BAB 3

42K 3.1K 70
                                    

🖤

TENG!

TENG!

Suara bel berbunyi, menandakan jika istirahat pertama tengah berlangsung. Hampir semua murid yang berada Di SMA PELITA JAYA, berseru senang. Tak terkecuali Kelas 11 IPA 3.

Alsa menatap sekeliling, hanya tertinggal beberapa orang di ruangan karna yang lainnya sudah keluar entah pergi kemana. Alsa lalu menoleh ke teman sebangkunya yang bernama Dean. Alsa ingin mengajak Laki-laki itu untuk bersama-sama ke kantin.

"Dean, kantik yuk," ajak Alsa. Dean mengalihkan menoleh menatap Alsa, lalu mengangguk. Membuat gadis itutersenyum senang. Akhirnya ia memiliki teman yang bisa ia ajak ke kantin.

Dengan semangat, Alsa bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar dari kelasnya menuju kantin, diikuti oleh Dean dibelakannya.

"Dean jalannya di belakang gue? jalan disamping gue dong," Ucap Alsa saat memyadari jika laki-laki itu tidak berjalan di sampingnya, tetapi di belakangnya. Alsa berhenti melangkah lalu menarik tangan Dean untuk berjalan di sampingnya. Laki-laki berkacamata itu hanya pasrah Dan menurut saja.

Banyak pasang mata yang menatap keduanya. lebih tepatnya menatap pada Alsa.

Banyak pertanyaan yang ada dipikiran mereka. Setahu mereka, Alsa selama bersekolah disini tidak pernah Ke kantin. Apa lagi berjalan bersama laki-laki seperti sekarang.

Sementara itu, Alsa mendengus kesal. Jujur, ia tak suka ditatap seperti itu. "Dean, kesal deh gue sama mereka. Apa saking cantiknya gue, sampe orang pada natap gue kek gitu?" gerutu gadis dengan nada terdengar kesal.

Dean hanya tersenyum tipis saja. Ia menoleh kesamping menatap wajah gadis itu dari samping. Ia juga mengakui jika Alsa memang memiliki wajah yang Cantik.

"Gue tau kecantikan Gue memang tak ada tandingannya. Tapi gue juga nggak suka ditatap banyak orang. Gue kek penjahat tau nggak. Kek habis ketahuan maling celana dalam." Lanjut Gadis itu lagi dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.

Kekehan pelan terdengar keluar dari mulut Dean. Gadis itu benar-benar berubah. Sekarang tingkat kepercayaan dirinya berada di tingkat 100, "kepercayaan diri lo tinggi banget ya,"

"Harus dong. Kalau kata tante Syahrini, biar Cetarrr," Sahut Alsa disertai dengan tawa pelan. Begitu pun Dean yang ikut tertawa.

Keduanya sudah berada didalam kantin sekolah. Alsa menatap sekeliling, berusaha mencari meja yang masih kosong. Dan tatapannya terhenti pada satu meja tak berpenghuni yang letaknya tak jauh dari stand penjual makanan.

"Dean, kita disana aja,..." Alsa menunjuk kearah meja kosong yang ia lihat. Dean mengangguk, lalu mengikuti langkah Alsa yang sudah berjalan menuju meja kosong itu.

"Lo duduk Aja, biar gue yang pesan," Ujar Dean, "lo mau pesan apa?" Lanjutnya bertanya.

"Bakso sama Es teh aja." Jawab Alsa yang diangguki oleh Dean. Setelah itu, laki-laki berkacamata itu pun berjalan menuju stan penjual makanan untuk memesan makanan.

Alsa menarik kursi lalu duduk dengan nyaman. Sembari menunggu Dean, Alsa pun menoleh menatap kesekeliling. Ternyata sudah banyak siswa-siswi yang ingin megisi perut. Hingga semua bangku yang ada di kantin hampir terisi penuh.

Dan lagi-lagi, Alsa menemukan beberapa pasang mata menatapnya. Bukan tatapan jatuh cinta, tapi tatapan aneh, "Kecantikan Paripurna gue emang nggak ada tandingannya cuy. Di mana pun gue berada pasti selalu ditatap banyak orang." Batinnya.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Dean kembali dengan membawa 2 mangkok bakso dan 2 gelas es teh di atas nampang.

"Nih punya lo,..." Dean menyodorkan semangkok bakso dan satu gelas es teh kepada Alsa, dan langsung diterima dengan senang hati oleh gadis itu.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang