BAB 40

13.9K 931 16
                                    

"Alsa,"

"Baby girl, bangun,"

"Sudah jam tujuh," Teriak Bima di depan kamar putrinya.

"Papa masuk nih, kalau kamu nggak bangun-bangun,"

Karna tidak ada jawaban, Bima memutuskan untuk masuk ke dalam kamar putrinya. Bima takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Bima menarik kenop yang tidak terkunci lalu melangkah masuk.

Ternyata, putrinya masih meringkuk di atas kasur dengan selimut yang membalut seluruh tubuhnya kecuali kepala.

"Bangun, baby girl. Ini sudah jam tujuh. Katanya entar mau ke rumah sakit," Ucap Bima sembari. berjalan mendekati putrinya.

"Dingin, shhh,..." Racau gadis itu.

Bima yang mendengar racauan putrinya, segera membungkuk.  Tanganya terulur memegang kening putrinya, dan ia tersentak saat merasakan panas yang sangat di kulitnya.

Apa putrinya sedang demam?

"Badan kamu panas," Bima mulai panik dan khawatir.

Alsa membuka matanya sesaat, lalu menutupnya kembali, "Papa, aku dingin, pusing, badanku lemes." Keluhnya dengan suara serak.

Mendengar hal itu, Bima menjadi semakin khawatir, "Kamu demam, nak. Kita ke rumah sakit ya,"

"Nggak mau." Tolaknya sembari menggeleng lemah.

"Ka,..."

"Aku nggak mau, papa." Potong Alsa cepat sebelum sang papa melanjutkan kata-katanya.

Bima menghela nafas kasar akan penolakan putrinya yang tidak ingin ke rumah sakit. Karna tidak ingin putrinya menderita karna dema, Bima memutuskan untuk menelfon sahabatnya yang merupakan seorang dokter, untuk dang ke rumahnya memeriksa sang putri yang keras kepala itu.

Setelah selesai menelfon, Bima menarik kursi yang tidak jauh darinya untuk di dudukinya. Bima terus memperhatikan putrinya yang berbaring miring menghadap padanya dengan kedua mata yang tertutup rapat.

Sungguh, Bima tidak tega melihatnya seperti itu. Tpi mau bagaimana lagi, putrinya sangat keras kepala tidak mau menurutinya.

"Papa, kepalaku pusing." Keluh Alsa lagi, tetap dengan mata yang masih tertutup. Karna jika ia membuka matanya, sekelilingnya seperti berputar-putar.

"Nggak usah ngeluh, siapa suruh tidak mau ke rumah sakit." Sahut Bina

"Alsa kenapa, pa?"

Pertanyan itu di lontarkan oleh Kenan, yang baru saja masuk ke dalam kamar adiknya. Kenan terlihat sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Tatapannya tertuju pada adiknya yang masih meringkuk di atas kasur dan masih memakai selimut.

"Demam." Jawab Bima tanpa menoleh.

"Kenapa nggak di bawa ke rumah sakit?" Kenan terlihat panik memgetahui adiknya demam.

"Adikmu tidak mau. Padahal tadi sudah papa bujuk."

Kenan membungkukkan sedikit tubuhnya, tangannya menyentuh keningn Alsa yang terasa sangat panas. "Ke rumah sakit ya," Bujuknya pada gadis itu.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang