BAB 16

21.3K 1.5K 4
                                    

🖤

Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan setelah berkendara sekitar dua jam lebih. Pantai yang sangat terkenal di kota mereka.

Leon memarkirkan motornya berjejer dengan motor milik teman-temannya, di parkiran yang sudah disediakan oleh pengelolah pantai untuk para pengunjung.

"Astaga, bokong gue sakit," Gumam Alsa merasakan bokongnya yang sakit. Turun dari motor, lalu membuka helm dan menyerahkannya pada Leon yang langsung di terima laki-laki itu dan disimpan di spion sebelah kiri

"Tania sama yang lain kemana?" Tanya Alsa sembari menoleh kesekitaran, mencari keberadaan Tania dan yang lainnya.

"Sudah masuk duluan." Jawa Leon sembaru membuka helmnya dan meletakkannya di atas tangki motor. Setelah itu, Leon pun turun dari motornya berdiri di samping Alsa.

"Mentang-mentang sudah deket sama si Burung, sekarang ninggalin gue gitu aja." Gerutu Alsa dalam hati.

"Bokong sama paha gue sakit banget," Alsa kembali mengeluh, ia menepuk-nepuk paha dan bokongnya yang terasa sakit dan keram.

"Kenapa?" Leon menoleh menatap Alsa.

"Paha sama bokong gue keram kayaknya." Alsa meringis pelan.

"Sakit banget, ya?" Leon merasa bersalah pada gadis itu. Andaikan ia memakai mobil pasti Alsa tidak akan merasa kesakitan.

"Udah nggak sakit." Jawabnya berbohong. Padahal dalam hati, ia sudah mengumpati Leon berkali-kali karna sudah memaksanya untuk ikut.

"Dasar Leon nyebelin! kampret! Syalan lo Leon!!"

Setelah merasa bokongnya sudah agak mendingan, Alsa memutuskan untuk berjalan ke arah pantai, di ikuti oleh Leon di belakangnya.

Alsa langsung berseru kagum dalam hati, saat menyaksikan hamparan laut berwarna biru di depan sana. Di tambah dengan langit cerah yang juga berwarna biru, tanpa adanya awan.

"Sungguh indah ciptaanmu, Tuhan."

Menutup matanya merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, "Sejuk banget." Gumamnya dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

Beberapa saat kemudian, Alsa kembali membuka matanya. Netranya memindai sekeliling, dan ia melihat lumayan banyak orang yang sudah berada tempat itu. Ada yang sedang bermain-main air, ada yang sedang menikmati makanan dengan menggelar tikar di bawah pohon, dan ada banyak Anak kecil yang berlari-lari atas Pasir.

Mungkin karna hari minggu jadi orang-orang mengambil kesampatan untuk membawa keluarga mereka berlibur di pantai itu.

Alsa berjalan mendekati Tania yang berdiri bersama yang Lainnya. "Eh maimunah, napa Lo ninggalin gue?" Cerocos Alsa setelah berdiri disamping temannya itu.

Tania menoleh menatap Alsa, "Lo lelet, makanya gue tinggalin. Keasikan lo ya duduk di motor kak Leon," Tuduhnya dengan mata memicing.

"Nggak lah yaw. Pantat sama paha gue nih tadi sakit, makanya lama."

"Iya in."

"Tania, main air, yokk," Ajak Alsa pada temannya itu. Percuman ke pantai Jika tidak bermain air.

Bola mata Tania berubah cerah. Ia memang berniat untuk  mengajak Alsa bermain air. "Yokk lah gas. Gue juga pengen main air nih," Balasnya antusias.

Kedua gadis itu pun membuka jaket dan sepatu yang mereka pakai, dan menyimpanya bertumpuk di atas Pasir.

"GO!!" Teriak keduanya semangat sebelum berlari menuju pantai dengan kaki telanjang.

Kelima laki-laki tampan yang melihat kedua gadis itu, tersenyum tipis.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang