samuel menyayangkan hal itu. Dia tidak bisa memancing Cakra lagi.

Feeling From The PastDär berättelser lever. Upptäck nu