BAB 22

17.6K 1.3K 28
                                    

🖤

"Gue masih nggak percaya kalau laki-laki nyebelin plus pemaksa itu, sepupu lo." Kata Alsa pada Tania. Saat ini Kedua gadis itu tengah berjalan menuju perpustakaan sekolah.

"Tapi kenyataannya emang gitu, sayangku. Dia emang kakak sepupu gue." Sahut Tania.

"Siapa tau lo cuma bohong, Tania. lo cuma nggak mau hubungan percintaan kalian bocor di kalangan publik. Padahal aslinya lo sama tu laki, memiliki hubungan yang lebih spesial. Pacar misalnya."

Tania memutar bola matanya malas, mendengar karangan tak masuk akal dari Alsa. Sepertinya temannya itu sudah terkontaminasi dengan novel-novel yang sering di bacanya.

"Keknya lo kebanyakan baca novel deh, makanya jadi kek gini. Gue itu beneran sepupuan sama dia, Sa. Tanya nyokap gue kalau lo nggak percaya." Balas Tania kesal.

Berapa kali sudah ia katakan jika dirinya dan laki-laki itu saudara sepupu. Tidak ada hubungan percintaan atau apa lah itu, yang Alsa tuduhkan padanya. Iya kali ia pacaran dengan sepupunya sendiri yang sudah di anggapnya saudara kandung.

"Ya kan siapa tau aja, Tania." Ucap Alsa dengan tatapan tertuju pada sekeliling.

"Kak Leon itu kakak sepupu gue, dodol. Gue nggak mungkin suka sama dia. Dia kan sukanya sama lo, Sa." 

Ya, Leon lah yang menjadi topik pembahasan mereka.

"Kalau pun kak Leon bukan kakak sepupu gue, nggak bakalan gue suka sama dia. Gue nggak mau pertemanan kita hancur hanya karna seorang laki-laki." lanjut Tania.

"Tapi kan gue nggak suka sama dia, Tan. Jadi nggak mungkin lah pertemanan kita harus hancur." Tutur Alsa.

Kenapa sih Tania selalu berpikir jika ia menyukai laki-laki menyebalkan bin pemaksa itu? Padahal sedikit pun ia tidak memiliki perasaan pada laki-laki itu.

Meskipun ada perasaan aneh yang selalu muncul di hatinya saat berdekatan dengan laki-laki itu, tapi ia yakin itu bukan perasaan menyukai. Mungkin hanya perasaan biasa karna ia baru pertama kali mendapat perlakuan dari laki-laki lain selain Papi, Angga dan Kevin sahabatnya.

Tapi bagaimana jika yang di rasakannya benar-benar perasaan suka kepada lawan jenisnya? Hadeh, bisa berabe pikirnya.

Beginila jadinya jika gadis yang tidak pernah jatuh cinta dan berpacaran, memikirkan soal perasaan. Sumpah, Alsa tidak tahu seperti apa rasanya.

"Gue yakin sebenarnya lo itu udah suka sama kak Leon, cuma lo belum nyadar aja." Kata Tania santai.

"Ngawur lo mamunah. Mana gue suka sama sepupu lo, yang ada gue malah kesel liat dia." Balas Alsa.

"Lah, dibilangin nggak percaya."

"Eh, tapi napa selama ini lo nggak pernah bilang kalau Leon itu sepupu lo?" Tanya Alsa berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Emang lo pernah nanya sama gue?" Bukannya menjawab, Tania malah balik bertanya.

Benar juga, selama ini ia tidak pernah bertanya pada Tania tentang siapa Leon sebenarnya.

"Iya in." Ucap Alsa setelahnya.

"Kak Leon itu anaknya om gue, kakaknya papa. Nggak ada di sekolah ini yang tau kalu gue imadik sepupunya kak Leon. Eh, ada deng, sahabatnya kek Leon yang tau. Sekarang di tambah lo. Jadi sekarang ada enam orang yang tau kalau gue sama tu orang sepupuan." Jelas Alsa.

"Kenapa lo nggak mau orang lain tau kalau tu laki sepupu lo?" Tanya Alsa dengan sebelah alis terangkat.

Tania mengendikkan kedua bahunya, "Cuma males aja sih."

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang